Pagi ini disebuah mansion di tengah hutan dengan dua penghuninya yang berbeda jenis kini sedang bercekcok sengit, lebih tepatnya Tina yang selalu memancing amarah Xeon dan menyebabkan keributan.
"Xeon kapan kamu akan menceraikan istrimu dan menikahi ku?! Kamu pernah berjanji akan tinggal serumah dengan Anna dan aku sebagai istri sah kamu!!" Pekik Tina pada Xeon yang masih sibuk berkutik dengan computer nya.
"Kamu bisa nggak sih ngertiin aku!perusahaanku saat ini sedang kacau Tina! Aku akan tepati janjiku untuk menikahimu dan merawat Anna dengan benar setelah perusahaan membaik." Ucap Xeon menahan emosi
"Merawat Anna dengan benar kamu bilang? Bahkan Gabriel anak kamu saja tidak mau mengakui Anna, dia harusnya menerima Anna sebagai adiknya dong, kamu sih tidak mendidiknya dengan benar. Jacson saja lebih baik merawat Anna daripada kamu yang ayah kandungnya." Balas Tina menggebu-gebu.
Brak!
Xeon menggebrak meja keras menyalurkan emosinya membuat Tina terkejut.
"Jangan bahas dia lagi Tina! Ingat Sekarang kamu itu milikku, jangan pernah kamu berhubungan dengannya lagi!" Ucap Xeon murka"Ya makanya kamu bilangin ke Gabriel agar bersikap baik pada Anna!"
Xeon menghela napas sabar.
"Iya nanti aku suruh Gabriel memperlakukan Anna dengan baik selayaknya saudara." Balas Xeon membuat Tina tersenyum puas.Ting tung!
Suara bel rumah berbunyi. Tina mengintip dari balik jendela melihat siapa orang yang datang berkunjung ditempat yang terpencil ini. Matanya membola tak kala melihat dua orang polisi dan beberapa wartawan dari balik pintu. Tina langsung menatap Xeon marah.
"Kamu memanggil polisi?!" Bentak Tina membuat Xeon terkaget.
"Apa maksudmu?" Balas Xeon kebingungan.
Tina cemas, tanpa pikir panjang dia mengambil kunci mobil diatas meja dan pergi dengan mobilnya keluar dari gerbang belakang mansion. Dengan amarah yang menggebu-gebu dia mengangkat ponselnya menghubungi seseorang.
"Jackson! Kamu yang melaporkanku kepolisi kan?! Sudah kubilang jangan macam-macam denganku Jack, kamu tahu aku bisa saja menghancurkan rumah tangga mu. Alma itu sangat naif, aku yakin jika dia disuruh memilih antara aku kakaknya atau kamu suaminya pasti dia akan memihakku."
"Kamu juga tahu kalau saya tidak pernah peduli dengan omong kosong mu jadi berhenti menghubungiku! Dan Tina saya tidak pernah mengundang polisi."
__✿__
Saat ini Gaia duduk di mobil dengan Jacson yang mengemudi. Gaia bersenandung kecil karena suasana hatinya yang cukup baik setelah mendapat kabar dari Zero kalau Tina dalam pencarian polisi. Sedangkan Jacson masih termenung dengan pikirannya.
"Gaia!" Seru Jacson. Gaia menoleh
"Jika kakak-kakakmu mengganggumu lagi bilang saja ke papah!" Ucap Jacson tegas. Sejujurnya dia masih memikirkan ucapan Gabriel, sebagai seorang ayah Jacson tidak ingin semua anaknya berselisih.
"Aku tidak punya kakak, papah."
Jacson menghela napas. Putri bungsunya ini seperti tidak ingin berbaikan dengan kakak-kakaknya.
"Kamu yang melaporkan Tina ke polisi?" Tanya Jacson mengganti topik pembicaraan.
"Iya, aku juga memanggil wartawan. Bukan salahku papah, salahkan Anna yang tidak mau pergi dari keluarga kita. Aku hanya sedikit menekannya." Ucap Gaia membuat Jacson menatapnya lama.
"Papah marah?"
Jacson menggeleng kemudian mengecup kening Gaia singkat dan mengelus rambutnya membuat Gaia tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENCURI PERAN (Terbit)
FantasyTransmigrasi Setiap langkah yang Raquel pijak pada lantai koridor sekolah selalu membuatnya menjadi pusat perhatian semua orang. Semua tentang Raquel selalu menjadi topik pembicaraan. Raquel dikagumi sekaligus ditakuti. Dia cantik, pintar d...