32. Saling Memaafkan dan Menerima

65 12 4
                                    

Sudah berlangsung satu minggu semenjak Hana menghentikan tindak semena-mena siswa di sekolahnya pada Diana, dan satu minggu gadis itu tak berbicara dengan Alfero. Ketika kegiatan kelompok Biologi, Hana lebih milih duduk di samping Jia meskipun perempuan itu masih sama menyebalkannya. Setidaknya dia tidak harus duduk di samping Fero dan menatap cowok itu dari samping. Hana tidak perlu menjaga matanya karena bersama Jia, dia mana mau memperhatikan lelaki itu soalnya Jia ini ... selalu menyadari gerak-gerik Hana membuat perempuan itu tak banyak bertingkah dan lebih memilih diam di kursinya.


"Kelompok 3, siapa yang presentasi? Dua orang ya," Bu Nina menunggu kelompok Fero untuk maju ke depan, membacakan materi yang telah mereka susun.

Sedangkan Fero dan tiga teman sekelompoknya saling menatap, sampai akhirnya Hana berpikir bahwa ini saatnya dia membalas segala hal merepotkan yang selama ini Fero tanggung. Gimana pun, Hana merasa bersalah karena pernah kabur saat disuruh presentasi. Sekarang gadis itu mengajukan dirinya, dan Fero hampir mengajukan diri untuk menjadi pasangan gadis itu dalam presentasi tapi Hana lebih dulu menarik Rehan dengan membuat laki-laki itu protes atas tarikan paksa Hana sembari membawa selembar kertas hasil pekerjaan mereka.

"Jadi, kami kelompok tiga akan menjelaskan mengenai sistem gerak dimana.."

Selagi Hana dan Rehan menjelaskan, Fero menopang dagu dan tersenyum tipis. Lucu rasanya jika mengingat bahwa dulu gadis Jenggana itu akan kabur sebelum ditunjuk atau bahkan pura-pura sakit perut saat pergantian pelajaran Biologi. Menyisakan wajah jengkel Jia dan tepukan dahi Fero yang tampak lelah, begitu pula Rehan yang mengerang akibat kesal Hana kembali kabur dari kewajibannya. Tetapi pagi ini tampaknya gadis itu mulai sadar atas tugasnya, atau mungkin Hana mencoba untuk menjadi lebih baik? Mana yang betul, Fero tidak tahu. Intinya, lelaki bermata kecil itu tampak senang. Melupakan hubungan mereka yang berubah menjadi asing.

Anggota kelas IPA 2 mungkin sadar perubahan sikap Fero dan Hana di setiap kejadian dimana keduanya harus berada pada 1 kelompok yang sama atau keduanya tak sengaja saling bertabrakan. Biasanya Hana akan mencak-mencak dan Fero yang balas mengomel, atau setidaknya pertarungan sengit dalam mengatasi sikap bebal Hana yang kembali membuat kericuhan di tengah kelas. Tetapi dua orang itu tampak adem di kursi masing-masing, tak menunjukkan dua orang yang suka berdebat atau terlibat dalam pertengkaran serius.

Dua orang itu ... semakin aneh.

"Bagus, bagus. Kasih applause buat kelompok tiga!" Bu Nina memberi tepuk tangan, diikuti sahut menyahut anggota kelas IPA 2 dan Hana yang tersenyum bangga karena pertama kalinya dia disanjung seperti ini. Bola matanya tak sengaja bersitatap dengan lelaki itu, yang tersenyum tipis padanya tetapi perempuan itu terlalu keras kepala seraya mengalihkan pandangan. Tak ingin terlibat lagi pada bola mata yang tampak mematikan itu.

Hana tidak mau lagi tenggelam pada perasaannya yang akan berakhir menyakitkan.

Sedangkan Jia yang sejak tadi memperhatikan Fero, sadar bahwa lelaki itu tidak akan pernah melihatnya. Cowok yang sejak kelas 10 selalu menjadi pusat perhatiannya. Namun pada akhirnya gadis itu tidak mendapatkan apa-apa karena sikap tidak tau dirinya. Jia tenggelam pada rasa bersalah, terlebih hubungan Hana dan Fero menjadi buruk dan mungkin itu karena dirinya.

Gadis itu telah memutuskan bahwa dia harus berhenti untuk bersikap tidak tau diri dengan mengandalkan kejahatan untuk keinginanya. Maka dia mengejar Fero yang sedang bersama Ina serta Reno untuk ke ruang OSIS, membuat lelaki bermata kecil itu menoleh bingung.

"Kenapa Ji?"

Cewek itu membasahi bibir bawahnya, membetulkan kerudungnya sebelum menatap laki-laki itu yang menunggu dengan dahi berkerut. "Gue ... mau minta maaf. Soal dua minggu lalu, saat hari Jum'at itu, semuanya itu ... adalah ide gue sama Lintang. Gue tahu gue bodoh banget udah ngikutin Lintang. Gue pikir dengan lo dan Hana yang berjauhan, gue bakal bahagia. Tapi ternyata nggak," cewek itu mendongak, menatap Fero dengan permintaan maaf yang tulus. "Maaf ya, Ro. Sekarang lo sama Hana rengang, karena gue..."

Hell(o)veTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang