Chef 2

789 112 12
                                    

💜💜💜💜

Pada pukul tiga sore, Yewon keluar dari area dapur. Perutnya baru saja terisi, setelah lima jam bekerja. Rasanya benar-benar melelahkan. Namun, rasa lelahnya terbayar saat ia menyantap menu makan siang yang sangat enak.

Yewon diizinkan beristirahat lima belas menit setelah makan, setelah itu ia harus kembali lagi bekerja sebagai asisten koki. Menjadi asisten koki tidaklah mudah. Yewon harus bisa mengimbangi kerja koki yang juga lumayan cepat, jadi Yewon juga harus gesit saat memenuhi apa yang koki butuhkan, mulai dari memotong bahan makanan, membersihkan sampah yang berserakan di meja dapur, serta mencuci panci atau wajan yang akan digunakan kembali.

"Bagaimana?"

Yewon segera menghampiri Jungkook saat ia keluar dari dapur.

"Aku pikir, aku tidak diterima di dapur" Yewon memasang wajah sedihnya saat ingat bagaimana Yoongi memperlakukannya dengan kejam. Yewon berlebihan.

"Kenapa? Karena Yoongi hyung?"

Yewon mengangguk sambil mencebikkan bibirnya.

"Dia memang seperti itu orangnya. Mungkin terlihat kejam dan dingin, tapi dia baik.. sedikit" penjelasan Jungkook tidak meyakinkan membuat Yewon menghembuskan nafasnya lelah.

"Tapi aku masih dalam masa percobaan menjadi asisten koki, aku bisa ditendang kapan saja dia mau" keluh Yewon dengan raut sedih.

"Memangnya kau asisten siapa?"

"Koki Kim Mingyu."

"Wahh.. kau dalam bahaya" Jungkook menggeleng-gelengkan kepalanya, membuat Yewon merasa ada yang tak beres.

"Apa? Kau jangan membuatku takut" Yewon tak dapat menyembunyikan wajah paniknya.

Jungkook mendekatkan wajahnya ke telinga Yewon, lalu membisikkan sesuatu, "perlu kau tahu, Kim Mingyu berada dalam posisi tidak aman. Dia merupakan koki terburuk. Saat ini dia pada kesempatan terakhir, jika hasilnya tak memuaskan, dia akan dipecat."

Bisikan Jungkook mampu membuat bola mata Yewon yang sipit terlihat membesar.

"Hei, kalau koki itu dipecat, aku jadi asisten siapa? Apa aku dipecat juga?" Yewon ikut berbisik.

"Aku rasa tidak, jika kerjamu bagus. Mungkin kau akan dipindahkan pada jam kerja malam. Jika jam malam tidak membutuhkan asisten lagi, kau bisa dimasukkan ke bagian cuci piring."

"Cuci piring? Aku kuliah selama empat tahun, lalu hanya mencuci piring?" Yewon menatap Jungkook tak percaya.

"Makanya, pertahankan posisimu. Asisten koki adalah posisi yang lumayan bagus. Beberapa koki disini juga sebelumnya, merupakan asisten koki yang mampu bekerja dengan baik dan mampu belajar memasak dengan baik" Jungkook mencoba memberi semangat pada Yewon yang terlihat putus asa.

"Aku takut-"

"Kau bekerja disini untuk berpacaran?"

Yewon melirik ke arah samping, ia melihat Yoongi berdiri tak jauh dari pintu dapur. Suara tegurannya tidak nyaring, sangat santai namun mampu membuat detak jantung Yewon bekerja dua kali lebih cepat, bahkan tiga kali.

"Kka..kami tidak berpacaran, pak" Yewon gugup setengah mati walaupun Yoongi menegurnya dengan suara pelan.

"Haishh hyung.. jangan menakuti Yewon seperti itu.." tegur Jungkook yang melihat Yoongi memasang wajah dingin dengan tatapan yang juga dingin. Tidak ada senyuman maupun ekspresi di wajah Yoongi.

Yoongi melangkah mendekat dengan santai ke meja kasir.

"Kau ingin menyerah sekarang? Mungkin kau ingin bekerja di tempat yang lain" ucapan Yoongi ditujukan pada Yewon yang masih belum bergerak dari posisinya.

ChefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang