infernum

12.3K 1.7K 415
                                    

Yang lupa sama alur BMD S1 sama S2, nggak usah khawatir gengs. Ini S3 bisa dibaca terpisah. Artinya, Bher bakal mengulas satu persatu tokohnya. Alur atau konfliknya juga nggak berhubungan. Yang tanya itu siapa ini siapa, nggak usah bingung. Nanti Bher jelasin mereka siapa dan nggak perlu inget2 BMD S1 sama S2 lagi, okay?🤗

Up selanjutnya setelah komen 1k. Tapi bukan spam next.

Tengkyu.

__________________________________________
______________________

_bagian 3, infernum_

Beberapa jam sebelumnya...

Pekatnya awan membaur diantara langit gulita. Menciptakan gemuruh petir yang beradu dengan terjangan ombak badai di laut samudera. Di bawah naungan suram tersebut, sebuah eurocopter militer mendarat mulus di atas landasan pacu milik penjara bawah tanah Devinter.

Dua batalyon yang terdiri dari seribu sipir dan pasukan tentara elite telah berdiri tegap membentuk barisan panjang, menyambut kedatangan Sang Pimpinan. Seorang pria dengan busana gelap berkerah tinggi menuruni eurocopter. Diantara bahu kokohnya tersampir mantel bulu hitam yang dikaitkan dengan lencana Devinter.

Langkah tegas pria itu mengiringi sambaran kilat yang seolah mendukung kehadirannya. Netra elangnya yang bagai arang menembus sapuan angin yang berani menggoyahkan rambut hitamnya dari alis. Para sipir dan tentara satu per satu memberi hormat militer begitu langkah pria itu lewat di hadapan mereka.

Dialah Sang Direktur, Kaizel Arjen Devinter. Diktator keji yang tidak pernah berekspresi. Sekaligus ayah dari tiga anak lelaki dan seorang putri.

Edvin, Wakil Panglima Devinter, yang memegang komando seluruh pasukan telah bersiap di depan pintu masuk gedung Infernum, penjara mematikan milik Devinter yang diperuntukan bagi para pengkhianat. "Hormat pada Tuan Direktur!"

"Mana b*jingan itu?" tagih Kaizel tanpa basa-basi.

"Saya sudah mengurung Tahanan 901 ke Sentral. Tapi kami belum menemukan bukti akurat yang menyatakan bahwa Tahanan 901 telah membuat Nona Kecil celaka," lapor Edvin. "Apa yang akan Anda lakukan, Tuan? Bagaimana cara Anda menyelidiki Tahanan 901 bersalah atau tidak?"

Kaizel mengarahkan lirikannya ke belakang sekilas. "Dia tahu."

Tepatnya ke arah Sang Pilot muda yang baru turun dari eurocopter. Sosok pria berambut sebahu yang telah memasuki fase dewasanya. Si pembuat onar Devinter.

"Jenderal Delein," gumam Edvin. Tentu saja, tidak ada 'anjing pelacak' yang lebih hebat dibanding putra ketiga Tuan Direktur.

Delein Miletrio Devinter menyugar rambutnya ke belakang. Sambil berjalan angkuh, pria muda dengan bekas luka permanen yang membelah alisnya itu menunjukkan taringnya lewat seringaian seperti biasa.

"Jangan bunuh orang itu, Ayah. Dia mangsaku," pintanya pada Kaizel. Mau bersalah atau tidak, Tahanan 901 tetaplah bedebah yang pernah mengganggu adiknya.

"Diam. Aku yang memutuskan itu."

"Tch!"

Edvin pun memandu Sang Pemimpin beserta putranya menuju tempat dimana Tahanan 901 dikurung. Sel Sentral. Bunker istimewa pusatnya Infernum. Tempat dimana manusia tidak mungkin bisa melarikan diri hidup-hidup dari sana. 

Alasan mengapa Kaizel memilih membawa putra ketiganya adalah karena Delein memiliki indera penciuman yang sangat tajam. Kemampuan hidungnya yang setara hiu dapat mendeteksi bau setetes darah dari jarak yang amat jauh. Dengan kemampuan tersebut, dapat terlacak apakah Tahanan 901 memiliki aroma yang sama dengan orang yang terakhir kali bersama putri bungsunya atau tidak.

Young Lady's Bodyguards (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang