Chef 33

583 103 18
                                    

💜💜💜💜

"Jangan pergi...," suara isak Yewon terdengar dari balik punggung Yoongi.

"Chef mengacaukan semuanya! Chef mengacaukan perasaanku. Kau mengatakan menyukaiku, tapi kau pergi begitu saja! Chef benar-benar jahat," Yewon masih memeluk punggung Yoongi.

Mendengar penuturan Yewon, Yoongi segera menarik tangan Yewon untuk keluar dari gedung, agar tidak menarik perhatian para tamu undangan.

Saat berada di luar, Yoongi segera memeluk Yewon dengan erat. Yoongi bisa merasakan bajunya sedikit basah. Yewon menangis sambil melingkarkan tangannya ke pinggang Yoongi.

Yewon dan Yoongi sedang duduk di depan gedung.Yewon hanya menundukkan wajahnya, masih terdengar sisa tangisannya, sedangkan Yoongi tersenyum melihat Yewon.

"Jangan menangis lagi...," Yoongi menatap Yewon yang duduk di sampingnya. Sedikit tawa Yoongi keluar saat melihat Yewon mengangguk.

Senyumnya tak lepas sejak Yewon memeluknya. Gadis itu mengeluarkan semuanya yang ada di hatinya. Yoongi menghadapkan tubuhnya ke arah Yewon. Ia menatap lekat pada Yewon yang sudah mulai berhenti menangis.

"Ye...," panggil Yoongi, membuat Yewon mengangkat wajahnya. Pandangan mereka kembali bertemu. "Apa aku melakukan kesalahan lagi?"

Yewon mengangguk.

"Chef meninggalkanku. Aku berusaha melupakannya, tapi tidak bisa, dan itu selalu mengganggu pikiranku. Rasanya tidak adil. Chef harus tahu perasaanku juga."

"Bagaimana perasaanmu?"

Yewon menggigit bibir dalamnya. Ia tiba-tiba saja gugup untuk mengatakan bahwa dia memiliki sebuah perasaan untuk mantan atasannya.

"A..aku... eemm... pokoknya Chef tidak boleh pergi begitu saja," Yewon bingung cara menyampaikan perasaannya.

"Aku tidak pergi kemana pun. Aku masih menyukaimu," sahut Yoongi dengan wajah seriusnya.

Mata sembab Yewon memicing, "lalu siapa wanita itu?"

"Wanita mana?" Yoongi mengernyitkan keningnya. Ia berpikir wanita mana yang Yewon lihat? Sojung? Bukankah dia sudah sering bersama Sojung.

"Apa lelaki akan seperti itu? Saat ditanya, malah pura-pura tidak tahu," Yewon menatap kesal pada Yoongi.

"Kau cemburu?"

"Tidak! Untuk apa aku cemburu?"

"Lalu?"

"Iiihh Chef menyebalkan!"

"Kau sendiri? Kenapa selalu menempel dengan Vernon?"

"Aku tidak menempel..." sungut Yewon.

"Setiap melihatmu, kau selalu bersama Vernon. Makan siang, pulang kantor, bahkan sekarang,  kau berniat pulang bersamanya. Kau menyukainya?" Yoongi menatap tajam pada Yewon.

"Bagaimana Chef tahu?"

"Jadi benar, kau menyukainya?"

"Aishh bukan itu," Yewon mencebikkan bibirnya kesal. "Maksudku, Chef tahu dari mana aku pulang dan makan siang bersama Vernon  oppa?"

"Jangan memanggilnya dengan tambahan oppa. Denganku saja kau masih memanggilku Chef... Chef... Chef..."

"Chef cemburu ya?" Yewon tertawa sambil mengarahkan telunjuknya pada Yoongi.

"Tentu saja. Sayangnya, aku belum punya hak untuk cemburu," sahut Yoongi dengan sungguh-sungguh.

Yewon tersenyum, lalu mendekatkan dirinya pada Yoongi. Yewon dengan memeluk pinggang Yoongi, menyandarkan kepalanya pada dada Yoongi, "aku tidak memiliki hubungan apa pun dengan Vernon. Aku juga tidak menyukainya. Aku... menyukaimu, Chef."

ChefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang