🪄 CHAPTER 21: Pasti Ada Alasan 🪄

62 12 9
                                    

"Ame, apa sudah membaik?" Yang ditanya tertawa kecil, justru yang menjawab ialah Rahmi. "Thetic, ini sudah pertanyaan ketujuh kali, lho. Ame sudah nggak apa-apa." Rahmi gemas bukan kepalang dengan bocil yang satu itu.

Aesthetic menggembungkan kedua pipinya, "ya, kan, cuma bertanya untuk memastikan. Thetic butuh kepastian tau!" Bukan sebuah rahasia lagi, bahwa tingkah Aesthetic selalu menghibur sekitarnya.

Ceklek

"Siapa, tuh, yang butuh kepastian?" Sosok Rahma muncul dari balik pintu UKS yang terbuka. Berbalik badan, dan menutup kembali pintu tersebut, "nih, gue bawa kepastian untuk cacing-cacing kalian yang lagi melakukan aksi demo." Lanjut Rahma, sembari mengangkat plastik berisi makanan yang ia beli di kantin.

Aesthetic langsung menyerbu untuk mencari makanan kesayangannya. "Yeay, burgernya Thetic!" Rahma tersenyum, lalu berucap, "gue laporin ke Mickey nanti, kalau tunangannya sehabis olahraga langsung makan junk food." Aesthetic menatap tajam bola mata Rahma. Bukannya takut, si Rahma membalikkan dengan menjulurkan lidahnya. Seperti itulah aksi Aesthetic dengan Rahma, sebagai pengantar menyantap makanan mereka. "Terima kasih, Rahma!"

Saat sedang asyik-asyiknya menikmati burger, ponsel milik Aesthetic berdering. Tangan kanannya tetap memegang burger yang sudah habis setengah, dan satu tangannya lagi mengeluarkan benda pipih tersebut dari saku rok sekolah. Benar, Aesthetic dan teman-temannya sudah berganti seragam, kecuali Ameera yang sedari awal sudah memakai seragam biasa.

"The? Siapa?" Ameera membuka suara. Bukan tanpa alasan bertanya seperti itu, dikarenakan Aesthetic melebarkan kedua matanya. Aesthetic menatap semua temannya, "Rahma, kamu benaran memberitahu ke Mickey?"

"Hah? Gue? Tadi bercanda doang, The. Eh, bentar. Itu Mickey yang menelepon?" Satu anggukan kepala lolos dari Aesthetic. "Wah, amazing. Cenayang, nih, tunangan lo, The."

Aesthetic menanggapi ucapan Rahma, dengan menatap layar ponselnya yang menunjukkan nama 'Manusia Es☃️', "berarti nanti Thetic harus ganti nama kontaknya, jadi manusia cenayang."

Ameera langsung menahan saat Rahma ingin berbicara lagi, "The, diangkat dulu teleponnya. Jangan di sini, di luar saja, karena di sini banyak tukang hasutan."

"Oke." Aesthetic segera berjalan keluar dari UKS. "Panik nggak? Panik nggak? Panik lah, masa nggak!" Rahma kembali menggoda Aesthetic. Ameera langsung menatap tajam Rahma, "mie ayam, Ma. Nggak mau?" Rahma langsung tersenyum, dan melambangkan tanda perdamaian, "oke, siap, Kanjeng ratu!"

"Eh, apaan? Ame, kalau lo mentraktir mie ayam ke Rahma, berarti ke gue juga." Rahmi mengangkat suara tentang ketidakadilan mie ayam. "Kok begitu? Nggak ada, ya. Rahma seorang saja. Rahmi? No."

Rahma yang masih memakan makanannya, langsung tersedak. Ya, ulah kembarannya yang merangkul ia secara paksa, dan menarik ke arah kanan. "Karena kita itu kembar. Peraturan sah dari anak kembar, yaitu apabila mentraktir makan ke salah satunya, berarti mentraktir juga ke kembarannya. Anak kembar itu solid, senang dan susah merasakannya langsung barengan. Seperti itu, Ame." Terlepas itu semua, Rahma langsung membalikkan keadaan seperti yang dilakukan Rahmi tadi. Rukun sekali bukan si kembar ini?

~ 🪄 ~ 🪄 ~ 🪄 ~

Jam istirahat masih tersisa. Banyak siswa dan siswi berkeliaran di daerah koridor, serta banyak yang menetap di kursi depan kelas. Entah ada yang belajar, mendengarkan sebuah lagu, bercengkrama, atau lebih menjurus ke arah bergosip. Tidak harus dijelaskan lebih mendalam, bahwa Aesthetic dan teman-teman selalu menjadi pusat perhatian setiap berjalan di daerah koridor. Oh, sebenarnya, mereka selalu menjadi pusat perhatian tiap saat layaknya 'princess sekolah'.

Langkah Aesthetic terhenti. Lebih tepatnya, semua langkah terhenti sebab ada seseorang berdiri di depan sana. Keadaan koridor yang masih terbilang ramai orang pun, menjadi hening.

MiStic (Mickey and Aesthetic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang