💜💜💜💜
"Kau terlihat banyak pikiran," sebuah suara mengejutkan Yewon.
"Eo? Sedang apa di sini?" Yewon menatap Vernon yang duduk di kursi depannya. Saat ini Yewon tengah menikmati makan siang di kantin kantor.
"Kau lupa? Aku juga menangani salah satu divisi di kantor ini."
Yewon hanya menganggukkan kepalanya. "Lalu, bagaimana kau mengatur waktu kerjamu?"
"Perusahaan ayahmu dan perusahaanku kan bekerja sama. Karena aku bergerak di bidang periklanan, jadi aku bertugas untuk pemasaran di perusahaan ini.
Ayah Yewon memiliki perusahaan kosmetik. Oleh sebab itu, ia menjalin kerja sama dengan Vernon yang memiliki perusahaan yang bergerak di bidang iklan. Tadinya, ayahnya berniat menjodohkan Yewon dengan Vernon, agar usahanya semakin berkembang dengan mudah dan luas.
"Jadi, apa yang mengganggu pikiranmu?"
"Masalah pribadi."
"Pacarmu?"
Yewon menatap Vernon tak percaya, bagaimana bisa ia menebak jika Yewon tengah memikirkan pacarnya, pacar bohongannya.
"Tidak usah terkejut begitu. Ayahmu mengatakan padaku, kalau kau mempunyai kekasih," jelas Vernon. Pria itu tersenyum tulus, walaupun ada sedikit rasa berat.
"Bukan masalah itu," ucap Yewon, namun wajahnya masih tampak tak bersemangat.
"Ye, jangan bersikap menghindar. Aku tahu, sikapmu seperti ini karena masalah perjodohan, kan? Bersikaplah biasa saja. Anggap aku kakak atau temanmu," Vernon menatap serius kepada Yewon.
Melihat kesungguhan ucapan Vernon, Yewon jadi ragu jika Vernon adalah orang yang dingin, seperti apa yang kakaknya katakan.
"Terima kasih, karena bersedia menjadi temanku," Yewon tersenyum, menyambut hangat pertemanan yang Vernon tawarkan.
"Kapan-kapan, kau harus mentraktirku," ucap Vernon, yang tentu saja mendapat tatapan kesal Yewon.
"Harusnya kau yang mentraktirku. Kau kan lebih tua dariku, uangmu juga lebih banyak," Yewon membalas ucapan Vernon. Vernon tertawa melihat sikap Yewon yang seperti anak kecil.
"Sikapmu itu tidak sopan pada yang lebih tua, Ye," Vernon memukul pelan kening Yewon menggunakan sendok.
"Lalu?"
"Panggil aku kakak, atau oppa," pinta Vernon.
"Tidak mau," tolak Yewon sambil menggembungkan pipinya.
"Kau ini seperti anak kecil yang keras kepala," kekeh Vernon.
"Aku bukan anak kecil."
Vernon kembali terkekeh. Ia sangat menyukai sifat Yewon. Andai saja Yewon belum memiliki kekasih, sudah pasti Vernon akan mendekatinya dan bersikap perhatian layaknya seorang pria. Tapi, menjadi seorang kakak untuk Yewon, sudah cukup baginya.
"Oh ya, Ye. Pulang kantor nanti, kau ada acara? Aku akan mentraktirmu makan malam... anggap saja sebagai menyambutmu yang telah bergabung di kantor ini, juga sebagai hari pertemanan kita, bagaimana?"
Yewon tampak berpikir. Lalu menghela nafasnya.
"Sebenarnya aku sangat senang dengan tawaranmu, tapi aku sudah punya jadwal malam ini. Bagaimana kalau besok?" wajah Yewon berubah ceria saat melihat Vernon mengangguk.
"Besok kau boleh makan apa pun yang kau mau," ucap Vernon sambil tersenyum.
Sepulang kantor nanti, Yewon sudah janji akan bertemu Yoongi. Ada banyak hal yang ingin ia bicarakan. Saat pertemuannya di restoran kemarin, Yewon belum sempat menjelaskan apapun pada Yoongi yang saat itu langsung menjadi pacar bohongan dadakan di depan ayahnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/286137765-288-k506222.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Chef
Подростковая литератураYewon. si gadis cantik berpipi yang sedikit berisi membuat wajahnya terlihat imut di usia 23 tahun. Bekerja di sebuah restoran, namun ia hanya sebagai asisten dapur karena belum memiliki pengalaman. Yewon harus menghadapi atasannya, Yoongi si kepala...