Wila dan keempat sobatnya, yaitu Airin, Salgita, Jolla, dan Yira, sedang menikmati makan siang mereka di meja kantin favorit mereka, yaitu meja paling pojok dan dekat jendela yang menghadap ke taman.
"Heh! Lo masih utang cerita, ya!" Seru Jolla — yang hobi banget kepoin urusan orang — sambil melotot ke Wila.
Wila yang tadinya sedang asik menyantap makan siang favoritnya, yaitu mie ayam Pak Supri, langsung kehilangan selera makannya dan menunjukkan tampang bete.
"Utang apaan sih?" Tanya Salgita yang suka rada-rada telmi, tetapi sebetulnya lumayan pinter kalau untuk urusan akademik.
"Itu loh, kemarin kan si Wila sama si Tiang Ambis dipanggil ke ruang wali kelas baru mereka, Pak Reza. Nah, katanya dia ada kabar buruk," jelas Airin sambil mengaduk-aduk jus jeruknya.
Yira langsung mengalihkan pandangannya ke Wila. "Kabar buruk buat siapa, Wil?"
"Buat gue!" Seru Wila sambil mendengus kesal.
"Oh, kalo kabar buruknya buat lo doang, enggak ada hubungannya sama gue, gue enggak peduli," sahut Yira sambil nyengir menyebalkan.
Wila langsung melotot ke Yira. "Hei! Jadi manusia tuh jaga etikanya dong!"
Salgita menatap Wila dengan tatapan enggak percaya. Bisa-bisanya, manusia yang paling enggak punya etika ini, ngoceh kaya gitu? "Wah, bisa-bisanya lo ngoceh kayak gitu?! Padahal, kemarin lo telat masuk ke kelas Pak Meokmul, sambil teriak-teriakkan segala, dan bahkan salah kostum juga. Ckckck," Salgita bersikap sarkas sambil berdecak sok kagum dan bertepuk tangan.
Wila terkekeh malu. "Itu sih beda lagi, Sob! Maksud gue, si Yira ini harus punya etika dalam berteman dong! Masa dia blak-blakan bilang enggak peduli kalau kabar buruknya cuma buat gue? Kan sadis banget!" Seru Wila sambil menunjukkan tampang sok sakit hatinya yang lebay.
Airin langsung mengerlingkan matanya dengan malas karena obrolan mereka keluar dari topik. "Woi, cut the crap, dong!"
"Tau, nih! Cepetan cerita, Wil! Nanti keburu bel masuk!" Cecar Jolla yang daritadi enggak sabar buat kepo.
Wila mendengus kesal sebelum memulai cerita yang dikepokan keempat sobatnya. Soalnya kalau dia cerita, otomatis dia kembali teringat masalahnya yang menyebalkan. Nevertheless, willy nilly, Wila pun mulai bercerita dari awal dia dipanggil Bu Lila hingga sampai ke bagian Pak Reza mengharuskan dia belajar dengan Si Tiang Ambis A.K.A Yeol. Saat mendengar hal itu, keempat sobatnya itu langsung kompakan kaget dengan mulut yang ternganga, seperti mengundang lalat masuk.
Wajar saja kan mereka kaget saat mendengar gagasan aneh dari guru baru di sekolah mereka?
"Hah?! Kok wali kelas baru lo idenya ada-ada aja sih?!" Jolla menyeletuk pertama.
"Wil, Pak Reza jelasin alasan dia ngide kayak gitu gak?" Tanya Airin yang juga masih tampak shock.
"Katanya sih, dia yakin gue itu sebetulnya punya bakat terpendam dan berpotensi sukses. Makanya, menurut dia, gue perlu dididik dengan tepat tepat sejak dini. Anjay!" Seru Wila sambil nyengir saat mengingat Pak Reza mengatakan hal yang belum pernah Wila dengar sama sekali.
"Gila! Kayaknya otak Pak Reza itu korslet, ya?!" Celetuk Yira yang langsung dihadiahi pelototan tajam oleh Wila.
"Ah, menurut gue, guru itu kayaknya malah lumayan oke deh. Dia sampai punya gagasan kayak gitu, bahkan berpikir kalau Wila punya bakat terpendam dan bisa sukses. Dia beda dari guru-guru lain, yang cuma bisa ngomel tanpa solusi," cerocos Airin mengungkapkan pemikirannya.
Keempat sobatnya Wila pun mengangguk-angguk setuju, tetapi tampang mereka masih tampak bingung memikirkan kenapa Pak Reza bisa seoptimis itu terhadap Wila. Padahal, guru-guru yang lain selalu mengatakan kalau Wila itu enggak tertolong dan enggak punya harapan masa depan. Wila pun sudah kebal mendengarkan omelan-omelan guru yang selalu merendahkannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Geeky & Silly [WENYEOL]
Fanfiction[Rom-Com] Siswi bodoh, pemalas, dan pengacau diharuskan oleh guru dan orang tuanya untuk belajar dengan siswa terpintar di kelasnya dan rangking ke-2 di sekolah. Tentu saja siswa tersebut sangat menolak gagasan wali kelasnya tersebut. Ia tidak sudi...