Chef 15

536 105 27
                                    

💜💜💜💜

Yewon akhirnya kembali bekerja, setelah libur selama dua hari atas paksaan Yoongi. Jika Yewon nekat masuk kerja, Yoongi mengancam untuk  mengganti posisi Yewon.

Yewon yang pertama datang, saat memasuki dapur. Ia segera memeriksa bahan-bahan makanan segar serta bumbu-bumbu, lalu mencatat yang sudah habis. Sekitar setengah jam, barulah beberapa koki mulai berdatangan. Yewon masuk ke ruang penyimpanan. Ia memperhatikan beberapa tombol di belakang pintu. Yoongi memberitahu ada pengatur suhu di sana. Berjaga-jaga jika terkurung lagi. Tapi, tentu saja Yewon tidak ingin itu terjadi lagi.

"Bagaimana liburannya?"

Yewon yang sedang memeriksa sayuran paling bawah pun mendongak, ia mendapati Serim tengah mengambil beberapa bahan.

"Liburan? Aku tidak berlibur," jelas Yewon.

"Aku bekerja sudah cukup lama di sini, tapi aku belum pernah tidak masuk kerja selain hari libur. Kau benar-benar memanfaatkan pangkat," Serim berdecih. Ia menatap Yewon dengan tatapan sinis.

"Eonni, aku tidak masuk karena sakit," jelas Yewon. Ia tak ingin ada yang salah paham dengan kondisinya.

"Benarkah? Kau terlihat baik-baik saja," Hani ikut menimpali.

Beberapa koki yang kebetulan lewat, ikut bergabung. Yewon merasa terhakimi. Beberapa dari mereka tak percaya, karena tidak ada satupun yang tahu kabar Yewon dua hari yang lalu. Bahkan, Jungkook yang merupakan teman Yewon pun, tidak tahu.

Yewon hanya pasrah mendengar berbagai komentar tentangnya, walau pun sudah berulang kali ia mengatakan bahwa dirinya sakit, tidak ada yang percaya. Bahkan, jika ia bercerita terkurung di ruangan ini, mereka mungkin lebih sulit percaya, bagaimana bisa Yewon keluar? Yewon tidak ingin memperpanjang urusan.

"Kenapa kalian berkumpul di sini?" Yoongi yang sedang mengambil beberapa bahan, melihat sekumpulan koki dan asistennya berkumpul.

"Oh... itu, kami hanya menanyakan kabar Yewon, selama dua hari ia tidak masuk kerja," sahut salah satu koki.

"Lalu? Kau sudah mendapatkan jawabannya?"

"Sudah Chef, Yewon bilang dia sakit. Tapi, kami tidak percaya begitu saja," jelasnya lagi.

"Tidak percaya, itu urusan kalian. Apa harus Yewon melaporkannya pada kalian?" Yoongi sedikit mulai geram.

"Yoongi, kau percaya begitu saja?" Serim mencoba memprovokasi agar Yoongi ikut mencurigai Yewon.

"Ya. Aku memang tahu dia sakit. Aku yang menyuruhnya tidak masuk. Sekarang apa mau kalian? Menghakimi pekerjaan orang lain, sudah seperti pekerjaan kalian bagus saja!" Yoongi segera keluar dari sana, diikuti beberapa koki lainnya yang juga ikut keluar.

Serim tersenyum sinis menatap Yewon.

"Kau hebat juga untuk menarik perhatian Yoongi," Serim berjalan meninggalkan Yewon, sebelumnya ia sempat menabrakkan bahunya ke tubuh Yewon, membuat Yewon sedikit oleng.

Yewon menangis. Andai saja mereka semua tahu, bahwa malam itu Yewon hampir saja kehilangan nyawanya.

Yewon keluar dari ruang penyimpanan sambil membawa buku catatan. Ia telah mencatat apa saja bahan-bahan yang perlu di beli kembali. Yewon terlihat murung. Setelah meletakkan catatan itu ke ruangan Yoongi, Yewon menghampiri Yoongi untuk membantu memasak.

"Tidak usah dipikirkan. Kau tidak akan pernah bisa menjadi sempurna di mata manusia," ucap Yoongi sambil mengaduk makanan. Ia melihat Yewon terlihat murung.

"Aku merasa bersalah," lirih Yewon sambil memotong sayuran.

"Pada siapa?"

Yewon menunduk. Ia hanya tak bisa menjelaskannya kepada yang lain. Ia sendiri tak tahu, apakah itu hal yang penting?

ChefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang