Sejak pagi ini, para murid SMA BF telah disibukkan dengan rangakaian kegiatan yang telah dirancang oleh pihak OSIS dan pembina OSIS mereka yang baru, yaitu Pak Reza. Kegiatan hari ini terkait dengan character building, mulai dari materi di pagi hari, lalu dilanjut dengan aneka kegiatan outbound dan games. Sebelum melakukan kegaiatan outbound, tentu saja para mahasiswa dikelompokan.
Wila sekelompok dengan Airin, Wingse, Silmie, Annabelliy, Yanti dan Yanto — anak kembar dari kelas 10 — dan juga Yeol. Wila sangat yakin, kalau Pak Reza ikut turun tangan dalam pembagian kelompok ini. Buktinya, sekarang dia sekelompok dengan mentornya alias Si Tiang Ambis.
Sejak kelompok telah dibagikan, semua murid pun mulai berkumpul dengan para anggota kelompoknya masing-masing di lapangan lokasi outbound mereka. Wila dan Airin sama-sama belum kenal dengan kelima anak kelas 10 anggota mereka. Jadinya, Wila pun berteriak-teriak menyebutkan nama kelompoknya agar kelima murid kelas 10 tersebut menghampiri mereka.
"WOI! YANG NGERASA KELOMPOK DUA BELAS AYOK KE SINI!" Teriak Wila sambil melambai-lambaikan tangannya. Namun karena lapangan itu sangat penuh oleh para murid dan juga terdengar suara teriakan di mana-mana, suara dan tubuh Wila — yang memang lumayan mini — pun akhirnya teredam oleh kerumunan tersebut.
"Mana bisa mereka tau letak lo? Ini kan rame banget!" Seru Si Tiang Heartless, yang ternyata sudah bergabung dengan Wila dan Airin.
Wila dan Airin pun menoleh ke oknum bertampang datar itu. "Nah, ya udah, lo aja yang teriakin mereka. Lo kan tinggi, Yeol!" Seru Wila sambil nyengir lebar.
Yeol berdecak. "Enggak mau. Ogah banget! Itu tuh tugas buat rakjel macem lo," sahut Yeol sambil menunduk melihat ke arah Wila yang memang mini banget itu. Tingginya Airin pun sebelas-dua belas dengan Wila
"Lah, lo kan tau badannya Wila dan gue enggak bakalan keliatan orang-orang. Karena lo yang tinggi, lo dong yang panggilin mereka," ujar Airin sambil tersenyum miring.
Yeol mendengus kesal. "Ini kan di sebelah kita ada plang 'flying fox'. Nah, lo pada manfaatin plang ini dong!" Seru Yeol sambil menepuk tiang plang flying fox yang memang cukup tinggi untuk dapat dilihat oleh orang-orang di tengah kerumunan ini.
Airin dan Wila pun langsung ber-"O" ria. Airin seketika merasa selevel dengan Wila karena enggak kepikiran dengan problem solving yang praktis itu. Kalau Wila sih dia langsung nyengir lebar sambil menatap takjub ke Yeol. Walaupun menurut Yeol idenya sangat b aja, Wila merasa idenya Si Squidward Ambis sangat cemerlang karena dia dan Airin sama sekali enggak kepikiran hal tersebut.
"Memang lo jenius banget ye, Brader! Seneng deh gue sekelompok sama lo terus!" Seru Wila sambil menepuk pundak Yeol dengan sok akrab.
Yeol pun menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah Si Patrick Bebal yang idiot seperti biasanya. "Lo mah seneng, gue yang kena beban! Lo lagi, lo lagi!" Gerutu Yeol sambil menyenderkan bahunya di tiang plang.
Wila pun memgabaikan gerutuannya Yeol. Ia langsung kembali meneriaki nama kelompoknya dan mengikuti sarannya Si Squidward Ambis.
Setelah seluruh kelompok berkumpul dengan semua anggotanya, pemandu outbound pun mulai mengarahkan mereka masuk ke area flying fox dengan ketinggian yang bikin mayoritas para murid menjadi super sinting saking tingginya. Tantangan pada aktivitas ini sebetulnya untuk individu agar mereka melatih keberanian, ketangkasan, dan ketegasan dalam memutuskan sesuatu. Namun, seluruh anggota pada setiap kelompok diwajibkan untuk berpartisipasi naik flying fox sehingga hal tersebut menjadi tantangan bagi kelompok untuk membujuk anggota-anggotanya yang cemen, seperti Wila.
Kelompok 12 sudah mendapat giliran untuk meluncur, namun Wila enggan untuk naik flying fox sinting itu. Bayangin aja! Tingginya sekitar 110 meter atau mungkin lebih! Tapi, bagian tergilanya adalah selama meluncur mereka akan melewati danau buatan!

KAMU SEDANG MEMBACA
Geeky & Silly [WENYEOL]
Fanfiction[Rom-Com] Siswi bodoh, pemalas, dan pengacau diharuskan oleh guru dan orang tuanya untuk belajar dengan siswa terpintar di kelasnya dan rangking ke-2 di sekolah. Tentu saja siswa tersebut sangat menolak gagasan wali kelasnya tersebut. Ia tidak sudi...