💜💜💜💜
"Astagaa... kenapa bahan-bahan makanan ini diluar? Bukankah seharusnya langsung dimasukkan ke ruang penyimpanan?" Hani dan beberapa karyawan dapur lainnya datang, mendapati setumpuk bahan makanan yang baru datang, menumpuk di depan pintu dapur.
"Bukankah harusnya Yewon yang menangani ini? Kenapa dia belum datang?" Lia, salah satu karyawan ikut menimpali.
"Baru beberapa hari naik jabatan, sudah berani terlambat," Hani mencibir.
"Apa bahan-bahan ini tetap disini? Harusnya kan langsung dimasukkan ke ruang penyimpanan agar tetap segar," tanya Lia.
"Biarkan saja. Itu kan tugas Yewon. Biar Chef tahu, bagaimana kinerja Yewon," sahut Hani.
Sampai suasana dapur mulai ramai, tidak ada satupun yang mau memindahkan makanan itu, bahkan saat Yoongi datang.
Yoongi memijat pelipisnya saat melihat tumpukan bahan-bahan makanan di depan pintu.
"Kenapa seperti ini?" Yoongi bertanya dengan tegas dan tatapan tajam kepada seluruh koki yang ada di depannya.
"Sejak kami datang, sudah seperti itu, Chef," sahut salah satu koki.
"Lalu tidak ada satupun dari kalian yang mau memindahkannya?" bentak Yoongi, membuat suasana menjadi hening. Kepala Yoongi bertambah pusing melihat keadaan restoran.
"Bukankah seharusnya tugas Yewon?"
"Benar. Ini adalah tugas dan tanggung jawabnya."
Beberapa koki menyuarakan pendapatnya.
Wajah Yoongi terlihat nyalang. Hanya dengan melihat tatapan Yoongi yang semakin menyeramkan, membuat suasana kembali hening.
"Apa kau pantas di sebut koki?" tanya Yoongi dengan nada rendah, namun semakin membuat nyali semua yang ada di dapur menciut.
"Bagaimana bisa, seorang koki membiarkan makanan ini menjadi tidak segar? Kalian hanya akan menyalahkan orang lain, jika makanan ini layu. Lebih baik berhenti saja jadi koki. Dasar brengsek!" Yoongi langsung melangkah menuju ruangannya. Semua orang terkejut, saat Yoongi menutup pintu dengan keras.
Setelah Yoongi masuk, semua koki dan asisten koki, segera beranjak dari tempat mereka. Semua bekerja sama untuk memindahkan tumpukan bahan makanan ke ruang penyimpanan.
"Yewon kemana ya? Kenapa dia tidak masuk kerja, hari ini?" salah satu koki bertanya kepada rekannya yang lain.
"Entahlah.. mungkin ada urusan atau sakit," jawab salah satu asisten koki, sambil menyusun bahan-bahan makanan sesuai tempatnya.
"Aku jadi khawatir pada Yewon. Melihat Chef marah seperti tadi, bagaimana Yewon menghadapinya? Dia pasti gemetar," beberapa asisten koki saling bertanya dan menjawab.
Walaupun keadaan dapur sudah rapi, hal itu tidak membuat suasana hati Yoongi membaik. Ia tak segan membentak, ketika ada kesalahan kecil di dapur.
"Astaga..., tanganku jadi gemetar," bisik salah satu asisten koki.
"Aku ingin hari ini cepat berlalu. Suasana hati Chef terlihat tidak baik," koki yang berada di sampingnya juga ikut menyahut dengan suara kecil.
Suasana dapur tidak seperti biasanya. Jika biasanya terdengar beberapa celetukan dari koki, kini hanya terdengar dentingan besi dan wajan saat memasak. Sesekali hanya terdengar koki yang bersuara untuk menyiapkan masakan, pesanan para pengunjung.
Setelah pengunjung mulai sepi, Yoongi keluar dari ruangannya dan sudah berganti baju.
"Nanti malam aku kembali. Jangan sampai ada kekacauan. Mengerti?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Chef
Teen FictionYewon. si gadis cantik berpipi yang sedikit berisi membuat wajahnya terlihat imut di usia 23 tahun. Bekerja di sebuah restoran, namun ia hanya sebagai asisten dapur karena belum memiliki pengalaman. Yewon harus menghadapi atasannya, Yoongi si kepala...