25

99 27 30
                                        

Sejak sore tadi hingga malam ini, Si Patrick Bebal masih asyik menangkring di kursi belajar kamarnya Si Squidward Ambis. Tentu saja kamarnya Yeol di rumah kos milik Bu Ziza. 

Awalnya Si Patrick Bebal mampir ke kosannya Si Squidward Ambis karena ingin memberitahu bahwa Si Squidward Ambis sudah memiliki beberapa murid yang mau les private dengannya. Hari ini, mereka juga sudah selesai membahas segala hal terkait les private tersebut. Mulai dari identitas para murid tersebut hingga menyusun jadwal untuk para murid tersebut. Tetapi karena Si Patrick Bebal ingat bahwa topik artikel yang harus ditulisnya kali ini cukup sulit, akhirnya Si Patrick Bebal pun memutuskan untuk mengerjakannya di kamarnya Si Squidward Ambis.

Tentu saja untuk memanfaatkan keenceran otaknya Si Squidward Ambis. Bahkan bisa dibilang lebih dari separuh tulisan artikelnya kali ini dijelaskan oleh Si Squidward Ambis dulu sebelum Si Patrick Bebal dapat menuliskannya dalam bahasanya sendiri. Makanya Si Patrick Bebal betah sampai malam di kandangnya Si Squidward Ambis walaupun sejak tadi sudah dipeleototi dan diprotes berkali-kali.

"Lo kapan pulangnya deh?" Lagi-lagi Si Squidward Ambis bertanya dengan tampang betenya. "Seharusnya tuh lo dateng dari pagi, biar enggak sampe malem di sini," lanjutnya menggerutu sambil berjalan menghampiri Si Patrick Bebal yang tampak sibuk mengetik di laptopnya.

"Pagi sampe siang kan gue kudu di kantor, baru sempet jenguk lo nya ya setelah selesai urusan di kantor," dalih Si Patrick Bebal tanpa menoleh ke Si Squidward Ambis.

Si Squidward Ambis mendengus kesal. "Udah dari pagi di kantor kenapa sekarang masih kerja juga? Di kamar gue pula!" Protes Si Squidward Ambis.

Si Patrick Bebal pun terkekeh dengan watadosnya. "Yeah, barangkali lo butuh temen ngobrol kan, ehehe."

"Eh iya, Yeol. Kalo  ada dua kutub magnet yang beda, itu bakalan gimana deh?" Tanya Si Patrick Bebal.

Si Squidward Ambis pun mengerlingkan matanya. "Tch. Itu sih lo yang butuh bantuan gue makanya mejeng di sini, enggak pulang-pulang!" Omel Si Squidward Ambis dengan tampang kesalnya.

Wila pun terkekeh karena niat terselubungnya terdeteksi. "Jelasin, please. Bantuin gue lah kayak biasa. Lo kan mentor gue," sahut Si Patrick Bebal tanpa ada malu-malunya lagi.

Wajar saja dia sudah tidak ada malu-malunya lagi ke Si Squdiward Ambis. Kayaknya Si Patrick Bebal sudah memamerkan semua keburukannya ke Si Squdiward Ambis. Atau bahkan tanpa perlu dipamerkan lagi, Si Squidward Ambis sudah dapat mendeteksi semua keidiotan dan keburukannya Si Patrick Bebal.

Menjadi mentor Si Patrick Bebal selama hampir satu semester tentu saja membuat Si Squidward  Ambis sudah hapal dan paham betul dengan pola pikirnya Si Patrick Bebal. Pun juga Si Patrick Bebal. Menjadi mentee-nya Si Squidward Ambis tentu membuatnya sudah semakin paham dengan otak si cowok jenius itu walaupun terkadang tetap ada hal-hal yang tidak bisa Wila prediksi. Tetapi seringnya, Si Patrick Bebal dan Si Squidward Ambis sudah semakin bisa menebak satu sama lain.

Mereka bukannya cenayang. Mereka cuma sudah terlalu sering belajar bersama. Bahkan sebetulnya mereka tidak hanya belajar bersama saja kalau sekarang.

Ingat kalau Si Squidward Ambis itu dengan ajaibnya memiliki secret admirer, 'kan? Secret admirer-nya yang bertingkah seperti creepy stalker, menurutnya dan Wila dkk. Mereka sampai saat ini masih berusaha mencari tahu siapa sebetulnya Si Creepy Stalker itu.

Lalu sekarang, Si Squidward Ambis sudah menerima Si Patrick Bebal itu sebagai temannya. Mereka berdua sudah sedikit saling berbagi rahasia satu sama lain tentang masalah keluarga mereka. Bahkan dalam kasusnya Si Squdiward Ambis, hanya Si Patrick Bebal lah yang mengetahui tentang masalah papanya yang terkutuk itu.

Geeky & Silly [WENYEOL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang