Enggak, Dani enggak tau apa-apa soal ciuman di UKS. Dan Suster Kepala juga enggak cepu.
Dan, iya, sosok yang di prolog itu emang Dani.
#DaniNackal
Warning 🔞 : steamy scene 🔥🐿
***
Rion bisa merasakan keraguan Dani dalam membalas ciumannya. Hal itu membuatnya sedikit menarik diri. Basah bibir Dani masih melekat padanya, saat Rion mendekatkan kedua ujung hidung mereka dengan segenap pengendalian diri yang masih ada.
Dani berbisik. "Seperti ini rasanya? Ciuman di UKS."
"Kurang lebih."
"Kenapa aku nggak pernah tahu?" bisik Dani lagi. "Kalau ciuman pertama aku ternyata berasal dari kamu."
"Aku minta maaf."
"Karena ciuman?"
"Karena semuanya." Rion memejamkan mata. "Karena aku gagal menganggap kamu adik, karena aku memilih pergi jauh daripada menemani kamu, karena aku pikir semua ini bakal lebih mudah buat semuanya, tapi ternyata aku cuma nyakitin kamu."
Tangan Dani menyentuh lengan Rion, usapannya turun hingga ke pergelangan tangannya, lalu menariknya untuk kembali merangkum kedua pipinya. Kedua mata Rion berhenti memejam, lalu bertemu dengan sepasang mata indah yang tidak pernah gagal menaklukkannya selama bertahun-tahun.
"Kamu tinggal di sini sama aku." Rion menunduk untuk mengecupnya lagi. Dan kali bibir Dani terbuka menyambutnya. Kedua tangan itu melingkar memeluk pundaknya dan tubuh itu masuk ke dalam pelukannya.
Denyut nadi Rion kian cepat. Sepenuh dirinya menginginkan Dani lebih banyak, lebih lama, dan lebih serakah. Satu tangannya mendorong pintu di samping untuk membuka, lalu ditariknya Dani memasuki kamar.
Pintu berdebam kencang terempas punggung Dani dan jari Rion meraba-meraba mencari selop pintu untuk menguncinya. Sejenak tautan bibir mereka terlepas dan Rion mengatur napas.
"Kalau kita nggak berhenti sekarang—"
Dani mendorong kemeja flanel lepas dari bahu Rion. "Kamu mau berhenti?"
"Maksud aku, kalau kamu mau kita cuma—"
Dani membuang kemeja itu ke bawah. "Cuma apa?" Tatapnya terengah. Kemudian menunduk untuk melepaskan sendalnya. "Kamu juga harus lepas sepatu boot kamu."
Rion mengerjap disorientasi. Meski akhirnya membungkuk juga untuk membuka ikatan tali sepatunya yang mengganggu, lalu menendang alas kaki itu hingga terpental jauh.
Lengan Dani membungkus lehernya dengan cepat dan hidung mungil itu beradu dengannya. "Tadi kamu bilang apa?"
Senyum Rion merebak. "Sebelum aku melakukan sesuatu ke kamu, setidaknya aku harus tahu, bahwa kamu punya perasaan yang sama. Aku nggak mau ... kamu melakukan ini karena bingung, atau karena cuma dorongan sesaat."
Dani mengangguk berpikir. "Kamu belum baca Whatsapp Adam."
Ponsel itu hanya sejauh genggaman tangan, jika saja Rion mau menarik lepas tangannya dari pinggang Dani, lalu memutar ke saku belakang celana.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Don't Love You Anymore
RomanceSatu saat nanti, aku akan berhenti mencintai kamu. [CERITA INI DILARANG DIPLAGIAT]