Sikap tenang, adem, polos, dan lugu dari Aesthetic menjadi pusat perhatian. Kini perempuan yang dipanggil Thetic itu, berjalan ke arah bangkunya sembari bersenandung kecil. Semuanya. Semua yang Aesthetic lakukan tadi, tak luput dari pandangan laki-laki yang masih terdiam di ambang pintu kelas. Setelahnya, sosok tersebut kembali dengan niat awalnya, yaitu bolos.
"Mau kemana kamu?! Mau bolos pelajaran saya lagi?!" Hadangan dari guru killer, pelajaran matematika wajib menghambat niat baiknya.
Iya, kalian tidak salah membaca kok. Bagi laki-laki yang disebut 'kutub tak berperasaan' itu, niatnya sangat baik. Ia tak ingin tiap guru yang mengajar, memiliki riwayat darah tinggi karenanya. Mulia bukan?
"Tebakan Ibu enggak pernah meleset. Jangan-jangan Ibu cenayang ya?"
Guru yang menghadapi makhluk tak kasat- maksudnya, menghadapi salah satu siswanya. Beliau hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan. "Enggak ada acara bolos-bolosan! Sekarang, kamu masuk ke kelas. Jangan buat Ibu tertekan dong, ini baru awal semester, lho!"
"Jangan salahin saya ya Bu, kalau nanti-"
"Kamu ini! Buruan masuk ke kelas! Heran saya tuh sama kamu, enggak ada takut-takutnya sama saya!"
"Kita 'kan sama-sama manusia Bu, dan sama-sama makan nasi. Buat apa saya takut sama Ibu. Ibu juga awet muda." Celetuk 'si kutub tak berperasaan' cuek.
"Permisi Bu, mau masuk ke kelas duluan ya, Bu." Izin Ameera, dan menyalimi guru tersebut yang bernama Rita.
"Ame, bawakan tas Ibu dan buku-buku ini ke kelas. Ibu rasanya lemas karena berhadapan dengan siswa teladan ini." Ucap Bu Rita.
Ameera menerima semua barang dari Bu Rita.
"Duluan, Bu." Pamit Ameera.
"Ibu seriusan enggak akan menyesal nanti? Nanti Ibu-"
"Masuk ke kelas! Hanya pelajaran saya. Setelah itu, akan ada rapat guru. Jadi, akan banyak freeclass hari ini. Puas-puasin deh sana. Saya capek menghadapi kamu! Saya sampai istighfar tiga puluh tiga kali tau!"
"Oke, Bu."
Dengan santainya 'si kutub tak berperasaan' masuk ke kelas, meninggalkan sang guru yang sedang memijat kepalanya.
~ 🪄 ~ 🪄 ~ 🪄 ~
Bu Rita sedang menjelaskan bab pertama dari pelajaran matematika wajib. Kemungkinan yang menyimak dengan serius hanya 58%, sisanya ya beragam entah ngapain. Contohnya si kembar. Saking kembarnya, tertawa pun berbarengan.
"Ma, lo paham enggak yang bagian ini?" Rahmi menunjuk ke salah satu soal yang berada di dalam buku paket.
"Mana paham gue. Nanya sama gue, kelar nilai matematika wajib lo anjlok." Balas Rahma.
"Sama dong, gue juga enggak paham!" Timpal Rahmi. Kemudian si kembar cekikikan bareng.
"RAHMA, RAHMI! APA YANG KALIAN TERTAWAKAN?!"
"Eh... Anu. Itu Bu, soal matematikanya lucu makanya saya ketawa." Jawab Rahmi.
"Saking lucunya, saya sampai migrain, Bu." Sambung Rahma.
Bu Rita menghela napas. Hancur sudah harga dirinya sebagai guru matematika wajib terkiller di kelas ini. Hanya kelas 11 IPA 2 yang mampu membuat guru-guru frustasi. Bagaimana tidak? Isinya kebanyakan anak-anak yang dulu saat kelas sepuluhnya membuat onar.
"Bab-bab awal itu biasanya mudah. Umumnya, pengulangan dari yang pernah dipelajari saat kelas sepuluh."
"Coba, Favian Geraldi kerjakan soal nomor lima." Perintah Bu Rita.
KAMU SEDANG MEMBACA
MiStic (Mickey and Aesthetic)
Teen FictionGadis mungil yang polos, lugu, bermata bulat indah, dan beraroma bayi membuat orang-orang di sekitarnya tenang. Gadis tersebut bernama Aesthetic. Iya, Aesthetic, nama yang langka bukan? Sama seperti karakternya yang langka dan unik. Polos, tapi tid...