"Ayolah, The, semangat!" Bujuk Ameera yang sudah melihat Aesthetic lemas tak berdaya.
Aesthetic masih menekuk wajahnya. "Enggak mau semangat, ih, ada pelajaran olahraga!" Jawab Aesthetic lesu.
Ameera menggeleng melihat kelakuan 'anaknya' ini. "Sedikit saja semangatnya. Ada vitamin tau sekarang tuh. Masa enggak ada rasa gimana gitu?" Rahma mengangguk, tanda setuju dengan ucapan Ameera barusan.
Bukannya menjawab, Aesthetic mengucapkan kalimat lainnya. "Kenapa ya, waktu kayak hari demi hari, cepat banget berjalan menuju hari yang aku enggak suka. Giliran buat menuju hari yang aku tunggu-tunggu, justru kayak lamban banget."
"Gue juga masih kepikiran sih sama hal begitu. Kenapa ya?" Timpal Rahmi.
"Tapi, bisa jadi itu hanya perasaan kita sendiri. Iya nggak, sih?" Tambah Rahma.
Rahmi mengedikkan bahu, "maybe."
Aesthetic kembali menghela napas. Tak berselang lama, suara berat milik Geraldi terdengar. "MAS BRO, SUDAH COMEBACK KE SCHOOL, NIH! MANTAP LAH!"
Pandangan Aesthetic kini penuh melihat Mickey dan Geraldi berjalan memasuki kelas. Matanya terus mengikuti kedua laki-laki tersebut, sampai duduk di kursi. Rasanya Aesthetic baru mendapatkan sebuah ide. Jika Aesthetic merupakan karakter kartun di televisi, maka bisa dipastikan di atas kepalanya sudah muncul bohlam lampu yang menyala.
"Eh, mau kemana?" Tanya Ameera melihat Aesthetic sudah beranjak dari kursi.
"Ke sana." Aesthetic menunjuk ke arah Mickey yang sudah menelungkupkan wajahnya di meja.
"The, lo mau adu mulut lagi? Jangan deh, ya." Bujuk Ameera. Mending cari aman, pikir Ameera mungkin seperti itu.
"Enggak kok. Sudah, tunggu saja ya."
"Kita ketinggalan berita apaan sih? Kok mereka berdua kayak beda gitu, dalam hal kedekatan." Ameera, Rahma, dan Rahmi saling berpandangan penuh tanya.
"Mickey!" Seru Aesthetic ceria. Ia sangat yakin idenya pasti berhasil.
Mickey membuka matanya yang masih terasa berat. Ia baru bisa tidur nyenyak sekitar jam setengah tiga pagi. Itu juga, karena mengurus berkas-berkas perusahaan milik Papahnya. Bisa dibilang, tugas terakhir sebelum dirinya kembali masuk sekolah pada hari ini.
Saat Mickey sudah menormalkan cahaya yang masuk di matanya, ia baru jelas melihat wajah Aesthetic yang dipenuhi senyuman dengan lesung pipinya yang dalam. "Kenapa, hm?" Suara serak Mickey menyapa gendang telinga Aesthetic.
Aesthetic celingak-celinguk sebentar, kemudian mendekatkan wajahnya ke Mickey. Lebih tepatnya, mendekati telinga Mickey dan berbisik, "Mickey, bolos pelajaran olahraga, yuk!"
"Bolos?"
Aesthetic mengangguk semangat, dan sekarang langsung mengubah wajahnya memelas. "Boleh." Ucap Mickey dengan satu sudut bibirnya ditarik.
Jangan ditanya bagaimana ekspresi Aesthetic saat ini. Mata berbinar, senyum yang tak luntur, lesung pipi yang menemani senyumnya, dan dihiasi jingkrak-jingkrak kecil.
"Woi, mau dibawa kemana itu anak gue?!" Teriak Ameera, saat melihat Mickey menggandeng tangan Aesthetic dan membawanya keluar dari ruang kelas.
Mata Aesthetic melihat tangannya yang masih digandeng oleh Mickey.
"Asyik, Thetic jadi bolos pelajaran olahraga!" Ucap Aesthetic yang kegirangan.Langkah Mickey dan Aesthetic berhenti di suatu ruangan. "Mickey ngapain kita ke gudang olahraga?" Aesthetic menatap ke arah Mickey. Bukannya menjawab, Mickey justru membuka gudang tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
MiStic (Mickey and Aesthetic)
Teen FictionGadis mungil yang polos, lugu, bermata bulat indah, dan beraroma bayi membuat orang-orang di sekitarnya tenang. Gadis tersebut bernama Aesthetic. Iya, Aesthetic, nama yang langka bukan? Sama seperti karakternya yang langka dan unik. Polos, tapi tid...