our spot

259 37 7
                                    

Ah, masa-masa muda, masa-masa yang terasa sangat abadi walaupun masa itu mengalir seperti air, tidak mungkin ditampung oleh kedua tangan.

James seakan tidak bisa melepaskan Lily dari pandangannya, dan di titik terendah lah sesuatu yang besar akan mekar, yang tertimbun akan muncul keindahan.

Lily selalu melekat pada pandangan James, pada pikirannya, dan terutama hatinya dan hari ini ia sadar Lily terlihat begitu layu.

Ia mengerti bagaimana kehilangan sesuatu bisa membuat Lily itu layu.

Kakinya ingin berjalan ke arah Lily selalu, tangannya ingin mengelus pundak Lily lembut, matanya selalu mengarah kepada Lily karena setiap mereka bertemu ia ingin mengobrol dengannya.

Tapi mereka memiliki awalan yang buruk, James sudah merusak karismanya kepada Lily.

Kau bisa sebut James adalah lelaki dengan kepala batu, penolakkan dari Lily adalah makanan sehari-hari bagi nya dan dia tidak peduli jika Lily akan menolaknya sekali ini lagi.

James p.o.v

Jika tidak sekarang, mau kapan lagi?

Remus menepuk pundak ku secara tidak langsung memberi ku ucapan 'Semoga beruntung'.

Mataku mengekori Lily yang masuk ke perpustakaan, sendirian. Aku tidak melihat Arabella, Marlene, Mary, ataupun Dorcas bersamanya dan ku kira ini adalah waktu yang tepat.

Agar terlihat tidak mengikutinya, aku mengumpulkan buku acak yang ku lihat duduk di rak buku dengan tenang. Buku-buku itu menggunung hampir menghalangi pandangan ku tetapi buku-buku ini adalah 'penyamaran' yang baik.

Isak-kan tangis Lily terdengar.

Aku sering mendengar tawanya, aku juga sering mendengar ocehan nya yang tidak ada henti, bahkan aku selalu mendengar ceritanya saat sarapan, makan siang, ataupun makan malam.

Tetapi baru sekali ini, dalam enam tahun aku mendengar hidup Lily, ia layu dan menangis.

Suaranya seakan memerintahkan kaki ku untuk tetap kaku dan mati rasa, aku membelakangi dirinya yang menangis di meja perpustakaan tepatnya meja paling ujung.

"Oh, maaf kau mendengar aku mena-ngis" ujarnya membuatku menjatuhkan beberapa buku dari tanganku karena gugup.

"Tunggu... Potter?" aku mengeluarkan suara, aku tidak mengatakan sepatah kata pun, tidak ada orang yang menyapa ku, bagaimana ia bisa tahu ini aku?

"Lily... Hehe- Pertama maaf aku mengganggu mu dan aku diam-diam mengekori mu kesini, ya kita memang sudah bicara tentang ruang privasi dan aturan untuk berdiri sekitar tujuh kaki dari mu tetapi kau begitu pucat dan aku hanya ingin tahu jika kau baik-baik sa-"

"Tidak apa-apa." Jawab Lily kembali duduk.

"Tidak apa-apa?" tanyaku yang bingung dengan tingkahnya

Lily mengangkat bahunya "Jika kau mau tahu apa aku baik-baik saja atau tidak, itu jawaban mu" balasnya.

"Tetapi kau tidak marah?" tanya ku lagi memastikan Lily memang tidak marah dengan kehadiran ku.

"Aku tidak peduli jika kau disini James. Aku tidak peduli jika kau membakar semua buku itu" sekarang aku sadar, dia bukan Lily yang ditunjukkan kepada orang lain.

Keheningan sempat merajai suasana antara aku dan Lily untuk waktu yang cukup lama.

"Aku memiliki invisibility cloak, kau bisa meminjamnya" dan lagi Lily tidak bergeming, ia hanya menatap ku dengan matanya yang lelah.

Dead Stars [Sirius Black] complete✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang