💜💜💜💜
Yewon mengerjakan pekerjaannya dengan semangat. Senyum akan terkembang ketika ia mengingat kembali malam saat ia dan Yoongi benar-benar menjalin hubungan. Ia tak menyangka akan benar-benar beroacaran dengan mantan bosnya yang dulunya sangat dingin dan ditakuti.
"Sebenarnya dia sangat manis," gumam Yewon saat mengingat tingkah Yoongi yang sangat manis. Wajahnya berubah merah saat mengingat Yoongi mencium bibirnya.
"Astaga, apa yang kau pikirkan, Yewon," Yewon menepuk-nepuk kepalanya untuk menghilangkan pikiran kotornya.
Yewon melirik jam tangannya, sudah jam dua belas siang. Waktunya jam istirahat dan makan siang. Hari ini Yewon sudah berjanji akan makan siang ke restoran milik Yoongi. Setelah membereskan mejanya, Yewon segera menyampirkan tasnya dan beranjak dari kursinya.
"Wah tumben sekali kau cepat keluar?" Vernon tersenyum mendapati Yewon keluar dari ruangannya. Kebetulan sekali ia akan mengajak Yewon makan siang bersama, seperti biasa.
"Oh, aku akan makan siang di luar," sahut Yewon tersenyum.
"Oke, ayo. Makan siang dimana? Kau punya rekomendasi tempat baru?" Vernon mengikuti langkah Yewon.
Yewon terdiam sejenak. Haruskah ia mengatakan pada Vernon kalau ia akan makan di tempat Yoongi? Melihat semangat Vernon, Yewon merasa tak enak. Mungkin nanti Yewon akan menjelaskan pada Vernon kalau ia tak bisa membalas perasaan pria itu, dan ia sudah memiliki orang yang ia cintai.
Yewon mengirim pesan kepada Yoongi jika ia akan datang bersama Vernon. Yewon sudah menjelaskan bahwa ia tak enak mengusir Vernon, karena selama ini Vernon selalu mengajaknya makan siang.
Yewon memeriksa kembali pesannya pada Yoongi, tidak ada balasan, namun sudah dibaca oleh Yoongi. Yewon menghela nafasnya. Ia khawatir Yoongi akan salah paham, apalagi pria itu sudah mengatakan kalau ia cemburu jika Yewon dekat dengan Vernon.
"Kau dari tadi melihat ponsel saja, apa ada sesuatu yang penting?" Vernon memperhatikan gerak Yewon yang terlihat gelisah.
Yewon menggigit bibir dalamnya, haruskah ia mengatakannya pada Vernon? Tapi Yewon tak ingin merusak suasana makan siang mereka. Bisa saja ia dan Vernon akan terasa canggung. Yewon akan menjelaskannya nanti saja, saat pulang kepada Vernon.
Saat sampai di Moon Light Restoran, Yewon merasakan nuansa yang tak jauh berbeda saat di Sunrise. Memang pada dasarnya, Moon Light merupakan cabang dari Sunrise. Namanya saja yang berbeda, namun isi dalamnya terlihat sama. Bagian depan restoran juga sudah dijelaskan bahwa Moon Light merupakan bagian dari Sunrise.
"Seperti tidak asing, tapi kita baru pertama ke sini kan?" Vernon sepertinya merasakan hal yang sama. Sebelumnya Vernon memang sudah ke Sunrise Restoran.
"Ini cabang baru Sunrise Restoran," jelas Yewon.
"Oh ... pantas saja terasa tidak asing. Ayo...," Vernon segera menuju meja yang disediakan khusus untuk dua orang.
Yewon melirik ke segala arah, namun ia tak menemukan apa yang ia cari. Perasaan Yewon tak tenang. Ia yakin bahwa kekasihnya itu pasti sedang marah. Yewon harus bisa membujuk Yoongi nanti agar mau memaafkannya.
"Ternyata di sini ada menu spesial. Kau mau pesan sushi?" tawar Vernon saat membaca buku menu.
Yewon ikut membaca menu. Ia jadi ingat tentang sepupu Yoongi dari Jepang yang bekerja di restoran, pasti dia yang membuat makanan itu.
Hingga selesai makan pun, Yewon masih tak melihat batang hidung Yoongi. Apa pria itu tak mau menemui Yewon? Yewon sungguh takut Yoongi marah.
Sesampai di kantor, Yewon segera menelepon Yoongi, namun tak diangkat. Pada panggilan ketiga, barulah Yoongi mengangkat panggilan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chef
Roman pour AdolescentsYewon. si gadis cantik berpipi yang sedikit berisi membuat wajahnya terlihat imut di usia 23 tahun. Bekerja di sebuah restoran, namun ia hanya sebagai asisten dapur karena belum memiliki pengalaman. Yewon harus menghadapi atasannya, Yoongi si kepala...