Gaia berjalan santai menuju kelasnya, di sepanjang koridor banyak pasang mata yang menatapnya dan tentu saja karena video yang disebarkan pak Reno. Bahkan mereka membandingkan dirinya dengan Anna.
Ting
Gaia membuka ponselnya, sebuah pesan masuk dari grup sekolah yang menunjukkan hasil seleksi, Gaia tersenyum puas melihat hasil nilai seleksi.
Anna: 75
Gaia : 100Gaia memasukkan ponselnya ke saku bajunya saat sudah didepan kelas, lalu dia menendang pintu kelasnya kuat dan membuat semua pasang mata mengarah padanya. Mereka menatapnya tercengang tak percaya setelah menerima pengumuman pemenang seleksi, seorang Gaia yang terkenal bodoh itu mendapat nilai sempurna dan bahkan mengalahkan Anna.
Mata Gaia mengamati sekitar lalu pandangannya jatuh pada Sinta yang saat ini bergerak gelisah, Gaia menyeringai lalu menghampirinya sedangkan Sinta menatap Gaia was was. Gaia menarik paksa tas milik Sinta dan melemparkannya keluar jendela,
"Kelas baru Lo ada di MIPA 6."Semua orang terkejut terutama Sinta, XI MIPA 6 itu tempatnya anak buangan bahkan jumlah muridnya hanya 20 anak. Sinta lalu menatap Gaia marah.
"Maksud Lo apa! G-gue gak mau pindah, lagian taruhan itu c-cuma main main,"
Ucap Sinta tergagap karena tatapan tajam Gaia."Taruhan kemarin disaksikan langsung oleh Bu Sera dan disetujui oleh beliau, jadi sekarang Lo keluar sendiri atau perlu gue seret?" ucap Gaia datar membuat Sinta terdiam, dia sama sekali tidak mau beranjak dari tempat duduknya. Gaia memutar bola mata, lalu menarik kerah seragam Sinta dan menyeretnya keluar kelas. Tidak ada yang membela atau membantu Sinta, kali ini mereka dipihak Gaia.
Sinta menangis dan menatap Gaia permusuhan, " gue benci Lo hiks! Gue akan bales, hiks awas aja!"
"Gue tunggu,"
Balas Gaia datar lalu menutup pintu kelas, dia berbalik dan semua siswa masih menatapnya tercengang."Gaia Lo hebat," ucap Tom sambil mengacungkan kedua jempol nya.
"Akhirnya gak ada Sinta, gedeg gue sama tingkahnya,"
"Congrats Gaia,"
"Baru kali ini kelas MIPA 3 ada yang mewakili olimpiade," ucap Rea dengan berbinar.
Gaia tersenyum simpul, lihatlah mereka yang dulu membencinya, sekarang malah berbalik memujinya. Gaia menghampiri tempat duduknya lalu mengernyit heran melihat wajah murung Maudy, seharusnya dia senangkan karena sahabatnya menang.
"Lo kenapa?" ucapan Gaia membuat Maudy mendongak menatapnya.
"Ardan putusin gue. Heran banget kan? Padahal biasanya dia yang gak mau diputusin," ucap Maudy lemas, Gaia memutar bola mata malas.
"Dia gak baik buat Lo," ucap Gaia. Maudy menghela napas panjang lalu menidurkan kepalanya di meja, dan Gaia langsung mengelus pelan rambutnya.
"Panggilan untuk Gaia Alexandra dan Gabriel William selaku peserta olimpiade, segera pergi ke perpustakaan!"
Gaia berdiri dari duduknya dan berjalan menuju perpustakaan setelah mendengar pengumuman dari suara speaker sekolah.
__✿__
Kelas XI IPS 1 saat ini jam kosong karena pak Reno yang seharusnya mengajar, sedang menjadi guru pengawas untuk kedua murid yang ikut seleksi olimpiade. Semua murid kelas ini sedang heboh dengan rekaman seleksi yang menunjukkan perbedaan jelas Gaia dengan Anna, dan mereka semakin terkejut saat melihat nilai Gaia yang sempurna.
Begitu juga dengan Zayn, Gio dan Ace yang menatap tak percaya pada ponsel yang memperlihatkan nilai Gaia dan Anna.
"Gaia pasti curang, diakan memang selalu begitu. Mustahil banget dia dapat nilai sempurna sedangkan Anna cuma 75, atau mungkin jawaban mereka tertukar," ucap Gio masih tak percaya sedangkan Ace menatap Gio tak suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENCURI PERAN (Terbit)
FantasyTransmigrasi Setiap langkah yang Raquel pijak pada lantai koridor sekolah selalu membuatnya menjadi pusat perhatian semua orang. Semua tentang Raquel selalu menjadi topik pembicaraan. Raquel dikagumi sekaligus ditakuti. Dia cantik, pintar d...