Chef 30

517 100 28
                                    

💜💜💜💜

"Tumben kesini?"

"Oppaaa...," Yewon segera mendudukkan dirinya di salah satu kursi yang ada di klinik Namjoon.

Saat pulang kantor, Yewon memilih mampir ke klinik milik kakaknya. Jika sore sampai malam, Namjoon berada di klinik setelah bekerja di rumah sakit.

"Pasti ada maunya," cibir Namjoon.

"Sok tahu!" Yewon duduk di kursi, berhadapan dengan Namjoon yang sedang duduk di kursinya.

"Jadi, apa keluhan anda nona Yewon?" Namjoon mengambil kertas dan pena, bersiap untuk menulis.

Yewon mengerucutkan bibirnya.

"Aku sedang merasa bersalah," adu Yewon.

"Kalau begitu, minta maaflah."

"Tapi, aku tak berani bertemu. Aku merasa malu," sahut Yewon.

"Pulanglah. Pikiranmu masih belum dewasa," Namjoon menyandarkan tubuhnya pada kursi, lalu tangannya mempersilahkan Yewon keluar.

"Oppaaa..." rengek Yewon lagi.

"Makanya, bicara yang jelas."

"Aku harus apa?" Yewon memasang wajah memelasnya.

"Pulang," jawab Namjoon singkat.

"Aishh!" Yewon kesal. Ia belum masih malu-malu untuk bercerita pada kakaknya.

"Bagaimana hubunganmu dengan Vernon?" kini Namjoon yang bertanya. Ia tahu, bahwa adiknya tidak bisa memulai obrolan kalau tidak dipancing lebih dulu.

"Aku tidak tahu."

"Kau tidak pacaran dengannya?"

Yewon menjawab dengan gelengan.

"Kenapa?"

Yewon tak menjawab. Dia sendiri bingung dengan perasaannya. Ia tak bisa memilih apa yang harus ia lakukan. Semuanya terasa campur aduk, dan ia tak tahu harus melihat dari sisi mana lebih dahulu.

"Lalu kau bersalah pada siapa?" kini suara Namjoon melembut. Ia bisa lihat, jika adiknya terlihat sangat gundah.

"Chef Yoongi."

"Oohhh... jadi Yoongi penyebabnya?"

"Aku memarahinya karena dia menciumku, tapi dia malah menyatakan perasaannya," Yewon menutup wajahnya dengan telapak tangan. Sejujurnya ia malu bercerita pada Namjoon, tapi ia butuh masukan.

"Hahahaha," Namjoon malah tertawa mendengar cerita singkat Yewon.

"Kau tidak perlu merasa bersalah. Hal itu wajar saja. Kau marah karena dia menciummu, jadi tidak perlu kau pikirkan," lanjut Namjoon.

Yewon diam merenung, dan apa yang Namjoon katakan memang benar. Tidak seharusnya ia sampai merasa bersalah, karena ia punya sebab saat marah.

Namjoon memperhatikan Yewon yang seperti sedang berpikir.

"Apa dia masih terus menganggumu?"

Yewon menggelengkan kepalanya. Namjoon mengernyitkan keningnya.

"Aishhh Ye... aku tidak bisa menebak-nebak. Jadi ceritakan saja," Namjoon jadi kesal karena Yewon masih terlihat belum lega.

Yewon mencebikkan bibirnya.

"Apa Chef benar-benar menyukaiku?"

"Mana aku tahu. Kenapa kau tidak tanyakan langsung?" Namjoon benar-benar dibuat kesal dengan cerita Yewon.

ChefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang