Di pagi yang cerah dengan udara sejuk yang senantiasa memberikan ketenangan bagi seorang gadis cantik yang kini berdiri diam di balkon kamarnya. Menatap rindu pada figura ditanganya. Figura yang berisikan foto seorang anak kecil dengan ibunya tersenyum bahagia.
Dia Raquel Katie Caesar, gadis remaja 18 tahun yang kini duduk di bangku sekolah kelas XII. Dia memiliki mata emerald dan rambut coklat sangat berbeda dengan keluarganya yang berdarah Asia. Yah, dia hanya anak angkat keluarga Caesar.
Raquel yang manis, cantik dan penurut membuat keluarganya menjadikannya sebagai anak kesayangan. Dia sekarang memiliki keluarga lengkap, dia punya orang tua yang perhatian juga satu kakak laki-laki yang seumurannya."Bunda tahu betapa terkejutnya El saat bunda pergi tiba tiba, sampai saat inipun El masih ingat jelas." ucap Raquel seraya meraba foto seorang wanita cantik yang berstatus ibu kandungnya.
Raquel kecil yang saat itu berusia 7 tahun melihat bundanya kecelakaan di depan mata kepalanya sendiri, dia kaget setengah mati melihat sekujur tubuh bundanya berlumur darah. Raquel memegang tangan dingin ibunya dan menangis histeris.
"Bunda bangun! El sendirian bunda. Ayah udah pergi, bunda jangan ikut ayah"Derap langkah seorang wanita dewasa menghampiri ibunya dan mengaku sahabat dari sang ibu. Anika, dia yang membawa ibu Raquel ke rumah sakit. Mereka berdua menunggu dengan cemas, hingga kecemasan itu berubah menjadi duka saat bunda Raquel dinyatakan meninggal.
Raquel menatap kosong jasad bundanya. Bagi anak kelas 1 SD yang belum mengerti apa itu kematian, tapi Raquel berbeda, dia terlalu cerdas dari anak seusianya. Dia paham betul kalau bundanya tidak akan bangun untuk selamanya.
Anika yang melihatnya langsung menghampiri dan berjongkok didepan Raquel, dia memegang kedua tangan mungil anak kecil itu.
"Nama kamu Raquel kan? Sekarang Raquel tinggal bareng Tante aja gimana?"
Acap Anika lirih sambil menatap mata bulat berair milik Raquel. Raquel mengalihkan pandangannya."Aku baru sekali bertemu bibi, mana bisa aku satu rumah dengan orang asing," ucapan Raquel membuat Anika terkejut, ucapannya memang sedikit pedas tapi Anika lebih fokus pada ucapan Raquel yang cukup dewasa untuk anak seusianya.
Anika tersenyum lalu menunjukkan sebuah foto yang berisikan dirinya dan bunda Raquel saat SMA.
"Sekarang kamu percaya?"Raquel mengangguk mantap lalu menggandeng tangan Anika.
"Aku percaya, sekarang ayo kita pulang bibi""Mommy bukan bibi"
"Iya iya Mommy"
__✿__
Raquel saat ini berjalan di koridor sekolah dengan tatapan angkuh dan tajam kepada sekitar, tanpa memperdulikan orang lain yang menatapnya dengan berbagai tatapan
" Liat tuh dia, anak pungut aja belagu"
"Sombong ya mukanya"
" Sok cantik banget"
" Pacar gue kemarin bilang suka sama dia tau"
"Iih dasar pelakor"
"Kalau bukan karena keluarga Rey, dia pasti udah jadi gembel"
Raquel yang diadopsi oleh keluarga konglomerat membuat mereka iri dan benci apalagi sikap cuek Raquel membuat dia susah berteman. Raquel terus berjalan dengan tatapan datar tidak menghiraukan mereka sama sekali. Dia sangat menjaga image baiknya didepan umum. Dia tidak ingin mommy nya kecewa dengannya jika dia sampai masuk BK.
"Cih, kalau bukan disekolah, udah gue hadepin satu satu." Batin Raquel.
Raquel bukan orang baik yang akan dengan senang hati memaafkan mereka, jika ada waktu senggang, dia akan mengusahakan untuk membalas mereka dan tentunya bukan didepan umum.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENCURI PERAN (Terbit)
FantasyTransmigrasi Setiap langkah yang Raquel pijak pada lantai koridor sekolah selalu membuatnya menjadi pusat perhatian semua orang. Semua tentang Raquel selalu menjadi topik pembicaraan. Raquel dikagumi sekaligus ditakuti. Dia cantik, pintar d...