🪄 CHAPTER 12: Necklace and Dandelion Flower 🪄

105 47 57
                                    

Aesthetic keluar dari ruangan Bu Rita dengan lesu, meninggalkan Mickey yang menerima kenyataan dengan senyuman. Aesthetic mau tidak mau harus menerima kenyataan juga, dan kenyataan lain yaitu harus berdekatan dengan Mickey. Baru mau melangkah, sebuah cekalan sudah dirasakan oleh Aesthetic.

"Mau ke mana?" Tanpa Aesthetic menoleh, ia tahu bahwa suara tersebut milik Mickey.

"Lepas." Hanya itu yang Aesthetic katakan. Mickey menaikkan satu alisnya, tak suka. Hanya sekejap, Mickey menghela napas pelan. Lantas, Mickey membalikkan tubuh Aesthetic yang membelakanginya.

"Jangan menghindar." Mickey berkata dengan menatap lekat kedua bola mata indah Aesthetic.

Tidak ada senyuman di wajah Aesthetic. Tidak ada ekspresi di wajah Aesthetic. Aesthetic tidak marah atau semacamnya, ia benar-benar biasa saja.

"Siapa yang ninggalin terlebih dulu?"

Mickey menunduk. Ia tahu, bahwa dirinya yang menjadi jawaban dari pertanyaan tersebut.

"Maaf." Terdengar seperti bisikan satu kata yang terucap dari laki-laki bertubuh jangkung tersebut.

Aesthetic tak membalas, dirinya hanya menatap laki-laki di hadapannya. Aesthetic ingin meninggalkan Mickey, dan menemui teman-temannya. Iya, Aesthetic sudah sadar akan ketidakhadiran Rahma di depan ruangan Bu Rita. Keinginan tersebut musnah, karena kakinya seperti tertahan di dekat Mickey.

Suasana hening tercipta antara mereka. Aesthetic juga bingung, sebenarnya hubungan dirinya dan Mickey itu apa? Hubungan mereka terasa abu-abu. Dibilang tidak jelas, namun seperti jelas adanya. Dibilang jelas, namun di mana letak kejelasan tersebut?

Memutar tubuhnya kembali, Aesthetic memaksa kedua kakinya untuk berjalan menuju teman-temannya. Seakan menjawab pertanyaan tentang abu-abunya sebuah hubungan, benda yang sudah terpasang di leher Aesthetic tampak indah.

Posisi Aesthetic yang membelakangi, memudahkan Mickey memasangkan kalung tersebut. Aesthetic sedikit menunduk 'tuk melihat benda apa yang dipasangkan Mickey. Bohong kalau Aesthetic tidak menyukai kalung indah tersebut. Kalung berbentuk kepala Mickey mouse dengan berlian yang tersebar menyeluruh.

"Mickey beli kalung ini?" Aesthetic seakan speechless, dirinya tidak sadar jika mengucapkan pertanyaan tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Mickey beli kalung ini?" Aesthetic seakan speechless, dirinya tidak sadar jika mengucapkan pertanyaan tersebut.

Mickey menatap wajah Aesthetic dari pantulan kaca ruangan Tata Usaha. "Nggak, gue ambil di jalan!" Mickey berucap dengan satu tangannya meraup wajah Aesthetic, membuat Aesthetic memberengut. Aesthetic baru mau melakukan aksi tidak terima, namun menjadi angan-angan saja. Justru aksi Mickey yang terlaksana, membuat tubuh Aesthetic membeku.

Mickey mendekap tubuh Aesthetic dari belakang, dan menjadikan pundak Aesthetic sebagai tumpuan dagunya. Aesthetic seperti tercekat, otaknya masih memproses potongan-potongan hal yang baru terjadi.

"Bernapas. Nanti lo pingsan, gue nggak mau gendong lo!" Mickey tahu, Aesthetic daritadi menahan napasnya. Entahlah, Aesthetic reflek menahan napas. Setelah ucapan Mickey barusan, Aesthetic langsung buru-buru mengambil oksigen yang banyak. Mickey tersenyum sebagai reaksi.

MiStic (Mickey and Aesthetic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang