O.W.L exam

340 55 7
                                    


Hati Bella menjadi kelabu, mendung, dengan petir tetapi tak ada hujan yang turun. Pikirannya terus menyorot Sirius yang duduk di takhta menjadi raja di hatinya seakan Bella adalah kerajaannya.

"Ayolah Bella, kita harus benar-benar belajar!" pintah Lily yang sedang duduk di perpustakaan berduaan dengan Bella yang terus menerus melamun tanpa senyum di wajahnya.

"Aku berekspektasi tinggi Lily dia memang manis kesemua perempuan" ujar Bella, duduknya membungkuk, ia menyembunyikan wajahnya di kedua lipatan tangannya tak ingin Lily melihat wajahnya yang merengut.

"Apalagi ini Hazel Lily, bahkan Sirius memuji mata juga tawanya. Aku mundur" lirih Bella.

"Kau harus maju Bella, seperti Hazel. Maju selangkah atau dua aku sangat yakin Sirius juga menyimpan rasa untukmu" balas Lily menyemangati Bella.

"Bagaimana? Aku bahkan tidak bisa mengatakan apapun saat menatapnya" lontar Bella ia masih di posisi yang sama membuat Lily mengerutkan dahinya.

"Pesta dansa" ujar Lily membuat Bella menatapnya dan duduk tegak "Pesta dansa?" tanya Bella, "Pesta O.W.L, para profesor berinisiatif untuk mengadakan acara setelah O.W.L karena murid-murid terlihat tertekan jadi mereka mengadakan acara O.W.L ini dan hanya murid-murid tahun kelima, empat, enam, dan tujuh yang diundang. Berpasangan kalau bisa" jelas Lily.

Bella kembali lemas dan duduk membungkuk lagi, "Mana mungkin dia mengajakku untuk pesta dansa, lagi pula dia akan mengajak orang lain" Bella melirih kepada Lily.

"Tidak, Bella. Untuk apa kau menunggu Sirius mengajakmu mengapa kau tidak mengajaknya?" tanya Lily kepada Bella, Bella membetulkan caranya duduk lagi dan berfikir sedikit. "Apa dia akan menerimanya?" tanya Bella kepada Lily "Kau tidak tahu jika kau tak pernah mencobanya 'kan?"

_____

Arabella p.o.v

Sirius menyapaku pagi ini, dia terlihat seperti tak terjadi perang antara kami kemarin. Masih tersisa rasa kesal kepadanya tetapi aku tak akan membalas dendam lagi karena aku tau permainan itu tak akan pernah berakhir, aku sudah mengibarkan bendera putihku.

Hari ini adalah ujian O.W.L, kami langsung mengerjakan ujian yang menyulitkan itu. Dalam satu ruangan semua murid bekerja kerasa memeras otak mereka sampai titik terakhir, masih tersisa banyak waktu dan aku terus membaca ulang soal demi soal mencoba membuat mereka terdengar masuk akal.

Apa Sirius akan mengajakku ke pesta dansa? Atau aku yang akan mengajaknya? Apa dia akan menerimanya? Apakah tidak aneh jika aku yang mengajaknya? Sial, sekarang aku terdengar seperti salah satu penggemarnya.

Sirius duduk tak jauh dari bangku ku, aku menatapnya sambil terhanyut dalam imajinasiku sendiri dimana Sirius mengajakku berdansa. Dia tak tampak kesusahan dalam ujian O.W.L ini, memang dia tak pernah menganggap ujian ini serius. Tipikal Sirius, apa dia juga tidak pernah menganggap hal-hal yang membuatku tersipu malu serius? Apa dia tak menganggap perasaan ku kepadanya serius nantinya?

Ia mengarah kepadaku menatap mata ku balik, mungkin tatapan ku tadi penuh dengan harapan jadi membuatnya merasakan tatapanku. Tetapi aku tak panik, aku menikmati dimana keadaan sunyi dan aku hanya terfokus ke kedua bola mata itu.

Seringaian Sirius muncul tetapi tidak dengan senyumanku, ia berbisik kepadaku "Kau memiliki waktu yang lebih banyak untuk memandangku setelah ini" aku memutar kedua bola mataku berusaha untuk menyembunyikan senyumku darinya.

Ada harapan di dalam diri ku, harapan yang besar bahkan sampai membuat otakku mengira kalau hal itu bukanlah harapan melainkan ramalan dari diriku sendiri. Aku akan berdansa dengan Sirius mau aku atau Sirius yang mengajak ke pesta lebih dulu, yang penting aku dan Sirius akan menikmati pesta itu, hanya kami berdua.

Dead Stars [Sirius Black] complete✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang