🪄 CHAPTER 1: Kesan Pertama 🪄

388 73 44
                                    

Hari ini adalah hari pertama Aesthetic pergi ke sekolah sebagai murid kelas sebelas.

Huh

Sudah tujuh kali dirinya menghela napas gusar. Tidak, Aesthetic suka bersekolah kok. Hanya saja, dia termasuk golongan orang yang sulit berinteraksi dengan orang baru. Lebih detailnya, sulit memulai interaksi duluan. Di sekolah ini, tiap kenaikan kelas maka akan diacak nama-nama anak muridnya. Tujuannya sih, supaya circle pertemanannya meluas.

"Thetic, kamu belum berangkat?"

Aesthetic terperanjat, ketika suara Papahnya memasuki gendang telinga. "KOK AKU MASIH ADA DISINI?!"

Taufik memandang anaknya heran. "Lah, mana saya tau. Saya 'kan ikan. Blubuk... Blubuk." Jawab Taufik gaul, dengan menirukan gaya ikan berenang. Tapi tetap saja, jawabannya tidak nyambung.

"Pah, serius deh enggak nyambung."

"Enggak apa-apa, yang penting bahagia. Ya sudah, kamu ikut Papah saja ya. Papah antarin ke sekolah."

"Tapi, Pah..."

"Kamu mau terlambat?" Aesthetic buru-buru menggelengkan kepalanya.

"Yuk, masuk. Sekalian Papah mau ke kantor." Taufik membuka salah satu pintu mobilnya. Final. Aesthetic tidak bisa membantah.

Untuk pertama kalinya, ia tidak berangkat ke sekolah dengan menaiki bus. Jika kalian berpikiran Aesthetic anak yang manja, karena merupakan anak tunggal, perempuan pula, maka kalian salah. Aesthetic lebih senang menaiki kendaraan umum. Dan lebih suka membeli barang, dengan hasil jerih payahnya sendiri.

~ 🪄 ~ 🪄 ~ 🪄 ~

Akibat terlalu memikirkan, 'Apa yang harus dikatakan ke teman sebangku yang baru?' membuat Aesthetic hampir merasakan terlambat pada Hari Senin ini. Langkah Aesthetic menuju ke ruang kelas 11 IPA 2. Ia melongokkan kepalanya, 'tuk melihat isi kelas.

"DORR!!"

Aesthetic terlonjak kaget di tempatnya. Untung saja, ia bukan tipe orang yang latah saat kaget. Oknum yang bersalah, justru cengengesan seperti tak ada dosa.

"Kaget ya?" Aesthetic mengangguk kecil.

"Mianhae sudah buat lo kaget. Enggak apa-apa, anggap saja senam jantung oke?" Tambah oknum tersebut. Aesthetic mengernyit bingung. "Mi... Mian... Mian apa? Itu artinya apa ya?"

Rahma, nama oknum yang sudah membuat Aesthetic terkaget. "Oh itu. Artinya maaf. Itu bahasa dari negara calon Ibu mertua gue," jelas Rahma, dengan tingkat percaya diri yang tinggi.

"Lo penghuni kelas ini juga 'kan? Sudah, ayo masuk!" Tarikan Rahma membawa Aesthetic memasuki ruangan, yang akan menjadi kelasnya selama dua semester.

"WELCOME TO THE JUNGLE, SISTAH!!"

Sudah berapa kali Aesthetic kaget hari ini? Alasan kaget yang satu ini, bukan dari teriakan barusan. Melainkan...

"Kok ada dua? Kalian membelah diri ya? Kalian superhero yang ada di TV itu 'kan?" Suara Aesthetic terdengar jelas di ruangan kelas 11 IPA 2. Membuat teman-teman barunya tertawa, karena ucapannya yang terlampau polos.

"Lo lucu banget sih! Ya kali membelah diri,"

"Kenalin, gue Rahma. Dan ini saudara kembar gue, namanya Rahmi. Gue yang kakaknya. Rahmi itu adik gue. Kita itu kembar, bukannya membelah diri." Ucap Rahma memperkenalkan dirinya dan sang adik.

"Siapa nama lo? Lo benar-benar anak SMA? Atau anak SMP tersesat kesini?" Giliran Rahmi yang mengakrabkan diri.

Aesthetic mencebikkan bibirnya, tatkala mendengar keraguan Rahmi. "Nama aku Aesthetic. Kalian bisa panggil aku Thetic. Dan aku bukan anak SMP!" Jelas Aesthetic dengan menekankan kalimat akhir.

MiStic (Mickey and Aesthetic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang