7. Gadis yang Disukai Ketua Kelas

78 18 9
                                    

Kegiatan pagi hari Fero sedikit lebih sibuk akibat tugas Seni Budaya yang menyuruh mereka membuat sebuah karya dari barang bekas di rumah untuk penilian bulanan—terlebih Seni Budaya merupakan salah satu dari mata pelajaran paling banyak free-nya sehingga guru mereka berinisiatif membuat penilaian bulanan melalui kreatifitas maupun dunia pentas—baik itu seni musik sampai tarik suara. Di bulan Oktober ini, mereka disuruh membuat karya dari barang bekas di sekitar, boleh dari botol bekas maupun kertas-kertas bekas—intinya barang-barang yang sulit terurai sehingga perlu dijadikan karya seni untuk mengurangi sampah.

Untuk tugas Seni Budaya kali ini, Fero memilih membuat sebuah bunga kertas dari kertas bekas milik Bang Arfi yang beberapa bulan lalu sudah membereskan studi S1-nya dan sekarang telah bekerja di salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pendidikan—sebut saja Ruang Belajar. Karena tumpukan kertas berisi hasil revisian skripsi Bang Arfi sama sekali belum dibuang oleh pria berumur 23 tahun itu, Fero berinisiatif menggunakannya untuk membuat bunga kertas berukuran selebar ransel yang dia kenakan, dengan bagian yang berisi banyak tulisan berada di depan sehingga bunga yang dibentuk menjadi bunga mawar putih yang tampak elegan.

Karya seni buatannya, dia lapisi plastik khusus yang melindungi bunga kertas itu dari air, pun dimasukkan ke dalam totebag milik Mamanya.

Ketika Fero baru saja memulai sarapan, suara Dee yang melengking membuat cowok itu menoleh dengan wajah malas. Bang Arfie yang duduk di sampingnya terlihat tertawa, serta Papanya yang malah menyuruh gadis itu masuk sehingga sekarang Divania Astari duduk di kursi depan Fero dengan menyantap nasi goreng.

"Lo ngapain ke rumah gue?" tanya Fero geregetan seraya menendang kaki Dee dari bawah meja.

Gadis itu mendongak. "Nyokap lagi pergi, Ro, ke rumah Nenek gue di Bogor. Di rumah cuma ada Kak Arnia dan Kakak gue itu masih ngebo, jadi gue numpang makan di sini," kemudian dia menoleh ke Mama Fero yang sekarang tengah menuangkan susu strawberry untuk gadis ceria itu. "Makasih, Tan. Makanannya enak!" kata Dee seraya menunjukkan jempolnya.

Fero cuma mendengkus tak peduli.

Melihat Fero yang asik makan nasi goreng, Dee pun bertanya dengan nada jahil. "Ro, gimana progres lo deketin Hana? Lancar, gak?"

Dari kelima sahabat Fero, Dee adalah perempuan yang harus cowok itu hindari soal bercerita mengenai masalah pribadinya karena dia suka ember ke keluarga Fero jika cerita itu memang sengaja tidak diberitahukan pada Papa, Mama, maupun Bang Arfi yang kini sudah tersedak. Cewek ini beneran bawel, seratus persen bawel dan juga ember bocor alias BISA GAK SIH SEKALI AJA JANGAN BONGKAR SESUATU YANG TIDAK DIKETAHUI KELUARGANYA?!

"Dee!"

"Hana siapa, tuh? Gebetan lo, Dek?" Bang Arfi kini menatapnya jahil.

Sedangkan Papa senyum-senyum penuh kebanggaan. "Nggak jadi besanan sama Rio, sekarang kamu udah ada incaran cewek baru rupanya. Ceweknya kayak gimana, Dee?" Papa malah menyebut Om Rio—Ayah dari Dee—dimana dulu semasa mereka kecil dan sampai kelas 10, Papa memang suka meledek Fero mempunyai hubungan spesial dengan cewek paling bawel itu. Tetapi saat seluruh tetangga heboh akibat menemukan Dee dan Dimas pacaran tahun lalu, ledekan itu sudah usai. Tetapi Papa maupun Mama masih menganggap bahwa Fero sedih karena Dee jadiannya malah sama Dimas.

Padahal mereka tidak tau kalau Fero sangat bahagia sampai-sampai dia sadar bahwa mau Dee pacaran sama Dimas atau pun tidak pacaran, cewek itu akan selalu jahil padanya dan mengganggu pagi tenangnya.

Maka sekarang, Fero hanya berharap cepat lulus dan kuliah jauh dari gadis yang kini malah asik menceritakan tentang Hana.

"Jangan dengerin Dee, Pa. Kan, anak Papa itu aku, harusnya Papa percaya sama aku kalau aku nggak punya cewek yang disukai! Hana ini cuma temen sekelas doang, kebetulan aku deket sama dia buat tugas kelompok (bohong)," cowok itu menyelesaikan makanannya dan meminum susu putihnya sampai gelasnya kosong, pun kembali menendang kaki Dee agar gadis itu bisa menyelesaikan sarapannya dengan cepat.

Hell(o)veTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang