James, Peter, Remus, dan Sirius melangkah masuk ke rumah yang selama ini aku tinggali, ini adalah kali pertama mereka menginap disini.Dengan barang bawaan di tangan mereka "Jangan sentuh apapun" kataku memperingati teman-temanku.
Madam Abigail dan Madam Isabella masih sibuk dengan pekerjaan mereka, aku berjalan menunjukan jalan ke kamar mereka yang bersebelahan dan untunglah kamarku tak terlalu jauh dari kamar mereka. Lalu kami berjalan mengelilingi rumah dan berjumpa dengan Madam Isabella, Madam Abigail, dan juga Elgor.
Aku mempermisikan diriku ke kamar mandi dan menyuruh mereka ke kamar mereka dan menaruh tas mereka sendiri.
Sebaliknya aku ke kamar ku, aku melihat sesosok Sirius tergeletak di tempat tidurku sambil merentangkan tangannya. Apa dia salah kamar? Apa yang dia lakukan di kamarku?
"Sirius?" panggilku, ia sontak duduk di sudut tempat tidur ku "Ini kamarku".
Sirius p.o.v
Bella permisi pergi ke kamar mandi, aku dan yang lain menaruh bawaan kami di kamar kami masing-masing. Kamarku sangat harum, mungkin ini adalah kamar tidur seseorang yang tidak tersentuh sama sekali. Banyak kertas yang ditempel di dinding ku tebak kertas itu adalah puisi-puisi dari buku-buku.
Aku menjatuhkan tubuhku keatas tempat tidur itu dan merentangkan kedua tanganku sambil memejamkan mataku dan mengeluarkan nafas panjang.
Aku bertanya-tanya, apa Bella akan menjawab pertanyaan ku? Apa dia akan menjauh sekarang? Apa dia akan pergi dari hidupku? Apa aku membuat kesalahan yang fatal waktu itu? Bagaimana Bella bisa membuatku seperti ini?
"Sirius" suara panggilan Arabella membuat aku terbangun dan duduk di sisi tempat tidur "Ini kamarku" katanya. Wajahku memerah dan jantungku berdegup kencang, aku mengambil semua barang bawaanku dan meminta maaf kepada Bella sambil keluar dari kamarnya.
"Aku benar-benar tidak tahu, aku kurang tidur dan-" sebelum aku menyelesaikan kalimatku Bella sudah menutup pintu di depanku.
Aku menutup mataku dan membuang nafasku lagi, mengapa aku selalu mengacau? Bagaimana jika Bella benar-benar akan pergi dari kehidupanku? Aku tak bisa kehilangannya.
Arabella p.o.v
"Bella, aku benar-benar minta maaf, aku tidak tahu sama sekali ini bukan disengaja" tutur Sirius wajahnya merah padam begitu juga dengan wajahku, ia menutupi wajahnya dan terus menerus meminta maaf kepadaku. "Aku benar-benar tidak tahu, aku kurang tidur dan-" sebelum dia menyelesaikan kalimatnya aku langsung menutup pintu kamarku, wajahku tak terkontrol sama sekali dan bisa kupastikan wajahku sudah berubah menjadi tomat sekarang.
Aku membelakangi pintu cokelat tadi yang menghalangi aku dan Sirius. Aku terduduk dan tersenyum sangat lebar, aku sadar aku sangat-sangat menyukai Sirius dan wajahnya tadi sangat menggemaskan, wajahnya merah padam!
Aku menghempaskan tubuhku ke atas tempat tidurku dan dengan sengaja mencium aroma yang terlekat di tempat tidurku, aroma Sirius, terutama di bantalnya. Aku tersenyum sangat lebar bahkan pipiku akan robek jika aku tak bisa mengkontrol senyumku sekarang. Oh, bagaimana Sirius bisa membuatku seperti ini?
______
Kami mengendap-endap dengan menggunakan teropong yang ku ambil dengan diam-diam dari kamar paman. Kami rumah tua yang sudah terbengkalai tahun-tahun lalu bahkan umur rumah itu lebih tua dibandingkan diriku. Tanaman rantai dan lain-lain tampak tumbuh di dalam rumah itu.
"Ayolah, tidak akan terjadi apa-apa disana" ajak James yang berdiri dan membersihkan tanah yang ada di bajunya tadi.
Kami berlima pergi ke rumah tua itu "Banyak muggle yang bergosip tentang rumah ini, katanya ini adalah rumah vampir dan penyihir yang jatuh cinta lalu mereka berdua dibunuh karena menikah dan sang penyihir mengandung seorang anak. Tetapi akhirnya kejujuran terkuak bahwa kedua orang itu bukan vampir maupun penyihir mereka hanya tak ramah" ujarku kepada Peter dan Remus yang berjalan di sebelahku sedangkan James dan Sirius berjalan lebih dulu.
![](https://img.wattpad.com/cover/283410009-288-k188652.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dead Stars [Sirius Black] complete✓
FanfictionThe Marauders yang beranggotakan lima orang Sirius, James, Peter, Remus dan Arabella. Tahun-tahun yang mereka habiskan di hogwarts dipenuhi dengan senyuman juga tawa persahabatan mereka, tetapi mereka lupa akan realita yang bisa saja membalikkan na...