Waktu pulang sekolah adalah saat yang selalu dinanti semua murid. Banyak siswa siswi berlalu lalang menuju gerbang sekolah, ada juga yang masih berkegiatan di lingkungan sekolah. Gabriel berjalan di koridor sekolah menuju parkiran. Dia menatap datar pemandangan dua orang siswa yang bermain lempar lemparan tas milik seorang gadis yang saat ini merengek meminta tas nya kembali.
"Kak Roy, balikin tas aku," ucap Anna mencoba menangkap tas nya yang dilempar sana sini.
"Ambil aja sendiri," Balas Roy melempar tas Anna kepada Ali. Anna cemberut karena dipermainkan, tak lama kemudian dia tersenyum kala melihat Gabriel yang berjalan kearahnya. Anna langsung menghampirinya dengan wajah meminta belas kasih.
"Kak Gabriel, aku boleh minta tolong ambilin tas aku?" ucap Anna menunjuk pada tas yang dibawa Ali. Roy dan Ali langsung berhenti saat Gabriel menatap mereka datar. Anna tersenyum kemenangan mengira Gabriel akan membalas mereka.
"Buang sekalian," ucap Gabriel pada Ali membuat mereka terkejut, terutama Anna yang tercengang dengan respon Gabriel.
"Siap"
Balas Ali semangat kemudian melempar tas milik Anna cukup jauh. Roy dan Ali melakukan tos high five dan tertawa riang lalu pergi setelah puas menjahili Anna, sedangkan Anna menatap mereka marah karena tas nya terjatuh di tanah becek yang pasti membuat tas nya sangat kotor."Kak Gabriel, aku ini adik kakak" lirih Anna menatap Gabriel terluka dengan mata berkaca-kaca. Gabriel berdecih sinis.
Gabriel menatap Anna tajam, "Lo tahu asal-usul lahirnya Lo kan? Lo itu aib dan dengan bangganya Lo ngaku keluarga gue? Know your place!" Ucap Gabriel tajam membuat Anna meneguk ludah.
"Kak Gabriel"
Gabriel mengeluarkan belatinya dan menatap Anna membunuh.
"tujuh belas cewek sekarat karena pisau ini. Lo akan jadi ke delapan belas nya. Mau gue percepat sekarang? Ucapan Gabriel benar benar mengintimidasi Anna membuatnya bergetar ketakutan.Gabriel menatap sekeliling seolah mencari seseorang, lalu matanya terkunci pada Gaia yang berjalan sendiri sambil memainkan ponselnya dan sesekali meminum Yakult ditangan kanannya. Gabriel menghampiri Gaia dan menarik tas punggungnya hingga dia mundur beberapa langkah. Sedangkan Gaia mendesis kesal dan berbalik badan menatap kesal orang yang berani menganggu aktivitasnya.
"Pulang bareng gue," ucap Gabriel santai.
"Gue bawa motor," balas Gaia cuek sambil memasukkan ponselnya kedalam saku.
"Gue nggak nanya, yok!" ucap Gabriel seenaknya menggandeng tangan Gaia dan membawanya ke parkiran. Gaia bedecak kesal mengikuti langkah kaki Gabriel.
Saat ini Gaia berada di mobil Gabriel, Gaia sudah menitipkan motornya pada Zero. Dia menikmati pemandangan kota yang berdebu dan macet, sedangkan Gabriel fokus menyetir walau terkadang mencuri pandang pada Gaia.
"Lo mau kiss?"
Ucap Gaia santai kepada Gabriel membuatnya hilang fokus dan segera menepikan mobilnya, Gabriel lalu menatap Gaia tak percaya."Lo serius?"
Tanya Gabriel mendekatkan wajahnya pada Gaia, sedangkan Gaia sendiri bingung dengan reaksi Gabriel yang berlebihan, Gaia mengangguk ragu kemudian menyodorkan permen kiss pada Gabriel. Gabriel mendengus kesal, menatap permen itu datar dan menjalankan kembali mobilnya tidak menerima permen merah yang Gaia diberikan."Lo kenapa sih?" Gaia heran dengan sikap Gabriel yang seperti merajuk, dia berpikir keras dan tak lama kemudian tersenyum geli.
"Lo mikirnya kiss yang lain ya?" Ucap Gaia jahil membuat Gabriel memalingkan wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENCURI PERAN (Terbit)
FantasíaTransmigrasi Setiap langkah yang Raquel pijak pada lantai koridor sekolah selalu membuatnya menjadi pusat perhatian semua orang. Semua tentang Raquel selalu menjadi topik pembicaraan. Raquel dikagumi sekaligus ditakuti. Dia cantik, pintar d...