Kenalan lagi

32.8K 3.1K 155
                                    

Gaia berlari melewati jalanan yang masih terlihat sepi karena waktu masih menunjukan pukul lima pagi. Beberapa kali keringat menetes dari dahinya. Dia berhenti sejenak dengan napas terengah-engah sambil melihat Gabriel yang sudah berlari jauh darinya. Ini karena ide Gabriel yang mengajaknya joging pagi menuju sebuah danau yang agak jauh dari mansion nya dikala dia mengantuk berat.

Gaia menendang batu kecil disekitarnya karena kesal. "Huh kenapa nggak pakai mobil aja sih. Awas aja kalau kaki gue keram, gue patahin kaki lo!" Gumam Gaia menatap Gabriel sengit lalu kembali berlari mengejar langkah Gabriel yang semakin jauh.

Sedangkan Gabriel sudah sampai di tepi danau tertawa kecil melihat Gaia yang berlari dengan langkah malas. Setelah sampai dia langsung duduk di rerumputan seraya mengatur napas.

"Capek ya?" Balas Gabriel dengan tak berdosanya seketika mendapat tatapan sengit dari Gaia. Gaia mengambil kerikil kecil dan melemparkannya pada Gabriel dengan penuh dendam. Gabriel tertawa puas lalu ikut duduk dan mengacak rambut Gaia.

Karena masih terlalu pagi, udara sangat sejuk dan sepi. Suasana pun hening, mereka diam tidak berniat bersuara. Gaia yang masih sibuk mengatur nafas dan Gabriel hanya diam menatap Gaia.

"Udah mendingan?" Tanya Gabriel tiba-tiba

"Apanya?" Balas Gaia heran

"Yang tadi malam lo nangis. Yakin gak mau cerita?" Ucap Gabriel lagi. Gaia masih terdiam.

"Gue pacar lo asal lo tau." Balas Gabriel sewot membuat Gaia tertawa pelan

"Udah tau."
Gabriel terkekeh. Keadaan kembali sunyi

"Semalam gue mimpi buruk, kakak gue nangis didepan makam gue." Ucap Gaia memulai cerita

"Si bajingan tiga itu lo tangisin?!" Balas Gabriel dengan tatapan tak percaya. Gaia menatapnya ngeri. Padahal kakak yang dimaksud Gaia adalah Rey, kakaknya di dunianya dulu saat menjadi Raquel bukan Venus, Zayn dan Gio yang dimaksud Gabriel.

"Bukan mereka, tapi kakak tiri gue di dimensi lain sebelum gue jadi Gaia, orang yang paling gue sayangi setelah orang tua gue."  Balas Gaia bernostalgia

Gabriel menatap Gaia lama.
"Gue baru tahu kalau lo dulu punya kakak. Lo curang!" Ucapan Gabriel membuat Gaia mengernyit.

"Curang gimana?"

"Lo tahu tentang kehidupan gue tapi gue sama sekali nggak tau tentang lo, bahkan nama asli lo aja gue nggak tahu." Jelas Gabriel protes

"Ooh. Lo nggak nanya." Balas Gaia santai, seketika ditatap Gabriel sengit.

Gaia tersenyum puas lalu mengulurkan tangannya.
"Kenalin nama gue Raquel," ujarnya

Gabriel menyambutnya tangan Gaia tersenyum puas. Setelahnya Gaia melepaskan jabatan tangannya.

"Raquel!" Seru Gabriel, Gaia refleks menoleh

"Apa?" Balas Gaia

"Raquel.... Raquel... Raquel," ucap Gabriel lagi membuat Gaia bingung

"Apaan si!"

"Ga ada, cuma pengen manggil aja. Gue penasaran gimana kehidupan lo di sana." Balas Gabriel tiba-tiba membayangkan, dia langsung menatap Gaia saat membayangkan sesuatu yang buruk. "Lo disana nggak punya pacar kan? atau lo suka sama cowok? Sedekat apa lo sama kakak tiri lo sampai dia jadi orang yang paling lo sayangi, lo ngga suka sama dia kan?! Tanya Gabriel dengan tidak sabaran sampai menangkap kedua pipi Gaia.

"Pftt hahaha!" Seketika tawa Gaia menggelar sedangkan Gabriel masih menatapnya tajam, Gaia berhenti tertawa.

"Gue saayang banget sama Rey, karena dia kakak gue, jadi lo gausah berpikiran konyol. Asal lo tau, lo pacar pertama gue." Ucap Gaia dengan jujur.

MENCURI PERAN (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang