The Moon Views

308 45 11
                                    


Bella sedikit muak dengan terimakasih yang ia terima dari Lily dan Remus tetapi dia tak pernah muak dengan pelukan dari teman dekatnya itu.

Disaat Arabella pikir ia bisa tenang untuk satu hari, alam semesta bermain main dengannya. Sirius sengaja membawa Helen ke meja untuk sarapan pagi ini dan melihat wajah juga perilaku Arabella yang membuatnya puas ia tak segan-segan untuk mengajak Helen untuk duduk bersama dengannya lagi untuk makan siang dan makan malam.

Kepala Arabella masih dipenuhi dengan kata mungkin. Mungkin yang semua orang bilang benar Sirius adalah pria brengsek yang mempermainkan perasaan wanita, mungkin dia tak pernah mencintaiku, mungkin dia dipaksa untuk berpacaran oleh Helen, mungkin ini adalah sebuah ujian darinya?

Arabella sudah gosong terbakar oleh api cemburu yang terus menerus membara. Tubuhnya tak bergerak saat melihat Helen bersender di bahu Sirius, seakan ada sesuatu di hatinya yang berteriak 'itu seharusnya aku!' terus menerus.

Jauh di dalam lubuk hati Sirius ia tau ia tak puas, karena melihat Arabella cemburu bukanlah apa yang ia mau selama ini, ia mau melihat Arabella tersenyum, tertawa, sedih bersamanya dan dia mau menjadi alasan mengapa Arabella tersenyum juga tertawa.

Arabella mencoba untuk melupakan kejadian sarapan tadi tetapi semakin ia ingin melupakan hal itu semakin sering ia mengingatnya.

Ia mencoba untuk menghiraukan pikiran itu mencoba untuk mengalihkan fokusnya dengan bercerita kepada Lily dan yang lain tapi tetap saja.

Arabella pun akhirnya menyerah dan duduk di tepi danau hitam merasakan sejuknya angin sepoi-sepoi yang membuatnya mengantuk. Seseorang dan tak lain dari Regulus duduk disebelahnya dengan senyuman yang terlukis diwajahnya.

"Ada apa denganmu hari ini Reg?" tanya Bella kepada Regulus.

"Cuacanya indah ya?" balas Regulus membuat Bella makin menebak nebak apa maksud tujuan Regulus menemuinya.

"Aku mendapatkan apa yang aku mau Bella" ujar Regulus lagi tanpa harus menunggu pertanyaan dari Arabella.

"Mary?" tanya Bella bingung "Oh, bukan, bukan Mary. Sesuatu yang lebih ke urusan keluarga" balas Regulus lagi "Seorang kakak yang baik?" tanya Arabella dengan unsur bercanda.

"Kau tak boleh tau, tapi kau akan tahu nanti Bella" ucap Regulus dengan senyuman.

Di sisi lain Sirius mendapat tamparan dari gadis yang berada di hadapannya.

"Aku tahu bagaimana caramu memandang gadis itu tadi!" ujar Helen tak ingin memelankan suaranya.

"Rambutnya berbeda hari ini" balas Sirius dengan alasannya yang payah, ia mendapat tamparan lagi yang tak kalah pedihnya.

"Kau memperhatikannya selama ini?" tanya Helen dengan amarah.

"Kau terus marah marah Helen, aku sudah lelah. Kau bahkan marah besar karena seorang gadis menyapaku" ujar Sirius sama marahnya dengan Helen sekarang.

"Jika kau tak bisa menjadi kekasihku kurasa kau tak pantas menjadi kekasih Louis nanti" Helen terdiam tertegun dengan ucapan Sirius yang baru daja ia lontarkan.

"Kau pikir aku tak tahu? Rencana licik mu itu? Kau seharusnya berterimakasih, ku sarankan untukmu memantrai Louis dengan mantra cinta bukan ramuan" dengan begitu Sirius melangkahkan kakinya menjauh dari Helen tetapi tangan Helen menghentikan langkahnya.

"Kumohon Sirius aku mencintaimu, sungguh. Aku hanya... aku takut kau tak mencintaiku jadi... aku mencoba membuat amortentia untukmu karena aku sudah sangat mencintaimu" balas Helen memohon kepada Sirius.

"Aku sudah berkali-kali mengatakan cinta kepada orang yang tak ku sukai dan perkataanmu tadi sangat membuatku muak" balas Sirius berjalan menjauh dari Helen.

Dead Stars [Sirius Black] complete✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang