1 (part 2)

107 15 0
                                        

Hi, ini lanjutan chapter 1, ya. Karena terlalu panjang, jadi gue pindahin ke sini.

.....

Saat Wila kembali ke kelasnya, ia melihat guru yang tampak asing sedang berdiri di depan kelasnya. Awalnya, semua murid di kelasnya sedang memerhatikan guru tersebut, yang tampaknya sedang menjelaskan sesuatu. Tetapi, tepat setelah Wila membuka pintu kelas, semua mata murid di kelasnya mengarah kepadanya, begitu pun guru asing tersebut.

"Halo! Kamu Wila, ya?" Sapa guru laki-laki itu dengan nada ramah. "Silakan duduk ke kursimu ya, Wila," lanjut guru laki-laki tersebut sambil tersenyum.

Menurut Wila, walaupun nada suara guru tersebut terdengar ramah, senyum guru tersebut sama sekali tidak ramah. Senyum guru tersebut tampak seperti ... apa ya? Sinis kah? Atau apa?

Wila yang masih terlalu fokus dengan guru asing itu, mematung di depan kelas. Matanya tidak lepas mengamati guru asing tersebut.

Lalu ...

Ya ampun!

Kalau Wila perhatikan lebih detail, walaupun nada suara guru tersebut ramah dan wajahnya cukup tampan, senyum dan ekspresi wajah guru tersebut sama sekali tidak menyenangkan! Senyum dan ekspresi wajah guru tersebut tampak ganjil. Bukan ramah. Bukan sinis. Tetapi sesuatu yang lain. Wila benar-benar tidak nyaman dengan guru laki-laki ini.

Oh iya! Tadi, Bu Lila bilang kalau kelasnya akan mendapatkan wali kelas baru, 'kan? Wali kelas laki-laki bernama Reza?

Holy moly!

Jangan sampai laki-laki asing di hadapannya saat ini adalah wali kelas Wila yang baru! Karena Wila merasa sama sekali tidak nyaman dengan guru itu, padahal ia baru bertemu.

Wila merasa guru ini lebih sadis daripada Bu Lila ataupun guru-guru lainnya. Guru ini menampilkan aura yang berbeda.

"Hello, Wila? Are you still there?" Tanya guru laki-laki tersebut dan langsung mendapatkan sambutan tawa dari teman-teman kelasnya Wila. Padahal, teman-teman kelas Wila itu flat banget, 'kan? Kenapa sekarang mendadak jadi mudah tertawa dengan guru asing ini?

Wila hanya melongo beloon dan masih mematung di ambang pintu kelasnya.

"Hei, saya tahu saya tampan, tidak seperti guru-guru lelaki lainnya. Bahkan, saya lebih tampan daripada ketua kelasmu, 'kan?" Goda guru itu sambil smirk ke Wila.

Belum sempat Wila merespons, guru tersebut sudah berjalan menghampirinya.

Oh My God! Mau ngapain guru seram ini?!

"Silakan masuk, Miss Wila," ucap guru tersebut sambil membungkuk dan bergaya seolah-olah ia adalah pelayan rumah.

"E-eh, iya, Pak, maaf," sahut Wila tergagap karena saat ini ia merasa sangat tidak nyaman dengan guru tersebut. Wila pun berjalan ke kursinya, yang berada di paling belakang sisi kiri kelas. Setelah ia duduk di kursinya, guri lelaki tersebut kembali berbicara.

"Nah, oke! Karena tamu istimewa kita - alias Miss Wila - sudah hadir maka saya akan memulai memperkenalkan diri saya," guru laki-laki itu tersenyum dengan mata yang menjelajah seluruh isi kelas.

"Psst," bisik Wila sambil menyenggol Salgita yang duduk di sebelahnya. "Dia siapa sih?" Tanya Wila pelan.

"Mana gue tahu? Pas masuk kelas, dia cuma nanya semua murid ada di dalam kelas atau ada yang di luar. Pas tahu lo ada di luar kelas, dia bilang dia bakalan ngenalin dirinya nanti pas isi kelas lengkap. Intinya, daritadi dia cuma bercanda aja sama teman-teman kelas kita. Menurut gue, dia jauh lebih asyik dari Bu Lila yang cupu tapi jutek itu," cerocos Salgita dengan suara yang pelan sambil tetap menghadap ke depan kelas agar tidak terciduk sedang mengobrol.

Geeky & Silly [WENYEOL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang