Chef 25

496 106 24
                                    

💜💜💜💜

"Chef!"

"Aishh!" Yoongi hampir saja mengumpat. Pasalnya, suara Yewon mengejutkannya saat ia sedang mengunci pintu restoran.

"Aku mau bicara sesuatu," ucap Yewon yang berada di belakang Yoongi yang sedang mengunci pintu.

"Apa?" Yoongi membalik badannya hingga menghadap Yewon. Bisa dilihat, wajah Yewon terlihat sedang tidak baik. Ia terlihat sedang kesal.

"Ini tentang kemarin," nada suara Yewon sedikit pelan, namun raut wajahnya tetap menyiratkan rasa tak suka. Yoongi tak tahu penyebabnya, namun ia mencoba tetap tenang.

"Oke," Yoongi mengangguk, lalu berjalan menuju sepeda motornya.

Yewon mengikuti Yoongi hingga parkiran.

"Naiklah. Bicara di tempat lain saja," Yoongi memasang helmnya, membuka bagian penutup wajahnya.

Mau tak mau, Yewon menurut. Lagi pula tidak mungkin ia berbicara di depan restoran yang sudah tutup.

Hening selama perjalanan di motor. Baik Yoongi mau pun Yewon tak ada yang membuka suara, sampai Yoongi menghentikan sepeda motornya di depan mini market.

Yewon mengikuti Yoongi yang berjalan menuju kursi yang berada di depan mini market.

"Chef...,"

"Aku haus," Yoongi masuk ke dalam mini market saat Yewon hendak berbicara.

"Haisshh."

Tak butuh waktu lama, Yoongi kembali keluar dengan membawa dua kaleng soda. Yoongi menyodorkannya sekaleng pada Yewon.

"Minum dulu," Yoongi duduk bersandar pada kursi, lalu membuka minuman kaleng miliknya.

Yewon hanya memperhatikan Yoongi yang meneguk minumannya.

"Kau ingin ganti minuman?" tawar Yoongi, yang melihat Yewon masih belum menyentuh minumannya.

"Apa aku sudah boleh bicara?" tanya Yewon, yang tak menjawab pertanyaan Yoongi.

"Minum," ucap Yoongi tenang.

Yewon menghela nafasnya, lalu mengambil kaleng minuman yang ada di atas meja. Setelah meminum beberapa teguk, barulah Yoongi mengizinkan Yewon bicara.

"Chef, aku benar-benar kecewa dengan tindakanmu semalam," ucap Yewon yang langsung mengungkapkan kekesalannya.

Yoongi memperhatikan wajah Yewon yang memang terlihat marah. Entah mendapat keberanian dari mana, Yewon berani membentak Yoongi. Padahal biasanya, Yewon sudah takut hanya dengan tatapan Yoongi.

"Kenapa?" walau pun Yoongi tahu, ia hanya ingin tahu kenapa Yewon begitu kesal.

"Chef tidak tahu? Kenapa Chef mencium keningku malam itu? Chef tidak berhak melakukannya," ucap Yewon sambil menegakkan tubuhnya. Ia menatap lurus ke arah Yoongi.

"Kau marah?"

"Tentu saja!"

"Bukankah dengan cara itu, gaya pacaran kita terlihat natural?"

"Itu terlalu berlebihan," ucap Yewon yang mengeluarkan kekesalannya. Ia merasa bahwa Yoongi sangat kurang ajar. Bagaimana bisa dia mencium wanita yang jelas bukan kekasihnya. Yewon sangat kesal karena hal itu.

"Jadi kau mau apa? Aku harus apa sekarang?"

"Chef harus minta maaf."

"Baiklah, maafkan aku."

ChefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang