pure-blood and muggleborn

288 41 2
                                    

Great hall di pagi hari sudah dipenuhi dengan berbagai pemikiran tentang James tadi malam.

James mengambil langkah yang ekstrem untuk Lily yang bisa di bilang selalu menghiraukannya.

Bahkan, saat sarapan, James terlihat tidak selera dengan makanan yang ada di piringnya.

Sirius muncul dan duduk di sebelahku dengan sangat tenang tidak seperti dirinya yang biasanya, mungkin saja tubuhnya masih sakit akibat cedera yang ia alami kemarin.

"Kau tidak meminum obat mu?" tanyaku memulai percakapan dengan Sirius "Tidak, tapi Madam Pomfrey menyuruhku untuk mengecek perkembangan nya" balas Sirius, ada rasa lega di dalam hatiku saat Sirius membalas pertanyaan ku.

"Oh ya? Kapan?" tanyaku lagi.

"Mungkin nanti sore, Madam Pomfrey tidak ke mana-mana hari ini jadi aku bisa menemuinya di setiap waktu" kata Sirius.

"Saran ku, di sela-sela jam pelajaran kau izin untuk pergi menemui Madam Pomfrey." ujarku, aku menguras otak ku hanya untuk mencari topik atau pertanyaan baru agar percakapan kami tidak terputus.

Sirius menatapku sambil tersenyum "Sekarang kau terdengar seperti anggota Marauders" ucapnya sambil mengacak-acak rambutku.

"Aku memang anggota Marauders, Sirius" balasku tidak kuasa menahan senyum ku  sambil menekan di kata memang.

"Tunggu, tunggu. James tidak selera makan, Sirius tidak semangat, dan Arabella membuat percakapan casual dengan Sirius? Apakah ini tanda-tanda akhir dunia?" tanya Peter meledek kami yang terlihat 'berbeda' dari biasanya.

Dorcas sibuk membaca sebuah koran dengan seksama, "Sihir gelap terus terlihat, pertanda perang akan datang?"

Diriku bukan seperti Dorcas atau Remus yang rajin membaca Daily Prophet, waktu ku rasanya tidak cukup untuk membaca berita yang tidak bisa dipastikan benar.

"Sirius, apakah cedera mu seburuk itu?" seorang gadis Slytherin datang dan duduk tepat di depan aku.

"Eh... Tidak seburuk itu" jawab Sirius.

Nadanya terdengar cukup dingin terlihat dari ekspresi gadis itu yang berubah kusut tetapi ia mencoba untuk menutupinya.

"Apa tangan mu sakit? Atau kepalamu yang sakit? Aku melihat kau jatuh dengan posisi kepalamu yang terbentur" aku salut, gadis itu pantang menyerah.

"Sebenarnya sekarang kepalaku sangat sakit mendengar kau bertanya terus menerus, bisakah kau pergi?" dengan nada yang sama dan senyuman yang ia berikan saat ia mengatakan hal manis, Sirius membuat hati gadis itu retak.

"Oops, suara apa itu? Apakah mungkin itu adalah suara patah hati?" Ledek Peter yang tertawa melihat gadis itu berbalik dengan cepat dan berlari ke arah luar great hall.

Remus menyenggol lengan Peter membuatnya bertanya mengapa yang lain tidak menganggap leluconnya lucu.

"Tidak kah kau merasa omongan mu kelewatan kepadanya, Sirius?" tanya Mary yang sama fokusnya denganku melihat gadis itu pergi.

"Tidak, lagi pula ada orang yang menginginkan aku mengatakan itu" ujarnya mengedipkan matanya ke arahku.

Aku menginjak kakinya dengan keras sambil tersenyum kearahnya, Sirius terlihat menahan rasa sakit agar semua org tidak tahu apa yang terjadi di bawah meja.

"Bukannya sudah ku bilang tadi malam? Aku tidak keberatan jika orang lain melihat kita seperti ini" bisiknya, aku bersumpah aku menyukai juga membenci saat aku bisa merasakan nafasnya di pipi ku.

Sirius p.o.v

Tadi malam.

Mataku mencari batang hidung Arabella tetapi mungkin dia tidak akan pergi ke pesta walaupun aku bisa melihat Marlene dan Dorcas.

Dead Stars [Sirius Black] complete✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang