Silly

826 101 7
                                    


Kami berjalan dengan tenang, hidung Sirius sudah tak berdarah lagi sekarang. Kami mencoba untuk tak dilihat atau ditangkap oleh guru-guru yang lewat seperti Profesor Flitwick yang tiba-tiba keluar dari toilet.

Sesaat kami sampai di dapur banyak peri rumah yang menyambut, aku mengambil sebuah apel dan Sirius hanya mengambil satu potong roti. Kami memutuskan untuk duduk di depan lapangan latihan quidditch melihat James yang menjadi chaser. Dia sangat terobsesi dengan quidditch seakan quidditch itu hidup dan matinya.

Sirius p.o.v

Kami menikmati makanan yang kami ambil dari dapur tadi sambil menonton latihan quidditch tanpa diriku.

Aku mengunyah roti itu sambil melamun entah apa yang kupikirkan tetapi saat ini dunia terasa sangat damai. "Semangat Elliot!" sorak Mary membuatku tersadar dari lamunanku, dengan serentak Bella pun melihat kearah Mary yang menyemangati kekasihnya.

Pandangan Bella kembali menjadi James yang sedang berlatih, matanya tampak fokus dengan apel yang sudah hampir habis sekarang. Rambutnya berterbangan mengenai wajahnya membuatnya terganggu, aku masih tak sadar kalau Bella membuat hidungku berdarah.

Aku tersenyum pada diriku sendiri mengingat kejadian tadi, tawa Bella menggelegar memenuhi lorong yang sunyi.

Tentang perasaanku terhadap Bella, aku menganggapnya seperti yang lain tak ada perasaan lebih.

Author p.o.v

Kelima anggota Marauders berkumpul di common room milik Gryffindor mengerjakan tugas ramuan Profesor Slughorn.

"Jadi, Sirius kau bolos latihan tadi?" tanya James kepada Sirius "aku dapat roti" kata Sirius kepada James. "Bukan hanya roti" celetuk Arabella, James dan yang lain menatap Arabella yang tersenyum licik "oh, ayolah Bella" keluh Sirius "tenanglah Sirius, ketampanan mu tak pudar hanya karena hidung bengkok" ejek Bella.

"Jadi kau mengira aku tampan" mulai lagi bualan Sirius "setidaknya itulah yang dikatakan penggemarmu" balas Bella tak ingin kalah dari Sirius "kalau begitu kau salah satu penggemarku?" Sirius selalu mempunyai kata-kata yang membuat Bella frustasi, "shut up" kata Bella tak ingin memperpanjang perdebatan antara mereka sedangkan Sirius hanya tersenyum licik.

Remus tampak frustasi, dia membawa beberapa buku dari perpustakaan, Profesor Sprout memberinya tugas lebih akibat dia lupa akan tugasnya "kau terlalu memikirkannya Remus, istirahatlah" ucap Peter sadar akan raut wajah Remus yang berkerut.

"Iya, Remus. Ini adalah awal tahun kau bisa mengacau sedikit, tidak perlu dijadikan beban" tambah Sirius, Remus menatapnya "mudah untukmu mengatakannya, beberapa orang harus bekerja keras untuk lolos O.W.L tahun depan! Aku tak bisa mengacau sekarang" keluh Remus.

"Ugh, tolong jangan ingatkan aku tentang O.W.L" tutur James yang sekarang mungkin sama frustasinya dengan Remus, "aku bisa membantumu di PTIH dan mantra tetapi aku tak pintar dalam ramalan" ucap Bella menaruh perkamennya.

"kenapa kita harus melakukan ramalan" keluh James, sekarang dia sama frustasinya dengan Remus bisa terlihat dari wajahnya "aku lumayan suka ramalan" kata Peter dengan permen dimulutnya, mereka menatapnya bersamaan "ramalan itu, menyenangkan" ucapnya mengangkat kedua bahunya.

"ramalan itu bullshit" timpal Sirius "kau menyukainya hanya karena kau mahir dalam pelajaran astronomy" tambahnya lagi.

"bukan hanya itu saja" kata James dengan nada yang licik menatap Sirius "oh ya! Desdemona Lewis bidadari dari Ravenclaw" ucap Sirius menggoda Peter yang duduk di sofa, "perhatikan, Peter akan mendapat pasangan tahun ini" tambah Bella ingin menjahili Peter yang terdiam dengan wajah merah.

Dead Stars [Sirius Black] complete✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang