🪄 Prolog 🪄

706 92 58
                                    

Aesthetic namanya. Perempuan bermata bulat yang berbinar, memiliki pipi yang tembam, dan wangi khas bayi. Semua yang melihatnya pasti bawaannya adem, tenteram, dan nyaman. Perempuan yang masih cocok menyandang gelar anak SMP, dikarenakan wajahnya yang baby face walau usianya menginjak 17 tahun.

"Neng, SMP kelas berapa?" Tanya pedagang yang menjual jajanan ringan.

"Thetic sudah kelas sebelas SMA tau!" jawabnya sebal, karena disangka masih anak SMP terus.

"Oh ya? Saya kira si Neng masih kelas delapan SMP. Karena saya lihat, Neng sepantaran anak saya." Jawab pedagang tersebut.

Dan ini yang membuat Aesthetic makin sebal. Tubuhnya yang mungil mendukung alasan dirinya disebut anak SMP.

~ 🪄 ~ 🪄 ~ 🪄 ~

"Pah, Papah percaya adanya keajaiban di dunia ini nggak?" Tanya Aesthetic ke Papahnya. Orang tua yang ia miliki satu-satunya saat ini.

Ya, Mamanya sudah meninggal saat melahirkan Aesthetic. Beliau lebih memilih merenggang nyawa, demi sang buah hati bisa melihat dunia.

Sang Papah masih menikmati keindahan langit malam bertabur bintang. "Papah percaya adanya keajaiban itu." Jawab Taufik, Papahnya Aesthetic.

Keduanya berada di balkon kamar Aesthetic, menikmati lembutnya angin malam menerpa wajah mereka.

"Kalau begitu, keajaiban bisa membawa doi-nya Thetic hidup di dunia kita dong!" Seru Aesthetic.

Aesthetic sudah meloncat-loncat kegirangan, sembari bertepuk tangan. Tawa Papahnya meledak, membuatnya berhenti meloncat-loncat.

"Papah kenapa geleng-geleng kepala dan tertawa?"

"Nggak apa-apa. Berdoa saja, semoga keinginanmu terwujud!" Taufik menoel hidung anak gadisnya.

"Sudah lumayan malam. Pergi tidur dan jangan mengkhayal tentang doi-mu itu!" Perintah yang diakhiri ledekkan untuk sang anak. Kekehan masih menghiasi wajah Taufik, membuat anaknya memberengut sebal.

"Iya-iya... Selamat malam, Pah!"

Kalian pasti berpikir, alasan apa yang membuat Papah Taufik tertawa? Memangnya ada apa dengan doi-nya Aesthetic? Dan siapa doi-nya Aesthetic itu?

Kalian akan mengetahui jawaban dari semua pertanyaan itu nanti.

Usai peninggalan sang Papah dari kamarnya, Aesthetic mendekap erat sosok yang dipanggil doi-nya tersebut. Menjatuhkan tubuh mungilnya sendiri ke atas ranjang, dan memejamkan matanya.

"Thetic mohon wahai keajaiban... Please, hidupkan doi-nya Thetic," pintanya dengan mata tertutup.

Saat sudah memasuki alam bunga tidur, sesuatu bersinar terang dan melesat melewati kawasan langit malam.

~ 🪄 ~ 🪄 ~ 🪄 ~

"Nama lo siapa?"

"Kenalin, nama aku Aesthetic." Seulas senyum ditampilkan oleh Aesthetic. Dirinya memang terlalu ramah.

"Apa? Aesthetic? Kurang pantas. Seharusnya nama lo itu aneh. Lo enggak ada unik-uniknya sama sekali!" Untuk yang ini, terlalu pedas dan menyelekit.

MiStic (Mickey and Aesthetic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang