_bagian 12, predacious_
Tangan dan kaki Rene sudah terkunci. Dengan secuil tenaga Rene mendorong dada pria itu, tapi tidak berhasil. Tatapan obsesifnya hanya tertuju pada Rene seorang. Netra yang tadinya berwarna biru menjelma menjadi merah. Merah yang amat pekat hingga membuatnya tampak seperti lautan darah.
"Kamu ... lepaskan aku!"
Bukannya melepas, kuncian Reyson malah makin kuat. Dia menyeringai sekilas, sebelum mendekat ke leher jenjang sang gadis dan berbisik dengan suara yang amat rendah. "Bagaimana kalau aku menyerangmu?"
"JANGAN! AKU BILANG LEPAS, WOI!" Gertakan Rene tak berbuah apapun.
Rasa takut, bingung, marah, semua itu menyatu dalam diri Rene, menekan seluruh keberanian hingga menyebabkan fisiknya melemah. Tubuh gadis itu gemetaran, tak mampu melawan kekangan sang dominan. Jiwa Reyson seolah ditelan oleh sosok tergelap dirinya. Sosok yang dikuasai hasrat dan obsesi.
Rey bergerak maju, mulai menghisapi leher porselen Rene yang terbuka. Lumatan dan hembusan panasnya bersahutan dengan cara yang amat sensual. Sampai kesadaran Rene terbius oleh perasaan aneh yang menjalar di sekujur tubuhnya. Rene menutup matanya rapat-rapat. Takluk oleh cumbuan lembut dan memabukkan dari sang dominan.
Hingga ketika di titik Reyson memberinya tanda, Rene terkesiap sadar. Gadis itu mengumpulkan sisa nafas tersengalnya dan melengkingkan satu jeritan kencang. "AAAAAAAA!!"
Pertolongan pun datang. Tahanan 901 melesat dari luar jendela, melayangkan sebuah tendangan tangkas. Kurang dari sedetik sebelum menghantam kaca, mata merah pria bertopeng itu menangkap ekspresi licik Reyson tertuju padanya.
"Kena kau," gumam Reyson.
Sial, ini jebakan!
Tahanan 901 terlanjur menginjak ranjau. Tendangannya terlalu kuat hingga menembus kaca jendela dan menerjang Reyson.
BRUAK!
Tubuh Reyson terlempar jauh. Begitu terbebas, Rene langsung tersentak bangun, kaget dengan sosok asing yang kini berdiri di samping ranjangnya.
Pandangan mereka pun bertemu.
Bibir Rene terkatup rapat, tak mampu mengucapkan sepatah kata pun pada sang penolong. Entah mengapa, gadis itu terhanyut oleh penampilan Tahanan 901 yang tampak memikat di matanya.
Dia seorang pria dewasa berpakaian serba hitam dengan topeng setengah wajah. Topengnya bermotif gigi tengkorak dengan kedua ujung taring serupa senjata khas milik Remus dan Romulus. Sepasang rembulan merah di bawah tulang alisnya yang tajam menyala berkat pantulan cahaya. Aura misterus yang terpancar dari pria itu mengingatkan Rene pada sosok malaikat kematian. Tampan, namun mematikan.
Suara yang ditimbulkan Reyson membuat Tahanan 901 segera melompat pergi dari sana. Bersamaan dengan itu, pintu kamar terbanting keras.
"ENY!"
Demian Linerio Devinter menghambur panik ke tempat Rene mematung diam. Perhatian gadis itu masih tertuju pada jendela yang dilewati Tahanan 901 sebelumnya.
"Apa Eny terluka? Ada yang sakit?" Mian menelusuri tiap jari-jari Rene, memastikan tidak ada satu pun goresan di sana. "Eny tidak hilang ingatan lagi, 'kan?"
Begitu baterai staminanya terisi penuh, Reyson bangkit kembali. Dia mendapati bercak-bercak darah di tempat Tahanan 901 berdiri sebelumnya. Yang bocor kepalaku, tapi kenapa dia ikut berdarah juga?
Delein bilang keberadaan Tahanan 901 sulit dilacak karena jejak aromanya persis seperti Reyson. Delein juga pernah berkata di sekitar Rene selalu ada aroma cendana meskipun Reyson tidak berada di sisinya. Itu berarti selama ini Tahanan 901 terus mengikuti Rene dan bersembunyi di titik buta para Devinter. Dimana pengawasan ayah dan kakak-kakak Rene tidak dapat menjangkaunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Young Lady's Bodyguards (TAMAT)
Fantasy"Min pas kóntra sti moíra, ketika takdir melenceng dari yang seharusnya." Aku hanya seorang gadis yatim piatu. Namun suatu hari ketika aku terbangun, hidupku sudah dikelilingi oleh ayah protektif dan tiga kakak lelaki yang super gila! WARNING (16+) ...