Bagian 47

802 111 9
                                    


    Semoga semakin suka sama cerita aku ini, maaf kalau misalkan banyak typo dan kalimat yang kurang nyambung. Happy reading ❤

-
-
-

       Sudah hampir 3 jam resya di perusahaan milik keluarga Ardana, ia sedang menunggu suho keluar namun sepertinya suho sangat sibuk.

"berkas yang tadi mana?" tanya suho pada sekretarisnya.

"ini pak"

     Suho baru saja keluar dari ruangannya, mereka terlihat begitu terburu buru. Suho melewati resya begitu saja.

"tuan suho" panggil resya, suho berbalik menatap resya.

"siapa?"

"resya, putri tuan reno wijaya" ujar resya.

"kamu pergi ke ruang meeting duluan, bilangin ke mereka saya telat 5 menit" ujar suho pada sekretarisnya.

"baik pak"

     Suho menghampiri resya. "apa yang membuat anda kemari? Anda ingin balas dendam kepada saya? Atau ingin memohon agar saya membebaskan ayah anda?" tanya suho sedikit menantang.

"tidak keduanya tuan. Saya kesini hanya ingin memberi tahu sebuah kebenaran"

"kebenaran? Kebenaran tentang apa?"

"pertama tama saya ingin meminta maaf kepada anda atas apa yang telah keluarga saya lakukan terhadap keluarga anda... Saya ingin memberitahukan bahwa lusi tidak pernah tau rencana jahat yang telah kami buat"

"lalu?"

"lusi sangat tulus mencintai putra anda"

"saya tidak peduli, sebesar apapun cinta dia terhadap putra saya. Saya tidak akan pernah merestui mereka, saya tidak akan membiarkan putra saya bersanding dengan putri seorang penjahat"

"tapi mereka saling mencintai, apa anda tega? Hanya karena keegoisan anda sampai menyakiti perasaan putra anda sendiri?"

"saya? Menyakiti perasaan putra saya? Wajar dong saya egois, saya hanya ingin putra saya bahagia. Memangnya anda akan diam saja ketika ada yang menyakiti keluarga anda? Anda tidak terima kan melihat lusi di sakiti? Makanya anda kemari menegur saya? Sama hal nya saya yang tidak terima putra saya di sakiti oleh keluarga anda"

"tuan suho saya mohon___"

"jika anda kemari hanya untuk membahas hal itu, mending anda pergi dari sini" usir suho.

"tapi tuan__"

"jika emang mereka berjodoh, anggap aja ini sebagai rintangan mereka untuk bersatu" ujar suho yang langsung pergi meninggalkan resya.

     Resya terduduk lemas, ia sengaja melakukan ini karena benar benar kasihan melihat lusi. Awalnya resya tidak peduli tapi setiap melihat lusi ia selalu merasa bersalah,memang sih sekarang lusi tidak pernah menunjukkan kesedihannya lagi, tapi jika sedang sendiri lusi sering menangis. Resya pernah memergoki nya yang sedang nangis di kamar mandi.

"maaf ci kakak cuman bisa doain yang terbaik aja buat kamu" ujar resya.

***

ARDANA Family (Surene) [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang