Setelah libur kenaikan kelas --- yang menurut Yeol terlalu lama dan tak berguna untuk para murid kelas 3 SMA --- akhirnya hari ini para murid pun mulai bersekolah kembali. Yeol hari ini bangun dua jam lebih awal, padahal dia baru tidur saat sudah dini hari. Maklum, hari ini adalah hari pertamanya Yeol menjadi siswa kelas 3 SMA sehingga dia ingin mempersiapkan banyak hal.
Setelah selesai bersiap-siap untuk ke sekolah, Yeol Si Squidward Narsis bercermin terlebih dahulu. Hmmm ... sempurna. Jenius, multitalenta, keren, atletis, dan ganteng. Enggak ada manusia lain yang bisa kayak gue. Memang gue terlalu sempurna sih buat Si Patrick Bebal.
Si Squidward Narsis memikirkan itu semua sambil ber-smirk di depan cermin full body-nya. Setelah sudah puas dengan penampilannya yang supadupa perfect, Yeol pun akhirnya melangkah keluar dari kamarnya.
Sebelum berangkat, dia mampir ke dapur terlebih dahulu, lalu memasukkan beragam makanan yang telah dia siapkan untuk bekalnya hari ini, mulai dari sandwich isi telur mata sapi dan daging iris sampai sandwich isi stroberi untuk sarapan. Lalu ada juga nasi, ayam panggang, serta brokoli dan wortel --- yang hanya dibumbui juga direbus supaya tak repot memakai kuahnya --- untuk makan siang.
Oh ya, tentu saja itu semua dia siapkan untuk bekal dua porsi. Satu porsi untuk dirinya sendiri dan satunya lagi untuk Wila. Selain itu, Yeol juga sudah memisahkan untuk mama dan kakaknya. Kini, Yeol merasa dirinya betul-betul sebagai manusia yang sangat ideal dalam segala hal.
Saat sudah di luar rumah dan siap dengan vespa baby blue-nya, Yeol melihat ke atas langit yang masih agak gelap. Wajar saja, sekarang masih pukul setengah enam. Masih terlalu pagi untuk berangkat ke sekolah, yang jam masuknya saja pukul setengah delapan.
Tetapi, memang Yeol sengaja siap dua jam lebih awal. Hal itu karena dirinya kini memiliki tugas baru, yaitu membangkitkan Si Patrick Bebal dari peti matinya Fir'aun.
Tak sampai sepuluh menit, Yeol dengan vespa baby blue-nya sudah menangkring di depan pagar rumahnya Wila. Baru saja dia mau menekan bel rumah itu, tapi ternyata Mamanya Wila sudah lebih dulu membuka pintu rumah.
Mamanya Wila pun membukakan pagar rumahnya, lalu mempersilakan Yeol masuk. "Yeol? Kenapa ke sini pagi-pagi? Ada barang kamu yang ketinggalan?" Tanya Mamanya Wila yang sudah rapi dengan setelan kerjanya.
Yeol menggeleng singkat. "Enggak kok, Tante. Mana mungkin orang kayak saya ceroboh dan melupakan barang milik saya?" Yeol balik tanya.
Mamanya Wila pun terkekeh mendengarkan Yeol. Waduh, bocah narsis. Kayaknya agak-agak deh otak bocah ini. Kasihan banget keluarganya. Apalagi keluarga istrinya nanti. Oh atau mungkin, kalau bocah ambis kayak dia enggak berpikir buat menikah, ya?
"Kalau saya seceroboh itu, bagaimana saya bisa jadi pasangan yang bertanggung jawab untuk Wila? Buktinya, selama ini saya selalu mengajarkan Wila hingga nilainya naik ---" belum sempat Yeol mengoceh lebih panjang, Mamanya Wila keburu menukasnya.
"Hah?! Bertanggung jawab? Pasangannya Wila?!" Mamanya Wila balik bertanya dengan mata yang membulat kaget.
Yeol mengangguk singkat. "Iya, pasangannya Wila. Saya dan Wila sedang dalam proses untuk memiliki hubungan yang serius," sahut Yeol dengan santainya dan wajah tanpa dosa kelas dewa. "Tenang saja. Saya tak akan menghambat, menghalangi, apalagi menghancurkan masa depannya Wila. Saya akan mengizinkan Wila untuk lanjut kuliah sampai strata tiga, berkarir, dan lain sebagainya," jelasnya yakin sambil menatap Mamanya Wila.
"Lalu untuk soal urusan anak, saya akan memberikan Wila otoritas sembilan puluh persen untuk ambil keputusan terkait ingin atau tidak dan kapan waktunya. Intinya, saya enggak akan menuntut banyak ke Wila, selama dia mau bertanggung jawab atas keputusan-keputusannya. Saya akan memastikan masa depannya Willa enggak suram," tambah Yeol panjang kali lebar.
![](https://img.wattpad.com/cover/226293512-288-k910964.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Geeky & Silly [WENYEOL]
Fanfiction[Rom-Com] Siswi bodoh, pemalas, dan pengacau diharuskan oleh guru dan orang tuanya untuk belajar dengan siswa terpintar di kelasnya dan rangking ke-2 di sekolah. Tentu saja siswa tersebut sangat menolak gagasan wali kelasnya tersebut. Ia tidak sudi...