4

112 30 26
                                        

Pada Senin siang ini, terdengar suara berisik dari kelas 11 IPS-A. Kelas yang biasanya tenang dan tertib, mendadak menjadi berisik karena para murid menyuarakan penolakan mereka secara serempak terhadap ide menyebalkan dari wali kelas baru mereka.

Yep, Pak Reza.
Guru yang hobi memberikan ide konyol dengan alasan "untuk kebaikkan muridnya".

"Tidak ada yang boleh membantah!" Seru Pak Reza dengan suara lantang di depan kelas 11 IPS-A. "Kalian sudah paham sistem pembagian kelas di SMA BF, 'kan?" Tanya Pak Reza sambil menatap murid-muridnya.

"Paham, Pak! Tap —" belum selesai Yeni menyuarakan penolakannya, Pak Reza keburu memotongnya. Yeni yang merupakan siswi ambis dan sangat cerewet, langsung memasang tampang bete karena perkataannya dipotong.

"Nah, Bagus! Jadi karena sistem pembagian kelas di SMA BF sudah sangat keren, yaitu siswa-siswi yang sangat mudah memahami materi digabung dengan siswa-siswi yang masih perlu mengeluarkan effort lebih dalam memahami materi maka saya akan memaksimalkan sistem pembagian kelas tersebut untuk sistem pembagian kelompok belajar," cerocos Pak Reza yang langsung dihadiahi tampang cemberut dan cibiran dari para muridnya.

Para muridnya yang beberapa hari sebelumnya tampak sangat menyukai dan menghormatinya, serta selalu patuh dan memasang senyum di wajah mereka, kini berubah menjadi murid pembangkang yang bertampang cemberut.

Tidak terkecuali dengan Wila. Ia ngeri banget sekolompok dengan siswa-siswi ambis yang cerewet dan sok pintar. Wila enggak bisa membayangkan hal tersebut. Ia selalu ingin sekelompok bersama Salgita dan beberapa siswa-siswi 11 IPS-A lainnya, yang menurutnya masih rada "normal".

Pak Reza hanya terkekeh usil saat melihat tampang-tampang cemberut di depannya, serta mendengar gerutuan-gerutuan yang terdengar seperti dengungan lebah. "Kalian percaya deh sama saya. Saya tuh melakukan hal ini untuk kebaikkan kalian sendiri. Saya ingin ilmu-ilmu yang dimiliki kalian, para siswa-siswi berkemampuan tinggi dalam memahami materi, di-transfer ke siswa-siswi yang masih perlu mengeluarkan effort lebih banyak untuk memahami materi," jelasnya. "Jadi, jangan salah paham dengan maksud saya, ya! Saya hanya ingin, kalian sebagai siswa-siswi saya, menjadi orang-orang yang bermanfaat sejak dini. Saya yakin kalian akan merasakan betapa bermaknanya sharing ilmu," nasihat Pak Reza sambil tersenyum sok bijak.

Sial! Kok omongan guru ambis ini mirip omongan bokap gue akhir-akhir ini, ya? Jangan-jangan, guru ambis ini memanipulasi ortu gue dengan permainan kata-katanya tadi?

Gila, bahaya nih guru! Tuduh Yeol dalam hati sambil memandang Pak Reza dengan tampang cemberutnya.

"Pak!" Seru Lay, salah satu siswa terpintar di kelas 11 IPS-A. "Maksud Pak Reza dengan 'siswa-siswi yang masih perlu mengeluarkan effort lebih banyak untuk memahami materi' itu apa, ya? Apakah Pak Reza diam-diam mengelompokkan kami sebagai 'siswa-siswi cerdas' dan 'siswa-siswi bodoh'?"

Anjay, Lay! Gue tau doi tuh emang pinter, tapi kadang kalo soal beginian dia suka telmi! Tapi, kenapa dia sekarang jadi sekritis dan seberani itu, ya?

Tapi bodo amat. Enggak peduli! Intinya, gue dukung lo, Lay! Gue daritadi keganggu banget sama istilah "siswa-siswi yang masih perlu mengeluarkan effort lebih banyak untuk memahami materi". Gue tau banget gue bagian dari golongan itu makanya gue ngerasa jadi siswi yang bego banget dan jadi beban buat siswa-siswi pinter! Gerutu Wila dalam hati.

Pak Reza tersenyum lebar. "Pertanyaan yang bagus!" Puji Pak Reza kepada Lay. "Tentu saja saya sama sekali tidak mengelompokkan kalian dengan cara cemen seperti itu. Saya mengelompokkan kalian berdasarkan setiap kemampuan yang kalian miliki. Saya yakin ada beberapa siswa-siswi yang memang memiliki kemampuan tinggi dalam hal akademik, namun kurang dalam bidang lainnya. Ada juga siswa-siswi yang memiliki kemampuan tinggi di bidang non-akademik, namun kurang di bidang akademik," jelas Pak Reza sambil senyum. "Kita semua memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan saya mungkin dalam hal mengajar, sedangkan dalam menghibur orang, saya sangat kurang mampu," lanjut Pak sambil terkekeh.

Geeky & Silly [WENYEOL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang