Bagian 6

1.7K 183 5
                                    

Semoga makin suka sama ceritanya. Maaf kalau banyak typo yang bertebaran dan kalimat yang kurang nyambung. Happy reading ❤

-
-
-
 

  Suasana kelas 12 Ipa 2 begitu sepi sunyi karena mereka sedang di selimuti rasa khawatir. Kebetulan hari ini hapalan mapel biologi dan mereka semua belum siap.

"Sekarang hapalan ya? Mau menurut absen apa ibu pilih?" tanya bu Sri selaku guru Biologi.

Tidak ada yang menjawab, mereka menutup mulutnya rapat.

"Kok pada diem sih? Yaudah ibu pilih aja."

    Suasana semakin menegang. Keringat dingin mulai bercucuran, mereka benar-benar gelisah. Mungkin ada beberapa murid yang biasa saja.

Mereka berharap saat bu Sri menyebutkan salah satu nama dari mereka tiba-tiba bel pergantian pelajaran berbunyi.

"Kita mulai dari--"

Kriiinggg...

    Mereka bernapas lega karena apa yang mereka harapkan terkabul saat itu juga.

"Yah waktunya abis. Berarti hapalannya minggu depan, kalian harus sudah siap. Oh iya tadi bu Metha pesen ke ibu katanya beliau tidak bisa masuk kelas karena ada keperluan dan beliau juga gak ngasih tugas buat kalian kerjain" ujar bu sri.

"Emang ibu nggak mau pake jam-nya bu Metha buat hapalan?" tanya Rowon.

     Bisa kalian bayangkan bagaimana reaksi kelas 12 ipa 2 saat ini? Mereka seperti ingin menenggelam kan Rowon saat itu juga.

"Enggak. Ibu ada kelas di kelas sebelas. Minggu depan aja ya?" ujar bu Sri lembut.

    Semua murid tersenyum senang. Hari ini keberuntungan sedang menimpa mereka. Hapalan tidak jadi hari ini dan ibu Metha selaku guru kimia yang terkenal galak pun tidak masuk, bahkan tidak meninggalkan tugas. Kalian pasti juga senang jika berada di posisi mereka saat ini. Karena hal itu sangat di idamkan para pelajar.

"Sampai disini dulu pertemuan kita, sampai jumpa minggu depan. Kalian boleh ngelakuin apapun di dalam kelas, asal jangan keluar kelas. Sejeong tolong di awasi mereka," ujar bu Sri dan meminta Sejeong selaku wakil ketua kelas untuk memantau teman-temannya.

"Baik bu," jawab Seojong.

"Kenapa ibu gak nyuruh si Jun? Kan dia ketua kelasnya?" tanya Yerin.

"Percuman. Dia gak pernah bener, kalau di kasih amanah tuh malahan dia ikut-ikutan juga."

"Maklum bu. Ketua kelas hasil giveaway ya begitux" sahut Jaehwan dan saat itu juga Jun menatap Jaehwan sinis.

    Semua murid tertawa termasuk bu Sri. Memang benar apa yang di katakan bu Sri, walaupun Jun ketua kelas tapi yang melakukan kewajiban sebagai ketua kelas itu Sejeong karena jun tidak pernah benar jika di beri amanah oleh guru.

    Bu Sri adalah tipe guru yang sering becanda, tapi jika mode serius dia akan terlihat sangat menyeramkan. Makanya pas hapalan tadi semua murid pada tegang .

"Kalau begitu ibu pamit." Bu Sri melangkah keluar kelas .

   Kelas yang tadi sepi sunyi menjadi sangat rusuh saat bu sri keluar mereka bersorak germbira.

"Fa bi-ayyi aalaaa-i robbikumaa tukazzibaan. Maka nikmat tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"

"Matap Jun," seru Mingyu kepada Xiaojun.

"WOYY UANG KAS WOY. HET DAH CAPEK GUE ELAH BERASA KEK RENTENIR TAU GAK?! BAYAR CEPET WOY!" teriak Joy sang bendahara.

Mendadak kelas menjadi sepi seolah olah mereka tidak mendengar teriakan Joy hingga membuat Joy murka karena tidak di anggap.

ARDANA Family (Surene) [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang