Bagian 20

1.1K 113 0
                                    

gaesss...  Ada yang kangen gak sama keluarga ini? Gak ada?! gpp gak ada juga ... Happy Reading 💕

-
-
-

      SMA PELITA Sedang di hebohkan dengan seorang siswi yang dihamili oleh siswa yang masih murid di sekolah ini. Di tengah lapangan begitu ramai, eemua murid sedang menyaksikan perdebatan yang sengit. Ibu dari pihak si cowok tidak mau bertanggung jawab karena tidak percaya bahwa anaknya akan melakukan hal itu.

"Jujur sama Mama! Apa bener kamu ngehamilin dia?!" tanya Ibu si cowok dengan penuh amarah. Si cowok langsung menggeleng agar ia tidak di salahkan.

"lihat! Dia bahkan nggak ngerasa pernah melakukan hal itu dengan kamu!"

     Mendengar itu si cewek hanya bisa menangis dan ibu si cewek juga hanya  bisa diam, sebenarnya ia bisa saja melawan tapi ia tidak mempunyai kekuatan untuk melakukannya, ia hanya orang susah jika sampai ia melawan masalahnya akan semakin rumit.

"Kamu perlu uang berapa hah?! Saya kasih asalkan kamu tinggalin anak saya dan berhenti meminta pertanggung jawaban darinya!"

"Ta- hiks tapi ini beneran anak dia tante," lirih si cewek yang berharap si cowok mau mengakuinya.

"Saya tidak percaya kalau anak saya melakukan hal itu! Apakah ini yang di ajarkan Ibu kamu? Menggoda anak orang kaya lalu menuduhnya agar bisa di nikahi dan menikmati kekayaannya, iya kan? Itu yang kalian mau? Bagaimana bisa anak orang susah bisa sekolah di sekolahan yang super elit ini? Atau jangan-jangan kamu jadi simpanan om-om? Menintanya agar menyekolahkan mu di sini?" Ibu si cowok menatap remeh.

     Tidak ada seorang Ibu yang menerima jika anaknya di hina dan di permalukan, mau seburuk apapun anak itu ia akan tetap melindunginya.

"CUKUP! Saya minta maaf tapi anda sudah sangat keterlaluan. Pertama-tama dengarkan saya. Mungkin kami hanya orang susah, tapi saya tidak pernah mengajarkan putri saya untuk melakukan hal itu dan anak saya bisa sekolah di sini karena beasiswa. Putri saya tidak seburuk yang anda katakan, kejadian ini hanya sebuah kecelakaan. jika anda tidak ingin bertanggung jawab  tidak apa, masih ada saya yang akan mengurus nya," ujar Ibu si cewek yang tengah menahan amarahnya.

"Ayo sayang kita pulang." Ibunya menuntun anak gadisnya. Sebenarnya ia juga sangat kecewa dengan kelakuan anak gadisnya, tapi ia juga harus memberikan kekuatan kepada anaknya agar tidak melakukan hal yang tidak di ingin kan karena hanya anaknya yang ia punya saat ini.

     Sebelum pergi si cewek menatap si cowok dengan penuh rasa kecewa, cowok macam apa dia, tidak bertanggung jawab!

     Kebanyakan murid lebih iba ke pihak si cewek ah tidak lebih tepatnya ke Ibu si cewek, mereka tau ini tidak mudah untuknya.

"Parah banget sih ibu cowoknya. padahal kalau mau ngomong kayak gitu gak usah di lapangan segala, kan kasihan ibu si ceweknya. Lo lebih kasian ibu si cowok apa si ceweknya?" tanya Giselle tanpa melihat Karina di sebelahnya.

"I-ibunya hiks. Parah banget, hiks semoga cepet di ajab tuh ibunya si cowok hiks."

"Karina kok Lo malah nangis?" tanya Giselle. Karina anaknya emng baperan apa apa langsung nyampe ke hati.

"Gimana gak nangis, itu hiks ibunya tegar banget sel hiks."

"Udah-udah gosah nangis malu ah." Giselle menepuk-nepuk pundak Karina.

"Gak bisa Sel. Huaaa.... Air matanya pengen keluar terus."

    Giselle merasa malu karena banyak murid yang menatap mereka berdua dengan segera Giselle membawa Karina pergi dari tempat itu.































ARDANA Family (Surene) [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang