Dani meletakkan cangkir susu cokelat panasnya di tembok pembatas area evakuasi lantai dua. Ia menyandar di sana, menatap pelataran parkir yang sepi pada sore hari ini. Sisa-sisa hujan masih membasahi bumi. Memberi sentuhan rasa sepi yang kelam.
Pintu tangga darurat terbuka, dan Dani mendengar derap langkah mendekatinya dari belakang.
"Nenek suruh saya datang ke sini untuk minta maaf."
Dani menoleh malas.
Sudah tiga jam semenjak pria bernama seperti pemeran utama telenovela itu meninggalkan Primrose bersama Ibu Ratih, dan dia kembali lagi pada sore menjelang malam ini, masih dengan setelan jas rapi yang sama.
"Sudah minta maaf sama staf di depan?" Dani menyesap susu cokelatnya.
"Sudah." Jawabnya setengah hati. "Saya juga sudah bagi-bagi kue ulang tahun. Sesuai instruksi nenek."
"Cuma kue? Bukan ... uhuk, uhuk," Dani pura-pura batuk. "Kalung emas? Atau berlian?" Mengingat Ibu Ratih adalah pengusaha perhiasan.
Wajah Sergio berubah kaku tanpa ekspresi.
"Lo nggak ngerti bercanda ya?" Dani memandangi sosok tinggi itu dengan saksama. Posturnya kaku seperti robot. Rambutnya sedikit ikal dan disemir rapi. Nyaris tidak ada lipatan lecek di setelan jas mahalnya. Dan tatapan mata pria itu kelihatan waspada terhadap tembok-tembok area evakuasi yang sedikit berlumut, seolah jijik.
"Jadi? Permintaan maaf saya diterima atau enggak? Saya masih ada acara, nggak bisa lama-lama di RS—maksud saya, yayasan ini. Kalau sudah diterima, saya mau pulang."
"Ini mau minta maaf, apa ngajak berantem sih?"
"Maaf."
"Permintaan maaf nggak diterima. Belajar sopan santun dulu ya, Pak." Dani mengedikkan kepala ke pintu tangga darurat. "Silakan."
"Kalau gitu sampai jumpa lagi ...," Tatapan pria itu menyapa kartu pengenal di dada Dani. "Danika."
"Jangan lupa intan berliannya. Saya nggak doyan kue." Kemudian kembali berbalik menyandarkan perut di tembok pembatas, memandangi pelataran parkir yang masih diguyur hujan gerimis.
Sekonyong-konyong begitu pintu tangga darurat ditutup, Dani tertawa pelan. Ia mengeluarkan ponselnya untuk mulai menelepon seseorang. Barangkali untuk menceritakan pertemuannya dengan pria bernama telenovela padahal berwajah Asia, atau mungkin hanya sekadar menghabiskan sisa sore ini dengan mengobrol.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
I Don't Love You Anymore
RomanceSatu saat nanti, aku akan berhenti mencintai kamu. [CERITA INI DILARANG DIPLAGIAT]