💜💜💜💜
Semakin hari, Serim tak pernah melewatkan kesempatan untuk dekat dengan Yoongi. Bahkan, Serim lebih sering menggunakan kendaraan umum, agar pulangnya bisa bersama Yoongi.
"Yoongi..., aku boleh ikut?" Serim menahan pintu mobil, saat Yoongi hendak menutupnya.
"Kau tidak bawa kendaraan?"
Serim menggeleng.
Yoongi akhirnya mengangguk, menyetujui permintaan Serim. Dengan senang hati, Serim segera masuk mobil, dan duduk di kursi samping kemudi. Baru beberapa meter dari restoran, Yoongi menepikan mobilnya di sebuah halte.
"Ada apa?" Serim terlihat bingung melihat Yoongi menurunkan kaca jendela.
"Ya!" tak butuh teriakan keras, suara Yoongi mampu mengalihkan perhatian seorang wanita yang tengah duduk sendirian di halte.
"Chef?" wanita yang tak lain adalah Yewon itu mengernyitkan keningnya.
"Naiklah."
"Tapi...," belum sempat Yewon melanjutkan kalimatnya, Yoongi sudah menutup kembali kaca jendelanya, hal itu membuat Yewon bingung. Ia belum sempat menolak, tapi pria dingin itu terlihat tak ingin di bantah.
Karena tak kunjung ada pergerakan dari Yewon, Yoongi membunyikan klakson mobil, membuat Yewon terpaksa berjalan menghampiri mobil Yoongi.
Yewon membuka pintu mobil belakang. Sedikit terkejut saat melihat Serim ada di kursi depan, Yewon berusaha bersikap biasa.
"Hai, Eonni" sapa Yewon dengan ramah. Sekarang ia jadi menyesal masuk ke mobil. Yewon sudah bisa menebak jika saat ini, Serim tengah melakukan pendekatan pada Yoongi, namun akan gagal karena ia malah merusak momen mereka berdua.
"Chef, padahal tinggal sebentar lagi busnya akan datang," keluh Yewon pada Yoongi. Sebenarnya Yewon tak ingin disalahkan, jika ia menjadi penghalang masa pendekatan Serim dan Yoongi.
Tanpa menanggapi ucapan Yewon, Yoongi menjalankan mobilnya meninggalkan area restoran. Yewon hanya mengerucutkan bibirnya. Sekarang, Yewon berasa jadi obat nyamuk yang duduk di belakang Yoongi dan Serim.
"Tumben sekali kau bawa mobil?" Serim membuka obrolan, namun hanya sebatas pertanyaan untuk Yoongi. Yewon hanya diam mengamati.
"Mobil Sojung," sahut Yoongi seadanya.
"Memangnya Sojung tidak menggunakan mobilnya?"
"Dia lebih suka mobil suaminya. Ah, serim..., aku akan mengantarmu lebih dulu,"
"Loh? Aku tidak masalah yang terakhir, kau bisa mengantar Yewon lebih dulu," Serim memberikan senyumnya untuk Yoongi, dan tentu saja tidak mendapat tanggapan oleh Yoongi.
"Aku dan Yewon searah."
"Ooh begitu rupanya. Baiklah, tidak masalah," sahut Serim sambil tersenyum, namun ada sedikit rasa kecewa. Rasanya, lebih baik diantar Yoongi menggunakan sepeda motor daripada mobil.
"Oh ya, Yewon..., kau tidak berminat jadi koki? Aku lihat, kau sudah mulai bisa memasak beberapa menu," Serim mengajak Yewon mengobrol, karena Yoongi terlihat tak berminat untuk diajak berbicara.
"Oooh itu..., aku kurang percaya diri, Eonni. Apalagi, gerakanku kurang cepat saat memasak," sahut Yewon dengan agak canggung, karena Serim tiba-tiba mengajaknya mengobrol.
"Memangnya sampai kapan kau mau jadi asisten koki?"
"Eumm..., aku akan belajar secara perlahan," Yewon mencoba tersenyum walaupun tidak jelas terlihat karena suasana malam yang gelap di dalam mobil.
.
.
"Terima kasih, Yoongi. Aku harap kau tidak jera jika aku minta tumpangan lagi," ucap Serim ketika ia keluar dari mobil.
"Tidak masalah, selama aku masih menggunakan kendaraan," sahut Yoongi dengan sedikit senyuman dan mengangguk.
"Yewon, aku duluan ya," Serim melambaikan tangannya kepada Yewon.
"Baik, Eonni. Sampai jumpa besok," Yewon ikut melambaikan tangannya ke arah Serim.
Yoongi kembali menjalankan mobilnya. Yewon tetap memilih diam. Ia sendiri bingung harus membuka obrolan seperti apa.
"Kau memang ingin menjadi asisten koki selamanya?"pertanyaan Yoongi tiba-tiba saja memecah keheningan diantara mereka.
"Bukan begitu Chef, aku merasa terlalu cepat untuk menjadi koki, sedangkan kemampuanku untuk menjadi seorang koki masih sangat kecil. Aku akan belajar mulai sekarang," Yewon tersenyum tipis, meyakinkan Yoongi agar tidak memaksanya menjadi koki dalam waktu dekat.
Yoongi hanya mengangguk. "Jika kau ingin belajar memasak, jangan ragu untuk bertanya."
"Baik, Chef."
Sesuai apa yang Yoongi tawarkan, tentu saja Yewon tak akan menyia-nyiakan kesempatan itu. Jika ada waktu luang, Yewon akan meminta izin kepada Yoongi untuk belajar memasak. Walaupun sudah beberapa kali belajar, Yewon masih belum berani leluasa berbicara pada Yoongi. Pria itu terkadang hangat, lalu berubah menjadi dingin, bahkan tak jarang mengeluarkan kata-kata pedas jika Yewon melakukan kesalahan. Untunglah Yewon sudah biasa dengan sikap si kepala dapur.
💜💜💜💜
28/10/2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Chef
Teen FictionYewon. si gadis cantik berpipi yang sedikit berisi membuat wajahnya terlihat imut di usia 23 tahun. Bekerja di sebuah restoran, namun ia hanya sebagai asisten dapur karena belum memiliki pengalaman. Yewon harus menghadapi atasannya, Yoongi si kepala...