Someone's in love

489 63 6
                                    


Author p.o.v

Ketika dua insang yang memiliki perasaan yang sama tetapi terhalang akan tembok tak kasat mata yang membuat mereka buta bertatap mata berbicara melalui senyum mereka, perhatian mereka teralihkan oleh suara sahabat mereka tidak lain lagi Peter Pettigrew yang lari kearah sang pangeran, Sirius Black dengan antusias.

"Aku berhasil! Aku berhasil!" Peter dipenuhi antusias dan kebahagiaan wajahnya merah seperti dia akan berubah menjadi tomat sesaat lagi.

"Sudah ku bilang, semuanya akan berjalan baik jika dilakukan dengan cara Sirius" kata Sirius dengan bangga.

Peter berlari ke arah asrama Gryffindor sambil berlompat-lompat kegirangan, Bella dan Sirius saling bertatap mata setelah melihat tingkah sahabat mereka yang lucu mereka pun turut mengikutinya sambil tersenyum.

Sesaat mereka memasuki asrama Gryffindor Peter berpelukan dengan James dan Remus yang memberinya selamat.

Bella merasakan atmosfir disekitarnya hangat membuat wajahnya tak berhenti tersenyum melihat keempat sahabatnya itu tersenyum juga, tak ada pikiran yang menyakiti hati Bella sedikit pun, bahkan tak pernah terlintas di pikirannya tentang hari dimana Marauders mungkin akan berpisah, kalau pun iya dia pasti memikirkan tentang disaat hari tua mereka.

Arabella p.o.v

Ujian O.W.L semakin dekat membuat waktu dihabiskan dengan belajar di perpustakaan bersama Remus, Lily, Marlene dan yang lainnya.

Sirius dan James tampak tak cemas sama sekali dengan ku seakan O.W.L itu adalah hal yang remeh dan tak berharga.

"Yang benar saja, tugas perfek disaat aku sedang sibuk" Lily mengeluh didepanku dan Remus sambil membereskan barang-barangnya "Baiklah kalau begitu, sampai jumpa Bella!" pamit Lily dan Remus mereka berjalan keluar dari perpustakaan dan hilang antara lorong-lorong hogwarts.

Aku kembali fokus ke buku yang kubaca tadi berusaha mengingat beberapa hak penting dari buku itu.

Dua tangan yang menutupi kedua mataku secara tiba-tiba membuatku terkejut "Tebak siapa" ucap suara dari kedua tangan yang menutup kedua mataku membuatku tenang dan menghela nafas "Sirius berhentilah bermain-main aku sedang belajar" ujarku.

Ia duduk di depanku dengan ekspresi bingung "Bagaimana kau tahu itu aku?"

"Oh, ayolah Bella, kau selalu mementingkan belajar" keluh Sirius menutup buku yang sedang kubaca "Aku belajar karena O.W.L akan datang Sirius" balasku membuka buku itu lagi.

"Belajar untuk siapa? Kau saja terus mengeluh" ujarnya aku mendiamkannya dan fokus belajar "Umurmu enam belas tahun dan kau hanya sekali berumur enam belas tahun Bella jangan menghabiskan sisa umurmu di perpustakaan yang sunyi ini dan duduk melakukan hal yang tidak kau suka" kata Sirius dia membelaku dengan segala kalimat yang tertera di pikirannya.

"Apalagi jika kau belajar hanya untuk perhatian paman mu, aku terkejut dia cukup memerhatikan mu dengan mengirim howler waktu itu" tambah Sirius lagi ia tak berhenti bicara sama sekali.

Aku berhenti sejenak dan mengulang perkataan Sirius tadi, aku menghela nafas yang panjang menutup buku ku dan menatap Sirius "Kita mau kemana?" terlukis senyuman di wajah Sirius karena ia tahu bujukannya mampu menaklukkan ku.

Kami berdua berlari menuju tujuan yang tak menentu, waktu seakan melambat jika aku bersama Sirius.

Sirius Black, apakah dia Sirius ku? Bisakah?
Dia tak pernah tampak rapi atau bagus.
Dia tampak seperti karya seni.
Dan karya seni tak harus bagus, tak harus rapi, bahkan tak harus indah, karya seni seharusnya membuatmu merasakan perasaan yang spesial yang berbeda tampa harus terlihat indah.
Dan Sirius, dia adalah karya seni.

Dead Stars [Sirius Black] complete✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang