apple and letter

358 57 13
                                    


Bella duduk di tangga menahan tangisannya agar tak turun, dia merias selama dua puluh menit dan dia tak akan membiarkan air matanya itu merusak wajahnya. Dia bisa mendengar dan merasakan hatinya pecah karena palu tak kasat mata dari Sirius dan Marlene, ia mengutip satu demi satu pecahan itu. Pecahan itu terlalu banyak, tangannya terluka. Ia terduduk menunduk di dalam ruang gelap gulita.

Tangan dingin menyentuh pundaknya membuatnya terkejut "Hey" suara Regulus menenangkan dirinya ia bernafas lega.

Regulus datang dalam ruangan gelap itu.

"Kau tak berdansa?" tanyanya, Bella mencoba untuk menutupi kesedihannya "Tidak, kau?" tanya Bella balik Regulus menggeleng sambil tersenyum lembut.

Regulus datang ke dalam ruangan gelap itu, ia melihat Bella yang duduk dengan serpihan hatinya yang pecah berserakkan dimana-mana.

"Kau tampak seperti putri kerajaan" ujar Regulus membuat Bella tersenyum.

Bella menghadap ke arah Regulus yang diam mengamatinya.

"Sebenarnya, aku baru saja di campakkan" kata Regulus "Benarkah?" tanya Bella kepadanya "Tidak" balas Regulus. "Ayolah Regulus" ucap Bella "Aku mengajak seorang gadis ke pesta dansa ini, ia menolak. Aku mengajaknya tiga kali dan dia menolaknya empat kali" ujar Regulus tak menatap mata Bella, Bella tertawa "Itu tidak lucu Bella" kata Regulus tetapi ia juga tertawa.

"Aku juga baru dicampakkan, sepertinya" ucap Bella menunduk "Benarkah?" tanya Regulus, Bella mengangguk "Sekarang dia sedang menari dengan sahabatku" ujar Bella.

Regulus mulai duduk, ia memperlihatkan pecahan dari hatinya juga.

"Mau berdansa dan melupakan dengan pria brengsek itu?" tanya Regulus. Ide licik muncul di benak Bella, jika ia menerima ajakan Regulus dia akan membuat Sirius marah, ombak kemarahan akan menyeret Sirius dan menenggelamkan nya di laut lepas seperti apa yang Bella rasakan sekarang. Ia mengangguk dan berdiri bersamaan dengan Regulus. Dia tak tahu apa reaksi teman-temannya soal Bella yang menari dengan adik kandung Sirius.

Regulus menarik tangan Bella, mengeluarkannya dari ruang gelap meninggalkan segala pecahan hatinya di lantai.

Lantunan musik berdansa sepertinya berganti. Regulus mengambil tangan Bella menaruhnya di pundaknya dan menaruh tangannya di pinggang Bella, mereka mulai berdansa "Kau tak tahu cara berdanda?" tanyaku kepada Regulus kami sibuk menatap kaki kami mencoba menari dengan seirama "Aku berlatih selama tiga hari Bella" ujarnya.

Mungkinn Bella yang tak bisa berdansa, ia tertawa. Akhirnya gaun dan riasannya tak sia-sia. Tetapi Regulus bukanlah pangeran, dia hanya tukang roti yang menjadi salah satu tamu pesta dansa.

Disudut ruangan, aura hitam mulai terlihat. Tatapan tajam dari pangeran bertemu dengan tuan putri juga sang tukang roti itu yang tengah berdansa sambil tertawa.

Ia mengatupkan rahangnya menahan amarah. Benar kata Bella, Sirius terhanyut dan tenggelam di lautan kemarahan juga kecemburuan. Ia meneguk minumannya dan menaruh gelasnya di atas meja.

Jika tatapan bisa membunuh Regulus dan Bella akan tergeletak tak bernyawa di atas lantai dansa. Ia mau mau saha merampas Bella dari Regulus dan mengusir Regulus dengan kasar.

Arabella p.o.v

Aku berdansa dengan Regulus, aku memikirkan bagaimana Sirius terseret dalam lautan kemarahan.

Lantunan musik berhenti "Aku akan mengambilkan minuman" ujar Regulus. Aku duduk di suatu meja dan menunggu Regulus. Mataku mengelilingi ruangan ini mencari keberadaan Sirius tetapi aku malah menemukan Marlene yang duduk dengan Mary, Dorcas, dan yang lain.

Dead Stars [Sirius Black] complete✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang