6. Ternyata Mereka Sepupuan

76 16 9
                                    

Setelah kesalahpahaman yang sejujurnya sangat memalukan bagi Fero di depan cowok asing ini. Lelaki itu memilih duduk di kursi belakang ruangan sanggar tari modern dimana Hana telah melepas kemejanya dan menyisakan kaus putih polos yang sengaja diikat ke samping, beserta sebuah headband yang dia pakai di kepalanya untuk menjaga beberapa rambut-rambut pendeknya agar tidak mengganggu gerakan gadis itu dalam menari. Kalau boleh jujur, cowok itu tidak pernah tertarik melihat orang menari dengan gaya modern. Bahkan saat pentas seni tahun lalu di sekolah mereka, selama kurang lebih 2 jam Fero habiskan di dalam lapangan indoor untuk berlatih basket sebelum tampil di depan banyak murid.

Sehingga Fero melewatkan penampilan dari dance modern sekolahnya—yang tidak disangka Hana berada di antara para siswa yang menari energik bersama musik yang menghentak. Cowok itu membetulkan letak kacamatanya, tidak mengidahkan bisik-bisik dari luar ruangan yang cukup ramai oleh anak-anak kecil yang merupakan anggota sanggar tetapi masih pada taraf junior. Beberapa bocah kecil itu kemungkinan memerhatikannya, karena Fero sendiri merasa panas di belakang kepalanya akibat terus menerus ditatap dari belakang.

Di depan sana, Hana terlihat sangat menikmati tubuhnya bergerak mengikuti irama musik yang terkadang beatnya cepat atau pun lambat. Gadis itu tampak bahagia di tengah 9 orang lainnya dan meskipun Fero tidak begitu paham akan konsep menari, lelaki itu berpikir bahwa Hana bisa jadi merupakan center karena selama ini perpindahannya ke posisi lain terlampau sedikit dibandingkan keberadaan gadis itu di tengah 9 orang lainnya dalam formasi.

Selain Hana, lelaki bernama Kala itu juga terlihat begitu lugas dalam menari. Padahal baru kemarin Fero melihatnya sebagai anggota klub fotografi, tetapi ternyata Kala juga ikut serta dalam klub dance dan juga sanggar tari ini.

Satu jam sudah Fero hanya melihat kegiatan menari di dalam ruangan yang mirip dengan ruang kelas mereka di sekolah, beserta omelan coach atau pun beberapa anggota yang menggerutu akibat harus mengulang gerakan tari mereka. Gadis yang sedikit menyita atensi Fero siang itu, terlihat berjalan mendatangi sosok cowok bermata kecil yang kini terlihat tengah membenarkan kacamata sebelum membuka ransel hitam yang sedang dia bawa.

Hana baru ingin duduk sebelum Fero mengeluarkan buku tulis yang tadi pagi, secara kilat, cowok itu menyusun materi singkat untuk kegiatan belajar mereka hari ini. Karena kegiatan itu gagal dan Fero merasa percuma menjadi tutor Hana—akibat gadis itu yang diam-diam bahkan bisa menusuknya dari belakang—pun tak ingin membuat Hana ditegur Papanya akibat tidak terlihat habis belajar bersama Fero di hari Sabtu. Sehingga cowok itu memberikan buku catatan itu, tidak peduli akan dibaca atau tidak karena setidaknya Fero sudah menjalankan tugasnya hari ini.

"Lo kan liat, Ro. Gue pinter," kata gadis itu penuh pembanggaan.

Fero mendengkus. "Ini cuma biar gue keliatan ngajarin lo, kok. Catatannya mau lo simpen doang juga gapapa," balas Fero acuh. Cowok itu bangkit dari kursinya ketika Kala baru saja ingin mendekat dengan membawa plastis berisi 3 gelas minuman. "Gue balik, ya—"

"Lah, baliknya cepet banget?" Kala heran seraya mendorong minuman rasa cokelat yang diambil secara random dari plastik putih yang dia bawa. "Nggak bareng Hana lagi?"

Sedangkan cowok bermata kecil yang menerima minuman cokelat itu agak mendelik. Dia masih kesal dengan Kala, apalagi cowok ini pernah menyebutnya aneh. Fero jadi sangsi bahwa tak hanya disebut aneh, Kala pasti pernah menyebut cowok itu dengan panggilan yang tidak menyenangkan lainnya hanya dari raut wajah menyebalkan si cowok berbibir tebal. "Gue balik sendiri, lah. Hana bisa pulang bareng lo," kaki cowok itu pun mulai melangkah, tetapi bibirnya masih gatal untuk mengajak Kala berbicara. "Oh, iya, sampe lupa. Gue bukan cowok aneh, ya. Tapi sepupu lo yang aneh!" hardiknya lantas berlalu tanpa mengidahkan suara tawa dari beberapa anggota sanggar, terutama para anggota junior yang menatap Fero kagum.

Hell(o)veTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang