Chef 17

525 105 22
                                    

💜💜💜💜

Yewon terlihat murung hari ini saat bekerja. Sesekali ia menghembuskan nafasnya kasar. Hal itu tentu saja membuat perhatian Yoongi teralihkan.

"Bisakah kau berhenti menghela nafas seperti itu? Apa yang mengganggu pikirannya?" pertanyaan Yoongi membuat Yewon heran. Apa begitu terlihat jelas?

"Tidak apa-apa, Chef."

Yoongi merasa aneh dengan sikap Yewon. Ia tahu selama ini, banyak yang tidak menyukai Yewon, tapi baru kali ini gadis itu terlihat murung. Biasanya, Yewon selalu memasang wajah cerah sambil tersenyum. Yoongi sangat menyukai senyuman itu.

"Kau bisa menceritakan masalahmu," tawar Yoongi. Entah sejak kapan, seorang Min Yoongi menawarkan diri untuk menjadi tempat keluh kesah seseorang? Ia bukan orang yang seperti itu. Mengapa ia dengan mudahnya menawarkannya pada Yewon?

Yewon menatap wajah Yoongi sebentar, seperti hendak mengatakan sesuatu, tetapi ia langsung menggelengkan kepalanya.

"Bukan masalah besar, Chef," sahut Yewon dengan senyum tipis, isyarat bahwa ia baik-baik saja.

"Wajahmu terlihat seperti memiliki hutang sepuluh miliar," ucap Yoongi santai sambil mengiris bawang dengan gerakan cepat.

"Mana mungkin seperti itu," Yewon menggembungkan pipinya, kesal akan ucapan asal Yoongi.

Entah mengapa, Yoongi merasa gemas dengan pipi tebal Yewon. Ia ingin sekali mencubitnya, namun tentu saja tak akan ia lakukan.

Lagi-lagi, Yoongi mendapati Yewon yang sedang melamun. Ia terlihat tak fokus bekerja beberapa hari ini.

"Jika kau seperti ini terus, aku akan memecatmu," ucap Yoongi ketika mendapati Yewon melamun sambil memegang brokoli. Yewon tengah menyusun sayur-sayuran tersadar dan mendapati beberapa sayuran tersusun tidak pada tempatnya.

"Ikut aku," perintah Yoongi yang langsung keluar dari ruang penyimpanan, diikuti Yewon yang berjalan di belakang Yoongi menuju ruang kerja Yoongi.

Beberapa karyawan berbisik-bisik melihat Yewon yang mengekori Yoongi.

.

.

Yewon menunduk saat berdiri di depan meja kerja Yoongi. Yoongi yang duduk di kursinya, menatap kesal ke arah Yewon.

"Aku tidak akan memanggilmu, jika kerjamu baik-baik saja, walau pun kau melakukannya sambil melamun. Aku sudah memperhatikan ini beberapa hari. Apa yang mengganggumu?" Yoongi berkata tegas. Ia tak hanya sekedar ingin tahu keadaan Yewon, tapi ia harus bertindak seperti ini sebagai atasan.

"Aku..., baik-baik saja, Chef."

"Oke. Kenapa kerjamu sekarang tidak becus? Kau bilang, baik-baik saja, tapi kerjamu kacau. Apa karena omongan mereka? Kau memikirkan rasa tidak suka mereka?"

Yewon mendongak. Ia tak menyangka jika Yoongi menyadari ketidaksukaan para karyawan dapur padanya.

"Aku..., aku tidak masalah. Wajar saja jika mereka tidak menyukaiku. Tapi, itu sama sekali tidak memengaruhi apa pun.

Yoongi mengusap wajahnya.

"Apapun itu, aku harap segera selesaikan. Jangan sampai mengganggu pekerjaanmu."

"Baik, Chef. Kalau begitu, aku permisi," Yewon segera keluar dari ruangan Yoongi,  lalu kembali melanjutkan pekerjaannya.

****

"Kau ini kenapa?" Jungkook menatap Yewon yang sedang makan di meja kasirnya.

"Hmm?" sahut Yewon seadanya.

ChefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang