💜💜💜💜
"Kau mau ikut sekalian?" tawar Yoongi saat mereka bersiap akan pulang.
Saat mendengar tawaran Yoongi, Yewon bisa merasakan, beberapa dari karyawan menatap ke arahnya. Karena Yewon selalu merasa banyak yang tak menyukainya, Yewon ingin bersikap sesukanya. Toh, masih saja mereka tak menyukainya, seberapa baikpun sikap Yewon.
"Apa boleh?" tanya Yewon.
"Aku tidak akan menawarimu, kalau tidak boleh," sahut Yoongi jengkel.
"Eummm..., baiklah. Kalau begitu, aku akan menyelesaikan ini dulu," sahut Yewon sambil memperlihatkan buku catatan. Ia tengah memeriksa jumlah bumbu dapur untuk dibeli besok.
Saat Yoongi masuk ke ruangannya, Serim dan Hani menghampiri Yewon yang sedang duduk di lantai.
"Ternyata belangmu semakin terlihat," decih Serim.
Yewon mendongakkan kepalanya untuk melihat, siapa yang berbicara di dekatnya.
"Belang apa?"
"Cih, tidak usah bersikap polos. Berpura-pura tidak suka, tapi selalu menempel seperti parasit," Hani tertawa sinis melihat Yewon.
Yewon akhirnya berdiri, dan menghadap ke arah dua orang yang selalu saja menyindirnya. Itulah sebabnya semakin banyak saja yang tidak menyukai Yewon, karena mereka selalu melebih-lebihkan hal yang tak benar. Yewon memilih diam, lagi pula jika ia berbicara, belum tentu akan mengubah pikiran mereka.
"Harusnya jaga omongan kalian. Kalian selalu mengatakan hal yang tidak benar tentangku," sahut Yewon kesal.
"Uuhhh..., jadi, yang seperti apa sebenarnya dirimu, Yewon? Lebih dari ini?" Serim tertawa mengejek Yewon.
"Yaa.. Yewon itu sangat polos. Image polosnya itu, membuat semua orang tertipu, termasuk Chef Yoongi. Lihatlah, sekarang..., kau bersikap seolah-olah korban bully, padahal kau senang kan? Kau punya senjata untuk menarik perhatian Chef Yoongi," sambung Hani, membuat beberapa karyawan ikut mengangguk setuju tanpa tahu kebenarannya.
"Yak! Jaga omonganmu, Hani. Selama ini kau selalu banyak bicara sembarangan!" Yewon yang tak tahan, akhirnya sedikit meninggikan suaranya. Kali ini ia harus didengar.
"Sssttt! Sopanlah sedikit Yewon. Aku tahu posisimu sangat bagus, tapi lihatlah dengan siapa kau bicara. Aku lebih dulu bekerja di sini. Jagalah sikapmu itu," Serim menekankan telunjuknya ke bahu kiri Yewon berkali-kali.
"Yewon, sudah siap?" Yoongi keluar dari ruangannya, ia sudah berganti baju.
Melihat Yoongi, Serim dan Hani segera berlalu menuju loker, lalu pulang setelah mengambil barangnya. Yewon menatap kesal pada Hani dan Serim yang pergi begitu saja.
"Sedikit lagi, Chef," sahut Yewon yang kembali melanjutkan pekerjaannya yang terganggu karena ulah Serim dan Hani.
"Jika sudah, antar ke ruanganku," Yoongi kembali masuk ke ruangannya.
****
Yoongi sesekali melirik Yewon yang fokus memasak. Yoongi sadar, tidak banyak yang menyukai Yewon di restoran ini sejak ia mendapatkan posisi tetap. Bukan tanpa alasan Yoongi memilih Yewon. Walau pun ia masih terbilang baru, Yewon selalu menyelesaikan tugasnya dengan baik. Dibandingkan dengan karyawan yang lain, mereka hanya terobsesi pada posisi jabatan, tetapi tidak memaksimalkan kinerja mereka.
Bagi Yoongi, Yewon itu wanita yang unik. Ia terlalu polos dalam bertindak, tetapi cepat mengerti jika diajarkan suatu hal. Dalam satu bulan, Yoongi sudah tidak perlu lagi mendampingi Yewon untuk berbelanja. Kini, Yewon sudah mampu mengerjakan tugasnya sendiri dengan baik, dan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chef
Teen FictionYewon. si gadis cantik berpipi yang sedikit berisi membuat wajahnya terlihat imut di usia 23 tahun. Bekerja di sebuah restoran, namun ia hanya sebagai asisten dapur karena belum memiliki pengalaman. Yewon harus menghadapi atasannya, Yoongi si kepala...