Rion menyambar tas ransel dan bergegas meninggalkan kursi. Belum juga melangkah, seorang murid perempuan sudah menghalanginya.
Carol membusungkan dada terang-terangan di hadapan Rion. Dengan wajah cantik penuh polesan dan bulu mata yang ketebalannya sungguh mengerikan itu, Carol menyapa Rion dengan senyum ceria. "Hai! Liburan lama banget nggak ketemu elo, kulit lo makin tanning aja. Kapan-kapan berenang bareng yuk."
Rion tidak menjawabnya. Tatapannya melewati kepala Carol, pada Dani yang dilihatnya masih mengobrol dengan dua murid perempuan.
"Hello? Rion?" Carol mengibas tangan di depan mata Rion. "Gue masih di sini. Anyway, Sabtu ini gue bikin party di rumah gue. Temanya K-pop Ngepop. Lo dateng ya. Semua orang bakal dress up jadi idol K-pop. Bakalan seru!"
"Yaayyy ...," Irvin pura-pura bersorak girang dari mejanya. "Kenapa nggak tema Halloween aja, Car? Gue bisa dress up jadi Edward Cullen versi sekarat."
"Diam, Warga BPJS. Elo nggak diundang. Cuma cool kids yang boleh dateng ke party gue."
"Dia?" Irvin menunjuk Rion sambil tertawa pelan. "Cool kids?"
Carol kembali pada Rion. "Abaikan dia, Darling. Pokoknya elo harus dateng ya. Nggak ngerti K-pop nggak masalah, gue kasih bocoran dikit: dengan lesung pipi lo yang gemesin dan ekspresi lo yang dingin-dingin misterius itu, elo bisa jadi Jaehyun NCT."
"Nggak tertarik." Rion melewati Carol begitu saja. Dan Irvin tertawa di mejanya.
Di kejauhan sana, Dani mulai terlihat berpisah dengan kedua temannya. Kedua temannya membeli makanan, sementara Dani berjalan mencari kursi kosong di kantin.
Rion semakin mempercepat langkahnya.
Hanya untuk kembali dihalangi seorang murid perempuan. Lagi.
Kali ini tidak ada yang sengaja membusungkan dada atau mengerjapkan bulu mata setebal gorden jendela. Sila hanya tersenyum manis di depan Rion, dan Rion berhasil dibuatnya berhenti sejenak.
"Hai. Baru dateng? Kamu melewatkan upacara bendera yang menghebohkan tadi pagi. Pak Darto pingsan waktu nyanyi Indonesia Raya."
Rion hanya merespon dengan senyuman kecil. Kadang-kadang, ia mengutuk ketidakluwesannya dalam menghadapi manusia yang mencoba bersahabat dengannya.
"Tadi aku liat Carol ngobrol sama kamu," lanjut Sila. "Pasti soal party-nya. Kamu bakal datang?"
"Enggak."
Sila memberi tatapan sedih. "Bahkan hari Sabtu juga latian?"
"Bahkan setiap hari. Termasuk minggu."
"Kalau kamu berubah pikiran, kita bisa berangkat bareng—"
Rion mendengar siulan kecil dari belakang sana, yang bisa ia tebak berasal dari Irvin.
"—aku juga nggak tau apa-apa soal K-pop, mungkin aku bakal dress up jadi penyanyi country dan Carol tetap nggak akan bisa bedain."
Rion tersenyum tipis lagi pada Sila. "Akan aku pikirkan. Tapi 99% nggak akan pergi." Ia kembali mengedarkan mata untuk mencari Dani, dan terpaku.
Seorang siswa laki-laki bertubuh tinggi besar dengan jaket tim basket sekolah mengejar Dani, menyapanya dengan akrab, lalu berjalan bersamanya membelah keramaian kantin. Siswa itu, Gordon, mengucapkan sesuatu dan Dani berhasil dibuatnya tertawa.
"Gordon?" Sila rupanya memandang ke tempat yang sama. Senyumannya bahkan melebar. "Yup, sekarang semua orang tau siapa 'you' yang dimaksud Gordon di feed Instagramnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
I Don't Love You Anymore
RomanceSatu saat nanti, aku akan berhenti mencintai kamu. [CERITA INI DILARANG DIPLAGIAT]