21. Hari-hari Penuh Ujian

46 10 9
                                    

Entah mengapa kegiatan kelas 11 itu terasa lebih cepat dan melelahkan untuk Alfero. Pagi ini lelaki itu sudah duduk di kursi ujiannya, menunggu bel tanda ujian dimulai sembari menyelesaikan kembali beberapa latihan soal bahasa Indonesia pukul setengah 8 nanti. Untuk saat ini, Alfero bersyukur karena Hana sepertinya tidak berniat untuk berpura-pura sok tidak tahu mengenai mata pelajaran kali ini—atau mungkin bagi Hana, bahasa Indonesia seperti mata pelajaran kelemahannya dan gadis itu gak mau ketahuan bahwa dia selalu lemah terhadap satu-satunya mata pelajaran itu. Nilai-nilainya yang lebih sering menetap di angka KKM seakan-akan adalah bukti bahwa Hana tidak termasuk jenius amat—dia bisa semua mata pelajaran kecuali bahasa Indonesia.

Saat itu juga Fero tahu-tahu tersenyum kecil, merasa lucu jika mengingat sifat gadis itu yang emang keras kepala dan gak mau kalah. Lalu kemudian Fero melotot, heran pada dirinya sendiri sebelum menoleh dan menemukan Ari yang menatapnya dengan satu alis terangkat—heran melihat Fero yang senyum-senyum di depan kumpulan soal kisi-kisi yang diberikan guru mereka minggu lalu ketika pelajaran.

"Kenapa lo?"

Ditanya seperti itu, membuat Fero berdeham. Mengambil air minumnya yang ada di dalam tas sebelum menanggaknya hingga sisa setengah. Selain canggung, Fero juga merasa haus.

"Bukan apa, apa," balas Alfero, mengalihkan pandangan dari Ari yang mengangguk sok paham seraya menarik kursi di samping Fero. Cowok itu sebetulnya bukan berasal dari ruangan ini, karena Ari hanya pengin bertanya mengenai beberapa hal tentang materi bahasa Indonesia pada Fero.

"Tapi lo beneran aneh, deh," kata cowok itu setelah selesai dengan pertanyaannya, menatap teman sebangkunya itu sangsi. "Lo lagi jatuh cinta, ya?" meskipun Ari bukan sahabat terdekat Fero, tetapi cowok yang sudah satu tahun lebih berada di kelas dengan lelaki itu, menjadi cukup mengenal Fero dan tahu bagaimana tingkah laku cowok bermata kecil itu. Dia juga tahu bahwa akhir-akhir ini Fero memang dekat dengan Hana dan cowok itu sepertinya memiliki beberapa kegiatan dengan gadis paling dijauhi di kelasnya tersebut.

Tapi, Ari sebetulnya nggak setakut itu sama Hana. Dia cuma agak segan dengan gadis itu soalnya Hana selalu menatap setiap orang dengan tajam seakan-akan siswa di sekolahnya merupakan musuhnya.

"Nggak," Fero menjawab cepat dan tanpa berpikir. "Lo mending balik, bentar lagi bel—" bunyi bel masuk terdengar, menandakan pengawas akan datang sebelum doa pagi dimulai. "—bentar lagi pengawasnya dateng."

Ari berdecak. "Iya dah," cowok itu berdiri dan dengan malas mengembalikan kursi milik Jia di tempatnya karena gadis itu menunggu dengan wajah jengkel. Ia kembali melirik Fero sebelum berjalan meninggalkan ruang kelas 10 IPS 2 sebagai tempat ujian mereka. "Tapi lo emang keliatan kayak lagi jatuh cinta, Ro. Hahaha," ia mengejek, mengingatkan Fero pada Dee dan Ano yang kemarin juga mengatakan hal yang sama. Ina pun ikutan mengompori, sedangkan Tiffany dan Dimas hanya tersenyum-senyum dengan maksud "Ciee" seperti itu.

Meskipun Fero bukan orang yang tidak peka, dia hanya sedang memikirkan cintanya yang sempat kandas di akhir SMP. Iya, Fero tahu bahwa dia menyukai Tiffany dulu sebelum akhirnya perempuan itu mengatakan bahwa dia berpacaran dengan Jordi. Tapi itu dulu dan Hana kembali mengungkitnya. Membuat Fero menjadi berada pada dua pilihan—antara kembali pada masa lalu atau mencoba dengan yang terlihat di depannya.

Cowok itu menggeleng pelan, mulai mengikuti doa pagi dengan membuka aplikasi kitab di ponselnya. Kegiatan ini merupakan kegiatan wajib sekolah setiap masa ujian dimana para siswa muslim akan dibiarkan di kelas untuk ikut bergabung dalam tadarus oleh anggota rohis, sedangkan siswa nonis pergi ke aula untuk doa pagi di sana—dan Tiffany selalu bercerita bahwa di sana lebih terasa seperti bimbingan rohani karena mereka banyak mengobrol sembari bertukar pikiran dan tak jauh dengan pembahasan menurut kepercayaan mereka.

Hell(o)veTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang