_bagian 6, desperate alliance_
Suasana gelap melingkupi ruang kerja milik sang kepala keluarga. Tirai hitam dan penerangan minim ditiap sudutnya amat mendukung suramnya area tersebut. Kaizel Arjen beserta sang calon penerus Devinter saling berhadapan mengelilingi meja tengah dengan muka intens. Mereka sedang merundingkan sesuatu yang amat penting. Hal gawat yang harus segera ditangani sebelum menimbulkan peperangan.
"Perlihatkan padaku."
Demian menyibak gulungan kertas besar ke tengah meja. "Ditinjau dari interogasi saya pada pelayan, Delein sudah sepuluh langkah lebih maju dari kita. Dia mengajak Eny berkuda, memeluknya, jalan berdua, bergandengan tangan, makan bersama, dan bahkan mencium kening Eny saat Eny tidur. Itu setara dengan kejahatan yang dilakukan oleh Tahanan 901, Ayah," lapornya, menunjuk dengan sebatang tongkat dibeberapa poin yang sudah Delein menangkan dari mereka.
Rahang Kaizel mengeras murka. "Beraninya dia mengambil kesempatan dalam kesempitan."
"Benar. Saya pikir Delein punya sisi licik yang tidak kita ketahui. Dia menyembunyikannya dengan baik dan main curang di belakang." Demian tahu Kaizel cenderung mudah diperdaya saat pikirannya sedang kacau. Sedangkan pemegang posisi terkuat Devinter saat ini adalah Kaizel. Sebab itu Demian ingin memanfaatkan ayahnya. Agar bisa cepat menyingkirkan Delein, aku harus menghasut Ayah.
"Apa strategimu?"
Demian melimpahkan segala buku, kitab, kamus, jurnal penelitian, komik, novel, dan ensiklopedia di atas lembaran kertasnya. "Saya sudah merangkum beberapa rencana berdasarkan referensi ini. Seharusnya Ayah tidak menjadikan Delein sebagai pengawal Eny."
Alasan mengapa Kaizel memilih Delein adalah karena anak itu punya tugas yang lebih sedikit dibanding yang lain. Kaizel masih bergelut dengan pencarian Tahanan 901, sedangkan Rey dan Mian akan sibuk lagi dengan misi baru. Kalau bukan Delein yang menjaga Rene, "Lalu siapa?"
"Saya."
"Dan siapa yang harus ku pilih untuk menggantikanmu berpasangan dengan Reyson dimisi selanjutnya?"
Hanya orang gila yang mau berdekatan dengan maut, Ayah. Maut yang Demian maksud adalah Reyson. Tapi pada akhirnya, Mian tetap tersenyum. "Delein."
Ekspresi datar Kaizel sama sekali tidak berubah. "Terakhir kali ku pasangkan mereka berdua dalam satu misi yang sama, kota bagian timur hampir hancur."
Kaizel tidak bicara omong kosong. Sekitar dua tahun yang lalu dia pernah menyandingkan Del dan Reyson pada satu misi yang sama. Alhasil, mereka yang seharusnya cuma membunuh tiga target malah menyelesaikannya dengan menghancurkan seisi kota. Setelah kejadian tersebut, Kaizel tidak pernah lagi menyatukan anak pertama dan ketiganya pada misi yang sama.
"Kali ini tidak, Ayah. Karena misi yang Anda berikan adalah pencarian, bukan pembunuhan. Delein punya hidung yang tajam. Kemampuannya sama bergunanya dengan milik saya."
Demian mampu merasakan hasrat seseorang. Dia pandai mengenali hawa orang lain dalam jarak tertentu. Dengan kemampuan tersebut Demian dapat mendeteksi keberadaan orang yang dicarinya semudah Delein saat mengendus mangsa. Itu sebabnya Mian mengatakan jika Del dapat menggantikan tempatnya untuk mencari Vladelis Dexter.
Rundingan mereka terhenti begitu seseorang tiba-tiba membuka pintu tanpa permisi. Muka serius Kaizel dan Demian yang menoleh secara bersamaan pun membuat si tamu tak diundang mematung heran. "Apa?" tanya Kaizel tak senang.
Senyum tengil si tamu tak diundang muncul. "Eiiy~, apa yang kalian berdua lakukan di tempat gelap begini?"
Inilah mengapa kedongkolan Kaizel terhadap putra pertamanya mendarah daging. "Aku tidak mengundangmu kemari. Keluar."

KAMU SEDANG MEMBACA
Young Lady's Bodyguards (TAMAT)
Fantasy"Min pas kóntra sti moíra, ketika takdir melenceng dari yang seharusnya." Aku hanya seorang gadis yatim piatu. Namun suatu hari ketika aku terbangun, hidupku sudah dikelilingi oleh ayah protektif dan tiga kakak lelaki yang super gila! WARNING (16+) ...