Bagian 2

3.2K 251 10
                                    

Semoga makin suka sama ceritanya. Maaf kalau banyak typo yang bertebaran dan kalimat yang kurang nyambung. Happy reading ❤

-
-
-

Pagi hari keluarga Ardana sudah berkumpul di meja makan untuk sarapan, tapi kurang si bungsu. Maklum si bungsu rada males.

"Si anak pungut belum bangun?" tanya Karina.

"Heh! Anak pungut, Anak pungut." Dan orang yang di maksud pun datang dengan wajah tengilnya. Chenle duduk di samping Kun dan berhadapan dengan Karina.

"Ya emang lo anak pungut. Buktinya muka lo gak ada mirip-miripnya sama Mommy atau pun Daddy," ujar Karina dengan wajah ngeselin dan membuat Chenle ingin memakan kakak perempuannya itu.

"Tapi sifat songongnya sama persis kek Bapaknya," sahut Kun.

"Gue juga Bapak Lo ye!" Kesal Suho.

"Maaf suka lupa," ujar Kun dengan wajah ngeselin.

"Sekarang lupa tinggalan pengen sesuatu inget kalau gue bapak lo," sindir Suho.

     Irene dari tadi lagi sibuk di dapur masih mempersiapkan sarapannya jadi ia tidak nimbrung.

"Hehe iya maapin ya daddy ku yang paling tamvan uwu," ujar Kun.

"Bang Kun tuh perpaduan antara Mommy sama Daddy tau," ujar Karina.

"Emang. Karena gue anak pertama.   Jadi supaya mommy sama Daddy gak berebut gue anak siapa. Makanya gue mirip mereka berdua, biar adil.  Muka emang mirip sama Daddy tapi sifat gue lebih ke mommy," ujar Kun sedikit sombong.

"Iye sifat nya sama kek Mommy, sama-sama tukang ngegas. Apalagi Karina, udah mah mukanya mirip di tambah sifatnya dah kek Mommy banget," ujar Suho.

"Maksud kamu?! Aku suka ngegas gituh?!" tanya irene kesal ia tiba-tiba datang membuat Suho panik.

"Enggak kok sayang bukan begitu. Kamu mah gak pernah ngegas, kamu mah kalem bener," ujar Suho membujuk Irene agar tidak marah

"Hilih dasar suami takut istri," ujar Kun dan mendapat tatapan tajam dari sang daddy.

"Tapi katanya dulu Mommy dingin banget. Emang iya?" tanya Karina.

"Kata siapa?" Irene bertanya balik.

"Banyak yang bilang. Emang gitu dad?" tanya Karina kepada Suho.

"Bener. Tapi setelah nikah sama daddy mommy kamu langsung meleleh," ujar Suho.

Kun menatap Suho malas. Irene hanya menggelengkan kepalanya.

"Chenle kenapa sayang kok diem aja?" tanya Irene pada Chenle karena dari tadi Chenle hanya diam saja.

"Chenle beneran anak Daddy sama Mommy kan?" tanya Chenle sendu. Tapi kedua kakaknya malah tertawa terbahak-bahak emang gak ada akhlak.

"Ya iya lah sayang. Kok kamu nanya nya gitu sih?" Irene menangkup kedua pipi Chenle.

"Soalnya bang Kun mukanya mirip Daddy, terus kak Karina mirip Mommy. Sedang kan chenle?" Chenle menunduk.

"Chenle dengerin Mommy."

"Sayang. Orang tua sama anak nggak selamanya harus terlihat mirip dari wajah, bisa dari hal lain. Mungkin wajah nya beda, tapi bisa aja sikap atau kelakuan nya yang sama. Contohnya Chenle, Walaupun wajah Chenle gak sama kek Mommy ataupun Daddy, tapi kelakuan Chenle tuh persis banget kayak Daddy. Jadi Chenle gak usah sedih lagi ya?" Irene meyakinkan Chenle bahwa ia benar-benar putranya.

"Tuh kan Le apa kata gue juga. Mungkin muka lo beda, tapi songong dan ngeselin lo tuh mirip banget sama daddy," ujar Kun.

"Nih bocah satu lama-lama gue lelang juga lo. bacot bener!" kesal Suho dan yang di marahi malah menyengir.

ARDANA Family (Surene) [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang